NovelToon NovelToon
Between Our Heart

Between Our Heart

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Anfi

Ashana Keyra Zerrin dan Kafka Acacio Narendra adalah teman masa kecil, namun Ashana tiba-tiba tidak menepati janjinya untuk datang ke ulang tahun Kafka. Sejak saat itu Kafka memutuskan untuk melupakan Asha.

Kemana sebenarnya Asha? Bagaimana jika mereka bertemu kembali?

Asha, bukankah sudah kukatakan jangan kesini lagi. Kamu selalu bertindak sesuka hati tanpa memikirkan orang lain. Aku butuh privasi, tidak selamanya apa yang kamu mau harus dituruti.” Ucapakan Kafka membuat Asha bingung, pasalnya tujuannya kali ini ke Stanford benar-benar bukan sengaja menemui Kafka.

“Tapi kak, Asha ke sini bukan sengaja mau menemui kak Kafka. Asha ada urusan penting mau ke …” belum selesai Asha bicara namun Kafka sudah lebih dulu memotong.

“Asha, aku butuh waktu untuk menerima semua ini. Walaupun untuk saat ini sebenarnya tidak ada kamu dalam rencanaku, semua terjadi begitu cepat tanpa aku bisa berkata tidak.” Asha semakin tidak mengerti dengan yang diucapkan Kafka.

“Maksud kak Kafka apa? Sha tidak

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?

Mereka kembali fokus ke pembahasan tentang Atlantika. Key masih sambil mencermati ulang EMR milik pasien kecilnya itu. Baru setelah itu menjawab pertanyaan yang dilontarkan dokter Kafka tadi.

“Kita harus pastikan lebih dulu bakteri apa yang saat ini membuat kelainan jantung Atlantika menjadi lebih buruk dok. Setelah itu baru bisa kita pastikan harus segera dilakukan tindakan pembedahan atau masih hanya perlu dengan pemberian obat-obatan.”

Mendengar penjelasan Key entah kenapa Kafka merasa seperti ada kupu-kupu yang berputar-putar dalam perutnya. Key yang dulu baginya hanya selalu bermain dan mengekori juga mengganggunya setiap ada kesempatan kini telah banyak berubah.

“Sepertinya hasil dari kultur darahnya sudah keluar, mungkin dokter Key bisa melihatnya agar lebih cepat dilakukan tindakan,” kali ini Kafka fokus dan professional saat berdiskusi dengan Key.

“Tidak perlu menunggu lebih lama lagi kalau begitu, kita langsung saja melihat kondisi pasien.”

“Hei, serius mau langsung sekarang Key? apa tidak bisa besok saja, kamu belum istirahat Key,” Amoora mengutarakan pendapatnya yang diikuti anggukan Argan. Mereka berdua tahu benar bagaimana Key, kalau tidak dipaksa istirahat dia tidak akan berhenti sampai semua dia rasa sudah beres.

“Hmm ... semakin cepat semakin baik, aku bisa segera pulang untuk istirahat kan? Tidak perlu harus menunggu besok,” dokter Andrew bukannya mengiyakan protes Amoora tapi justru mengiyakan pemikiran Key.

“Ish .. dasar batu, guru sama murid benar-benar batu. Intrupsiku selalu kalah kalau sama kalian.” Amoora menghentakkan satu kakinya di lantai sembari mencubit lengan Argan.

“Yaaa, marah sih marah tapi gak langsung nyubit aku juga nyet. Kamu juga sama aja batu nya kayak mereka.” Argan menyenggol lengan Amoora sampai dia sedikit terhuyung ke samping. Mereka berdua saling memalingkan muka, membuat Key menggelengkan kepala melihat tantrum Amoora juga Argan.

“Sudah jangan pada tantrum lagi, ayo tunjukin dimana ruangan Atlantik. Aku capek dan lapar ini, mau segera pulang ketemu bunda. Sudah Sembilan tahun aku gak pulang lho Oora, gak kasihan sama aku?” Key merangkul lengan Amoora dan membawanya keluar dari ruangan meeting yang diikuti dokter Kafka juga Argan, sedangkan dokter Andrew kembali ke ruangannya untuk keperluan lain.

Key dan Amoora berjalan lebih dulu, sedangkan Kafka beserta Argan berjalan di belakang mereka yang sedikit tertinggal. Amoora tampak menjahili Key dengan menggelitik badannya dari samping, Key membalas Amoora dengan sedikit menyenggolnya kesamping. Mereka berjalan sambil tertawa dilorong rumah sakit yang sepi karena kegiatan senggol menyenggol mereka.

