Arnav yang selalu curiga dengan Gita, membuat pernikahan itu hancur. Hingga akhirnya perceraian itu terjadi.
Tapi setelah bercerai, Gita baru mengetahui jika dia hamil anak keduanya. Gita menyembunyikan kehamilan itu dan pergi jauh ke luar kota. Hingga 17 tahun lamanya mereka dipertemukan lagi melalui anak-anak mereka. Apakah akhirnya mereka akan bersatu lagi atau mereka justru semakin saling membenci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Shaka tersenyum sambil menulis lirik lagu di bukunya. Dia juga sudah menemukan kunci nada yang pas untuk lirik itu.
Setelah memikirkan Vita, lagu ini akhirnya selesai juga.
Shaka membaca lagi lirik lagu itu. Tapi dia terkejut saat tiba-tiba ada yang merampas bukunya.
"Apa nih?" Vita mengambil buku itu dan membacanya.
"Vita, balikin!" Shaka meletakkan gitarnya dan berlari mengejar Vita tapi Vita terus menjauhkan buku itu dari jangkauannya.
"Jika saja aku mampu mengungkapkan."
"Vita, jangan dibaca!"
"Semua rasa di hatiku. Aku cinta kamu. I love you at first sight."
Shaka akhirnya mendapatkan bukunya kembali. "Jangan baca buku orang seenaknya."
"Kak Shaka bisa romantis juga." Vita duduk di sebelah Shaka. Dia semakin menatap wajah Shaka dan menyentuh pelan luka di kening Shaka. "Ini kenapa?"
Shaka menggelengkan kepalanya. "Gak papa." Dia kembali mengambil gitarnya dan memetiknya lagi.
"Ini lagu ciptaan Kak Shaka sendiri?" tanya Vita.
Shaka menganggukkan kepalanya.
"Sambil nyanyi dong. Aku mau dengar."
"Rahasia. Ini buat di audisi nanti."
"Yah, Kak Shaka. Ayo nyanyi." Vita menggoyang lengan Shaka agar mau bernyanyi untuknya.
Shaka hanya diam dan tetap memetik senar gitarnya.
"Lagu ini terinspirasi dari siapa? Aku ya?"
Shaka hanya tersenyum kaku. Baru kali ini dia dibuat salah tingkah oleh seorang perempuan. "GR!"
"Ya udah kalau gak mau kasih tahu." Vita mengembalikan buku itu lalu dia berdiri tapi satu tangannya kini ditahan oleh Shaka.
"Katanya mau dengerin. Kamu duduk."
Vita akhirnya duduk sambil menatap Shaka dan bersiap merekamnya.
"Kenapa direkam? Kan gue udah bilang, lagu ini masih rahasia."
"Buat kenang-kenangan. Siapa tahu lagu Kak Shaka nanti booming dan aku orang pertama kali yang mendengarnya. Aku janji tidak akan membocorkan lagu ini pada siapapun."
"Janji? Termasuk Arvin."
"Iya, beres." Vita mengarahkan kamera belakang ponselnya pada Shaka. Dia tersenyum saat Shaka mulai memetik gitarnya dan bernyanyi.
Ganteng, suaranya bagus, pintar bermain gitar, dan pandai menciptakan lagu. Perfect.
Vita terus memandang Shaka dengan tatapan kekagumannya tapi sesaat kemudian dia tersadar. Aku gak boleh GR dulu. Siapa tahu lagu ini buat cewek lain. Mana mungkin dia terinspirasi sama aku. Memang aku secantik lirik dalam lagu ini?
Vita menggaruk rambutnya lalu menyudahi rekamannya saat Shaka berhenti bernyanyi.
"Love at first sight? Memang Kak Shaka pernah jatuh cinta pada pandangan pertama?"
Lagi-lagi ekspresi Shaka membuat tanda tanya besar di hati Vita.
"Menurut lo?"
Vita memukul lengan Shaka karena kesal. "Aku tanya serius. Jawab dong."
"Kalau lo mau tahu gue terinspirasi dari siapa lirik lagu ini, datang saat gue audisi. Gue jemput ya. Gue akan katakan secara langsung di depan juri." Kemudian Shaka membawa gitar dan bukunya pergi meninggalkan Vita.
"Gimana aku bisa tidur nyenyak kalau kayak gini? Aku penasaran banget. Gimana kalau bukan aku, apa aku siap mendengarnya? Tapi kalau memang aku, apa yang harus aku katakan?" Vita menopang kepalanya membayangkan itu semua.
