seorang gadis remaja yang lemah lembut, di pertemukan dengan seorang pria yang sangat kejam dan sangat kasar.
siapa sangka gadis ini bisa mengubah segalanya.
dan kenapa bisa...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla Mustari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 bocah
Dela hanya mengangguk sambil memakan makanannya. Dan tidak ada lagi pembicaraan antara Dela dan bibi. Tidak lama kemudian makanannya sudah habis tak tersisa.
"Bibi senang sekali bisa makan dengan nyonya. Dan kebanyakan orang tidak mau makan dengan pembantunya dan saya salut banget sama nyonya."
"sudahlah Bi, kita sama manusia saling menghargai tidak peduli apa pekerjaannya."
"terimakasih nyonya."
"oh iya Bibi panggil aku dengan namaku dan aku tidak suka Bi di panggil nyonya."
"tapi nyonya.. Saya Tidak enak ."
"Bibi tidak usah enakan kok. Dan aku malah senang kalau tidak di panggil dengan sebutan itu Bi."
"baiklah kalau begitu saya akan panggil dengan sebutan anak Dela saja, gimana.."
"malah Dela senang Bi. Kalau Bibi panggil anak ke saya."
"kalau begitu saya keluar dulu nak Dela, masih banyak pekerjaan mau kerjakan."
Dela hanya mengangkat jarinya berbentuk ok dan tersenyum kepada Bibi Mirna.
Setelah keluar Bibi Mirna, Dela bangkit dari duduk nya untuk membersihkan diri. "saatnya membersihkan diri dulu" Dela lupa mengunci pintu kamar mandi. Dan tanpa sepengetahuan Dela seseorang masuk ke kamar dengan diam-diam.
Orang tersebut bergumam dalam hati. " kemana perginya bocah itu, apakah dia. orang tersebut mendengar suara di dalam kamar mandi.
"rupanya dia di kamar mandi, kenapa lama sekali di dalam dia mandi atau apa di dalam. "
Setengah jam sudah berlalu Dela sudah selesai ritual mandinya. Dela belum mengetahui ada orang lain di dalam kamar ini selain dirinya. orang tersebut hanya memperhatikan Dela. Di dalam hatinya seseorang tersebut.
"apakah dia tidak melihatku atau dia hanya pura-pura saja tidak melihatku."
Dela hanya menggunakan handuk saja dan berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaiannya. "mana yang harus ku pakai, semuanya bagus." sambil memilih -milih pakaian yang harus di kenakan. "mana yah. Yang ini saja yang biru lagi." Dela langsung saja memakai pakaiannya, setelah ini Dela menuju ke meja rias. Dela melihat ke cermin, dan melihat ada pantulan seseorang di belakangnya. "apakah aku salah lihat ada orang di belakang ku."
Dela langsung saja melihat ke belakang dan ternyata benar ada orang. Dela sangat kaget dan handuk di tangannya langsung melemparkan nya tepat di wajah orang itu. Saking kagetnya Dela tidak menyadari bahwa diri sudah berada di meja rias tersebut dan menutup mukanya dengan kedua tangannya.
"hey bocah kenapa kamu lempar handuk ke wajah ku."
"si si siapa kamu se se sejak kapan kamu ada di sini."
orang tersebut tidak menjawab pertanyaan Dela. Dia hanya berjalan menghampiri Dela dan memberikan kembali handuk yang Dela lempar tadi.
"kamu mau tahu siapa aku bocah aku adalah pemilik rumah ini."
Dela hanya mengangguk dan langsung saja Dela turun dari meja dan duduk di kursi. Dengan kepala menunduk saking malunya. batin Dela apakah dia melihat ku hanya memakai handuk dan baju tadi. Oh tidak ini sangat memalukan kenapa aku tidak melihat nya waktu keluar dari kamar mandi."
"hey bocah.. kamu tidur atau apa, aku panggil tidak menyahut apa kamu tuli."
"mmm.. Maaf pak eh om."
"maaf, maaf dasar bocah."
"namaku Dela bukan bocah om."