“Dokter Argan kenal dekat dengan dokter Key?” Pertanyaan Kafka membuat Argan mengernyitkan dahi.

“Cukup dekat, kalau bisa kujadikan kekasih pasti sudah kupacari atau kunikahi dok,” Argan terkekeh, namun sebenarnya dia ingin melihat respon dokter Kafka jika dia mengatakan hal itu. Mengingat sekarang Argan tahu bahwa ternyata Kafka yang di maksud Key adalah dokter Kafka yang selama kurang lebih satu bulan ini menjadi partnernya selama di ruang operasi. Kafka tampak mengepalkan kedua tangannya disamping saat mendengar perkataan Argan.

“Dokter Kafka tertarik dengan Key? jangan ya dok, tantruman anaknya, selain itu dia sudah ada suami. Tapi sayanganya selama sembilan tahun suaminya gak tahu tuh inget dia gak, soalnya pertama dan terakhir kali dia tahu sudah jadi istri malah di minta pergi menjauh dari suaminya.”

“Tapi kalau pria brengsek itu muncul aku pastikan kurebut Key darinya, Key terlalu berharga untuk di sia-siakan.” Argan sedikit berlari kedepan mengejar dua sahabatnya dan meninggalkan Kafka. Dia merentangkan kedua tangannya untuk memeluk pundak dua sahabatnya itu dari belakang.

“Napain sih nyet asik bener gak ngajak-ngajak,” Argan yang datang tiba-tiba merangkul mereka berdua dari belakang. Key dan Amoora terkejut spontan melepaskan rangkulan tangan Argan pada mereka dan mendaratkan tendangan kaki Amoora pada pantat membuat Argan sedikitmeringis.

“Dasar Argan gesrek, kaget tau nyet. Bisa kena serangan jantung kita lihat tingkahmu, sono jauh-jauh kebelakang. Barengan sana sama dokter Kafka.”Amoora sudah nampak ingin memukul Argan lagi dan kali ini Argan ancang-ancang untuk mundur kebelakang sejajar dengan jalan dokter Kafka lagi. Key yang melihat tingkah mereka berdua tersenyum simpul, betapa bersyukurnya dia ada Amoora dan Argan dalam hidupnya saat ini.

Key masih tersenyum melihat Argan yang tampak masih saling adu mulut dengan Amoora dari belakang dan saat melihat Kafka dia senyum yang tadi indah menjadi redup dan berbalik fokus jalan kedepan sembari menggandeng lengan Amoora .

Kafka menyadari perubahan itu, dia sadar berharap Asha akan bersikap hangat setelah terakhir kali mungkin kata-katanya melukai Asha pun tak berani. Tapi bagaimanapun dia adalah suami sah Asha, karena sudah bertemu kembali dia harus menyelesaikan semua yang terjadi antara mereka berdua.

Mereka sampai pada ruangan di mana Atlantik dirawat, dari yang awalnya masih senyum dan bercanda antara Key dan Amoora kini terlihat lebih serius dan fokus. Mereka masuk ruangan dan meminta EMR pada perawat yang ada di sana.

“Yoo, halo gadis kecilku yang manis. Bagaimana Atla hari ini?” Key mendekat pada gadis kecil berusia dua belas tahun yang sudah sekitar satu tahun terkahir menjadi pasiennya, diusapnya kepala Atla dengan lembut.

“Emm .. Kakak Key dan kak Amoora sudah disini, Atla akan baik-baik saja,” gadis itu tetap berusaha untuk mejawab pertanyaan Key meskipun terlihat sedikit kesusahan karena terhalang oleh masker oksigen yang dia pakai.

“Good job, Atla sayang sama momy?” Pertanyaan itu diikuti dengan anggukan kepala oleh Atla.

“Emm .. kalau begitu masuk ruang operasi mau ya? Nanti Atla bisa nemenin momy, katanya mau keliling dunia sama momy. Kalau Atla sakit nanti kapan jalan-jalan sama momy?” gadis kecil itu nampak memikirkan perkataan Key.

“Atla mau, tapi harus ada kakak Key,” Key tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan permintaan Atla.

Amoora yang sedang melihat catatan medis tersenyum mendengar itu, Key memang tak pernah gagal soal membujuk pasien anak-anak mereka. Dia kemudian menarik tangan Argan dan dibawanya mendekat pada ranjang Atlantika.

“Yoo, gadis kecil lihat meskipun dia tidak setampan Seokjin BTS tapi dia adalah dokter anestesi terbaik, jadi jangan khawatir.” Argan langsung menyenggol lengan Amoora.

