Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Kevin sudah bersiul heboh saja saat mendengar perkataan dari Rahul jika jam pertama yang mengajar kelas mereka itu adalah Ustadzah Nadzira . Bahkan dirinya sudah masuk ke dalam kelas nya , dan meminta teman-teman nya semua nya untuk masuk lebih awal dan tidak berisik . Aneh nya para teman-teman santri yang lain patuh dengan perintah Kevin .
"Jangan pada berisik elo pada ! Kalau sampai berisik , gue jitakin kepala elo pada !!" Ancam Kevin , sambil menatap tajam para santri yang kicep dengan tatapan tajam pemuda itu .
Ya walaupun santri baru , tapi yang mereka tau Kevin itu tengil dan suka berbuat nekad , mereka saja tidak berani dengan ancaman pemuda itu .
Rahul geleng-geleng kepala di depan pintu melihat tingkah Kevin yang mengancam teman-teman santri nya , sempat di buat tercengang juga sih , kenapa semua teman-teman nya malah dengan gampang menurut pada Kevin .
"Heiii Sharukh Khan !! Elo juga langsung masuk ya ! Jangan banyak tingkah walaupun elo sahabat gue . Tetap elo kalau salah gue jitakin juga pala Lo . " Pekik Kevin pada Rahul yang berdiri di ambang pintu kelas .
Rahul berdecak mendengar nya . "Nama saya Rahul !!! Bukan Sharukh Khan .. perlu berapa kali lagi saya ucapkan sama kamu , Kevin !!"
Kevin mengedikkan bahu nya acuh . "Sama aja . Sama-sama nama India kan . Jadi enggak salah dong kalau gue sebut elo dengan panggilan Sharukh Khan .." cetus Kevin santai .
Rahul mendengus mendengar nya . Merasa kesal juga kenapa Abi nya malah memberikan nama nya Rahul . Kenapa ? Kenapa ??
"Itu nama spesial dari almarhumah Ummi saya . Jadi kamu tidak boleh mencerca nya . " Sahut Rahul .
Kevin menyengir mendengar nya . Lalu berjalan melangkah kan kaki nya mendekati Rahul . Santai tangan nya merangkul pundak teman nya itu . "Sorry, gue enggak bermaksud menghina nama spesial itu . " Ucap Kevin .
Rahul mengangguk kan kepala nya . "Enggak apa-apa , saya juga enggak marah kok . "
Kevin tersenyum mendengar nya . "Kalau begitu, gue panggil elo Sharukh Khan aja ya ? Kan elo nya enggak marah . "
Rahul mendengus mendengar nya . "Sialan kamu Kevin, jangan seperti itu . Bukan berarti saya --"
"Ekhm Rahul !! Nada bicara kamu "
Kedua nya terlonjak kaget saat mendengar suara seseorang di belakang mereka . Sontak mereka membalikkan tubuh nya , dan saat itu kedua nya melihat Ustadzah Nadzira sudah berdiri berjarak dari mereka .
Rahul langsung saja menundukkan kepala nya . "Maaf Ustadzah saya tidak bermaksud seperti itu. " Ucap Rahul .
Nadzira menghela nafas nya kasar. Lalu menyuruh Rahul untuk duduk di tempat nya . Sedangkan Kevin masih berdiri di sana dengan senyuman mengembang di bibir cowok tampan itu .
"Kamu bisa kembali ke tempat duduk kamu Kevin Pradipta. Saya akan memulai pelajaran hari ini . " Ucap Nadzira yang jengah dengan sikap Kevin .
Kevin tersenyum, dengan kepala nya yang mengangguk, lalu berjalan ke arah meja milik nya . Dan setelah nya Kevin sampai tak kedip menatap wajah cantik Ustadzah nya itu .
Nadzira berdekhem , mencoba mengabaikan pemuda tengil itu yang entah mengapa malah membuat dirinya merasa tidak nyaman saja dengan tatapan nya. Tapi Nadzira mencoba untuk tetap tenang, dirinya hanya perlu menyampaikan materi pelajaran hari ini, memberikan tugas pada santri nya , dan setelah nya bisa langsung pergi .