"aku udah tahu nama mu dan kenapa kalau aku panggil bocah."
"tidak apa-apa sih om, tapi dari om saja kalau mau panggil aku apa terserah om aja deh."
"ingat yah di sini kamu tetap di rumah aja dan kamu tidak boleh keluar rumah tanpa izin aku. Kamu mengerti."
Dela hanya mengangguk saja sambil memainkan ujung bajunya.
"bagus kalau kamu mengerti." sambil mengacak rambut Dela."
"kalau Dela pergi sekolah juga harus minta izin dulu ke om."
"tentu saja. Tanpa sepengetahuan ku kamu tidak boleh keluar rumah ini. Ingat kamu akan di hukum kalau kamu berani membantah dan keluar tanpa seizin ku."
"baiklah aku akan menuruti semuanya. Boleh om keluar dari kamar ini."
"apa kamu bilang. Kamu menyuruhku keluar dari sini."
sambil mendekatkan dirinya ke Dela. Dela berdiri dan melangkah ke belakang. Tapi sayang kaki Dela tersandung di kursi Dela hampir jatuh untung orang tersebut sigap menarik tangan Dela. Hingga keadaan Dela memeluk orang tersebut. Dela langsung saja melepas pelukannya dari orang tersebut. "maafkan aku om.. Aku tidak bermaksud untuk memeluk om."
"ok aku maafkan tapi hanya kali ini. Mana hp mu kamu harus menghubungi ku dua kali dua puluh empat jam."
Dela hanya menunjuk ke arah meja dekat tempat tidur. orang tersebut langsung saja mengambil hp Dela dengan memasukan nomor nya dan mengambil nomor Dela. Setelah itu orang tersebut langsung saja keluar dari kamar begitu saja.
"akhirnya dia keluar juga dari sini bisa-bisa aku kekurangan oksigen kalau dia tetap berada di sini. apakah om itu adalah suami ku." Dela baru menyadari nya.
Hp Dela berbunyi menandakan bahwa ada yang menelepon. "siapa yang nelpon dengan nama ini." Dela tidak mengangkat telepon tersebut dan hp Dela berdering lagi. Akhirnya Dela mengangkat telepon tersebut. Dela belum mengatakan apapun hanya mendengar kan apa yang di katakan si penelepon.
"hey bocah kenapa baru mengangkat telepon ku."
"bukan begitu om, tadi baru mau angkat malah mati telepon nya."
"alasan Aja kamu bocah." langsung memutuskan panggilan telepon nya.
"lah udah di matikan begitu saja." kata Dela.
...****************...
tepat jam sebelas malam Dela tidak bisa tidur. dela sudah melakukan banyak hal agar bisa tidur. Tapi hasilnya nihil, Dela bangun dari tempat tidurnya merasakan haus. Dela keluar dari kamar untuk mengambil air minum di dapur. Sesampainya di dapur Dela mendengar teriakan orang minta tolong. "dari mana asalnya orang minta tolong itu. Apakah di belakang rumah ini, tapi siapa." dalam hati Dela.
Berapa kali Dela mendengar orang minta tolong dan minta ampun. Dan Dela melihat pintu belakang dan membukanya."kenapa pintu ini tidak terkunci apakah ada orang keluar dari sini atau lupa di kunci. Setelah pintu di buka, Dela melihat ada rumah kecil tidak jauh dari rumah di mana Dela berada sekarang. Dela berjalan dan melihat di sekelilingnya dengan berhati-hati melangkah mendekati pohon dekat rumah kecil tersebut. Dela semakin mendengar orang-orang yang minta tolong tersebut. Dela memperhatikan orang dari balik pohon tersebut.
Dela melihat dengan samar-samar orang menyiksa dan memukul sampai merenggangkan nyawa. Dan menyuruh membakar mayat orang tersebut. Dan orang yang keluar terakhir dari rumah itu adalah orang yang sama yang ada di kamar dela. Dela terkejut sekali melihat semuanya. Kini Dela sudah tahu sisi gelap orang tersebut..