“Seokjin ma kalah sama ketampanan dan kecerdasan Argan,” Argan yang memuji dirinya sendiri membuat semua yang ada di ruangan itu terkekeh, tak terkecuali Atla walaupun hanya dengan senyuman.

Key kemudian berdiri menuju Kafka, Kafka yang terkejut karena Key menggenggam tangannya untuk menariknya mendekat ke Atla. Jangan tanya bagaiman saat itu hati dan pikiran Kafka, ada rasa sedih, senang, penyesalan dan banyak hal yang tak bisa diungkapkan. Walaupun tidak demikian dengan Key, dia benar-benar bisa mengendalikan setiap emosi dan ekspresinya.

Asha yang selalu menunjukkan ekspresi dan apapun yang ada dihadapannya berbeda dengan Key yang saat ini di hadapan Kafka. Asha yang sekarang menjadi lebih dingin, lebih pendiam dan lebih bisa menahan banyak hal, lebih dewasa tentunya. Tantrumya, ngomelnya dengan segala tingkah ajaibnya sekarang hanya dia tunjukkan ketika bersama Amoora dan Argan.

“Atla lihat di sini bukan hanya dokter Argan tapi juga ada dokter terbaik yang akan mengusahakan jantung Atla tidak sakit seperti sekarang. Dokter Kafka tak kalah tampan juga dari dokter Argan.”

“Tampan gak tuh, heeh tapi masih lebih tampan aku sih,” Argan yang tidak mau kalah tentunya dengan cletukannya.

“Iya kamu tampan nyet, tapi kalau di lihat pake sedotan dari gurun sahara,” Amoora dan Argan memang lawan yang sepadan, mereka seperti tom and jery tapi jangan di tanya kalau soal kerjaan mereka benar-benar profesional.

Sekali lagi Kafka takjup dengan perempuan yang ada disampingnya itu, perempuan yang selalu berusaha dia usir dari hidupnya. Perempuan yang dulu dia bentak dengan keras saat terkahir kali mereka bertemu telah berubah menjadi seorang wanita dewasa yang mempesona dengan segala kepribadian dan tanggung jawab yang ada padanya. Jika bisa memutar waktu, Kafka ingin kembali ke masa Sembilan tahun lalu untuk menghentikan dirinya agar tidak mengatakan hal-hal buruk yang membuat Key benar-benar menghilang dari hidupnya. Namun masih adakah kesempatan untuk memperbaiki atau mungkin sudah terlambat baginya.

Mereka sudah keluar dari ruang rawat Atlantik, kebetulan mereka berempat berada dalam satu ruangan kerja. Jadi mereka langsung membahas tindakan selanjutnya dan jadwal operasi untuk Atlantik, mengingat kondisinya yang harus segera ditangani.

“Oora aku pulang dulu, sebentar lagi bisa-bisa aku tidur sambil jalan.”

“Pulang sana hus … hus, soalnya aku gak mau lihat vampir pagi-pagi besok,” bukan Amoora tapi Argan yang menyahut, membuat Key memanyunkan bibirnya.

“Aku antar ya Key, tunggu sebentar aku rapikan mejaku dulu,” Amoora mulai merapikan mejanya Bersiap pulang juga.

“Gak usah, kamu kan mau ke Mitra 10 sama Argan. Mau cari beberapa perabot buat apartemen kan? sana mumpung belum malam. Rion bilang dia mau jemput aku,” Key pamit pada mereka berdua dan berjalan menuju area depan pintu masuk RS karena dia minta Rion untuk menjemputnya di sana tidak perlu masuk parkiran.

“Dokter Key kemana dok?” Kafka tadi baru ketoilet jadi dia tidak tahu kalau Key sudah pamit pulang.

“Sudah pulang baru saja keluar dok, kami duluan dokter Kafka,” Amoora pamit pergi sambil menarik Argan.

Kafka langsung buru-buru mengambil jaketnya dan berlari mencari keberadaan Key, dia berlari meuju area depan pintu masuk RS harapan. Berharap Key masih belum pergi, dari awal hari ini bertemu dengannya Kafka belum sempat bicara secara pribadi dengan Key.

“Asha ... Asha … Ashana Keyra Zerrin,” Dengan napas yang tersengal-sengal karena habis lari, Kafka berusaha menjangkau tangan Key yang saat itu berjalan tanpa memperdulikan panggilan Kafka. Dia tetap berjalan dan tidak mau menoleh kebelakang, saat ini Key belum siap untuk berbicara dengan Kafka kecuali tentang pekerjaan.

 

 

 

 

1
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡
semangat ✌🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!