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum Ustadzah ." Sahut para santri , mereka sama sekali tidak menatap wajah Ustadzah nya , mereka hanya mampu menundukkan kepala nya sesuai dengan peraturan yang ada di pondok pasantren ini. Mereka akan menoleh ke depan setelah di perintahkan oleh Ustadzah nya .
"Kalay begitu, mari kita mulai dan jangan lupa membaca doa terlebih dahulu ..."
Mereka berdoa ...
Beberapa jam kemudian , Nadzira sudah mengucapkan salam dan keluar dari kelas itu, Nadzira bisa bernafas dengan lega saat dirinya tidak terpancing emosi dengan tingkah pemuda tengil itu . Tampak nya Nadzira harus memiliki ekstra kesabaran yang besar .
Setelah kepergian Ustadzah Nadzira, kini mereka akan melanjutkan pelajaran kedua yaitu dengan ustadz Malik .
Semua santri diam dan tidak ada yang berani membuka suara nya . Aura ustadz Malik sungguh membuat semua santri tidak berani walaupun hanya sekedar membuka suara sekadar bertanya sesuatu .
"Semua tutup buku nya. Saya akan mengadakan ulangan lisan hari ini "
Semua santri terperangah mendengar perkataan dari ustadz Malik, mereka tidak menyangka jika tiba-tiba ustadz Malik mengadakan ulangan lisan seperti ini. Padahal biasanya mereka akan di beritahu kan terlebih dahulu sebelum nya .
Tapi ini ...
"Jangan protes ! Tidak ada yang boleh protes . Saya akan panggil satu persatu dari kalian . " Tegas ustadz Malik .
Mereka hanya bisa menundukkan kepala nya .
Dan kini tatapan ustadz Malik tanpa sadar mengarah pada santri baru nya yang sedang melamun sambil tersenyum .
Ustadz Malik mendengus melihat nya . Sudah dirinya tebak , jika santri nya itu tidak mendengar kan nya berbicara .
Langsung saja ustadz Malik berdiri dari duduk nya dan langsung melangkah kan kaki nya menuju meja Kevin dan Rahul berada .
Kevin yang lagi melamun tanpa sadar dirinya tidak menyadari kalau yang sudah ada di depan nya itu .
Rahul sudah keringat dingin, dirinya sungguh takut jika Kevin akan mendapatkan hukuman dari Abang nya itu .
Rahul menyenggol lengan Kevin . "Vin .." bisik Rahul .
Kevin tersentak, lalu buru-buru menoleh garang ke arah Rahul , merasa jika Rahul sudah mengganggu kesenangan dirinya yang sedang melamun tentang Ustadzah cantik nya itu .
Kevin tidak terima , bayang-bayang Ustadzah cantik itu malah sirna gara-gara Rahul .
"Elo apa-apaan sih ?! Enggak usah gangguin gue bisa . " Cetus Kevin kesal .
Rahul menghembuskan nafas nya kasar . "A--ada ustadz Malik "
Kevin belum loading. . "maksud elo apa ?" Tanya Kevin galak.
"Di depan kamu ada ustadz Malik . "
Kevin langsung saja menoleh ke depan nya , dan mata Kevin membelalak melihat ustadz Malik ada di hadapannya sambil bersidekap dada .
"Tidak mendengar kan apa yang saya katakan ! Hebat sekali kamu . Sudah merasa pintar di sini ?" Cetus ustadz Malik menatap Kevin galak .
Kevin mendengus mendengar nya , mana takut dirinya dengan ustadz Malik itu . Dirinya bahkan kalau bisa menonjok wajah songong pria itu. "Saya enggak merasa sok pintar . Saya merasa biasa-biasa aja tuh . " Sahut Kevin dengan santai ,
Santri yang lain sudah membekap mulut nya syok mendengar jawaban santai dan terkesan menantang dari Kevin itu . Tidak pernah menyangka sebelum nya kalau Kevin bisa menyahuti ustadz nya seperti itu .
Rahul sudah merutuki Kevin . "Vin, kamu jangan seperti itu . Dia --"
Kevin langsung menyela kalimat Rahul . "Stop Hul , enggak usah elo bela ustadz kayak dia . Enggak pantas juga di bela . " Decih Kevin .
Rahul ingin berkata lagi , tapi ustadz Malik sudah berkata lagi .
"Keluar kamu dan lari keliling lapangan sepuluh kali "