"Vita!"
Vita terkejut mendengar panggilan itu. Dia melihat kakaknya yang kini sudah duduk de sebelahnya.
"Kenapa kamu melamun sendiri di sini? Hati-hati, di sini ada penunggunya."
Vita melihat sekitar taman sekolah itu yang sepi dan ada pohon di belakangnya. Lalu dia memukul lengan kakaknya. "Penunggu apa? Tadi aku sama Kak Shaka di sini. Dia sudah pergi."
"Ngomongin apa sama Shaka? Kamu pacaran sama dia?"
"Nggak. Eh, belum."
"Jadi kamu ada rencana pacaran sama dia?"
Vita mengangkat kedua bahunya. "Yang namanya takdir kan gak ada yang tahu. Kak Arvin kenapa ke sini?"
"Nanti sepulang sekolah kita langsung ke taman. Papa mau melamar Mama."
"Melamar?" Seketika Vita memeluk Arvin dengan senyum yang merekah. "Akhirnya Mama dan Papa akan bersatu lagi. Aku sangat bahagia."
"Aku juga."
...***...
"Panas sekali. Bu Ulfa sengaja suruh aku mengawasi syuting ini seharian, bahkan setiap hari. Mentang-mentang aku mau resign." Gita duduk di dekat sutradara sambil membawa script naskah dan mengawasi jalannya syuting.
"Bu Gita, saya sangat suka dengan endingnya. Semoga kisah Bu Gita juga berakhir seperti itu," kata Brama, selaku sutradara yang menangani film itu.
Gita tersenyum kecil. Sepertinya ending kali ini dia mendahului takdirnya. "Itu hanya fiktif. Drama yang diambil dari kisah nyata tidak seratus persen sama."
"Tidak apa-apa. Terkadang dunia nyata juga jauh lebih indah dari drama."
Ya, Gita juga berharap kisahnya akan berakhir dengan indah.
"Bu Gita, ada kiriman food truck dari Pak Arnav," kata Andre yang kini berdiri di dekat Gita. "Saya Andre, assistant Pak Arnav."
Seketika Gita berdiri dan melihat food truck yang dimaksud. Dia berjalan ke pinggir taman dan benar saja food truck yang berisi aneka buah untuk salad dan smoothie itu memang untuknya. Dia membaca tulisan di standee banner.
Selamat atas perilisan drama baru kamu. Semoga sukses!
Jika kamu berhasil menciptakan ending yang indah dalam drama kamu, kini saatnya kamu juga mengakhiri kisah cintamu dengan indah.
Gita tersenyum membaca pesan itu. Dia mendekat dan mengambil smoothie strawberry spesial untuknya
"For all crew. Tolong panggil mereka semua ke sini."
"Baik, Bu Gita." Andre segera memanggil seluruh kru film yang ada di taman itu. Bahkan beberapa pengunjung taman juga ikut bergabung.
Gita kini duduk sambil menikmati saladnya. "Ini salad kesukaanku. Gak kebayang habis berapa budget borong satu paket food truck."
"Bu Gita," panggil seluruh kru film padanya sambil melambaikan tangan. Mereka semua masih berkumpul di depan food truck.
"Ada apa?" Gita membuang tempat salad buah yang telah habis lalu berjalan menghampiri mereka.
Satu per satu mereka minggir dan memberi jalan pada Gita. Dia sangat terkejut saat melihat Arnav berada di tengah kerumunan itu.
"Pak Arnav." Gita tersenyum kaku. Kira-kira kejutan apa yang akan diberikan lagi untuknya. Dia mengedarkan pandangannya dan melihat banyak kamera yang merekamnya dan membuatnya semakin gerogi. "Terima kasih kiriman food truck nya. Kami semua sangat suka."
Arnav tersenyum menatap Gita. "Sama-sama." Dia semakin menatap Gita dan mendekat. "Jika kamu berhasil menciptakan ending yang indah dalam drama kamu, kini saatnya kamu juga mengakhiri kisah cintamu dengan indah."
Arnav mengambil kotak bludru berwarna merah dan membukanya. Dia kini berlutut di hadapan Gita. "Maukah kamu hidup bersamaku lagi? Kita mulai kisah kita yang baru tanpa mengulang kesalahan di masa lalu."
💕💕💕
Dahlah, othor iri. 😒
KRNA zeva bukan adik asli