Alana gadis malang yang di buang oleh keluarganya karena dianggap pembawa sial. Dia sudah terbiasa hidup sebatang kara tanpa bantuan siapapun. Berbagai pekerjaan telah dia geluti tapi itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hingga akhirnya dia menyerah dan ingin hidup dengan nyaman tanpa harus bekerja keras. Sahabat Alana menawarkan sebuah pekerjaan tidak masuk akal kepada Alana, yaitu melayani seorang pria yang suka sekali bermain wanita.
"Baiklah aku terima tawaran itu, tapi dengan satu syarat. " Alana.
Kenzo, adalah seorang pemain wanita yang sudah terkenal di dunia malam. Parasnya yang rupawan, membuatnya di gilai banyak wanita. Namun Kenzo bukan pria sembarangan dalam memilih wanita.
"Carikan aku seorang gadis untuk melayani ku. " Kenzo.
Apa syarat yang diajukan Alana untuk menerima pekerjaan dari sahabatnya itu?
Apakah Takdir akan membuat mereka bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Biarkan Aku Istirahat
Alana melewatkan makan siangnya karena di gempur habis-habisan oleh Kenzo siang itu dan langsung tergelap dalam hingga waktu menjelang sore hari. Sedangkan pelaku yang membuatnya kelelahan dan tak berdaya baru saja masuk ke dalam kamar setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan yang dikirim oleh Rey tadi.
Dengan rambut berantakan dan hanya berbalut selimut Alana langsung menekuk wajahnya saaat melihat kedatangan Kenzo.
"Kau sudah bangun? " tanyanya tanpa rasa bersalah sedikitpun dan mendekati Alana.
Alana tidak menjawab dan hanya terdiam menatap Kenzo dengan kesal. Bagaimana tidak kesal, dia harus melayani Kenzo disaat dirinya belum pulih dari sakit yang semalam dia dapatkan. Apa ini tidak semakin parah?
"Kau, kenapa menatapku seperti itu? Apa ada yang salah denganku?" tanyanya lagi yang saat ini sudah berada di samping Alana.
"Tidak ada, hanya saja aku sangat lelah dan ingin mandi dan istirahat. " ujar Alana.
"Oh, tunggu aku akan menyiapkan air hangat untukmu dan meminta bibi menyiapkan makan malam untuk kita." Kenzo segera beranjak dari duduknya dan masuk ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.
Alana mendesah kasar melihat sikap Kenzo yang semakin hari semakin aneh. Pria yang sejak awal bertemu dimatanya adalah pria dingin dan sombong. Kenapa sekarang bisa berubah menjadi pria baik seperti itu? Benar-benar aneh.
"Kini aku sudah menjadi istri pria itu, apakah aku bisa berharap kepadanya. " Alana larut dalam lamunannya hingga tidak menyadari Kenzo sudah berdiri di sampingnya.
"Apa yang kau pikirkan? apa kau memikirkan aku? " tanya Kenzo penuh percaya diri.
"Tidak, aku hanya–. Ah, sudahlah. bawa aku ke kamar mandi. " Bukannya berjalan sendiri Alana malah mengulurkan kedua tangannya meminta gendong kepada Kenzo.
Kenzo sungguh tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh Alana. Bagaimana wanita ini bisa dengan berani meminta gendong kepadanya
"Apa kau bisa berjalan sendiri? “ tanya Kenzo asal.
"Heh, tuan. memangnya siapa yang sudah membuatku tak bisa berjalan. Apa kau sungguh tida merasa bersalah sedikitpun atau hanya pura-pura tidak tau? " Alana terlihat kesal saat mengatakannya.
Kenzo terdiam tanpa banyak bicara dan bertanya lagi dia segera mengangkat tubuh Alana ala bridal style dan memasukkannya ke dalam bathup dengan perlahan.
"Bagaimana apa kau merasa nyaman sekarang. " tanya Kenzo.
"Iya lumayan. " jawab Alana sambil memejamkan matanya. "Terima kasih, " ujarnya kemudian.
"Baiklah, kau nikmati saja berendamnya, aku akan keluar meminta bibi menyiapkan makan malam kita. Panggil saja aku jika kau Selesai. Aku ada di kamar. " ujar Kenzo dan berlalu meninggalkan Alana yang sudah memejamkan matanya menikmati sentuhan air hangat dan aroma terapi yang menenangkan.
Alana memperhatikan punggung Kenzo yang semakin menjauh, pria tampan dengan otot kekar dimana itu sudah membuatnya tak berdaya selama kurang dari 24 jam. Lalu bagaimana nasibnya kedepan nanti jika terus seperti ini.
"Alana seperti nya kau harus banyak minum suplement untuk mengimbangi suamimu yang tampan dan berotot itu. Jika tidak kau akan mati kutu menghadapinya setiap hari dan berakhir mengenaskan di ranjang. " gumam Alana setelah tubuh Kenzo tidak terlihat lagi.
Kembali Alana memejamkan matanya dan menikmati air hangat yang memanjakan tubuhnya yang lelah.
Di kamar,
Kenzo menerima panggilan telepon dari Rey. Sepertinya mendesak dan kerena tidak biasanya Rey menghubunginya di luar jam kerja jika apa yang ingin dia katakan itu benar-benar mendesak.
"Ada apa, Rey. " tanya Kenzo tak sabaran.
"Maaf mengganggu anda Tuan, kami sudah menyelidiki tentang Veronica dan juga keluarga Alana. Dan kabar ini pasti akan membuat Anda, entahlah. " Rey tidak bisa mengatakan apapun tentang perasaan Kenzo jika dia mengetahui dua kabar yang dibawa olehnya.
"Katakan, "
"Maaf Tuan, aku sudah mengirimnya ke email anda. Jika anda masih bingung, saya akan menjelaskannya kepada Anda. "
"Ya sudah kalau begitu, kenapa kau menghubungiku bodoh. "
Kenzo terlihat sangat kesal kepada Rey karena sudah mengganggunya. Jika dikirim melalui email bukanlah lebih baik dia mengatakan saja lewat pesan. Dasar bodoh.
Kenzo langsung mematikan ponselnya tanpa menunggu jawaban dari Rey. Dia benar-benar kesal sekarang dan bergegas mengambilkan pakaian ganti untuk Alana dan meminta bibi Yuna untuk menyiapkan makan malam mereka dikamar
Pria itu kembali ke kamar setelah selesai memesan makanan kepada pelayan. Dia melihat Alana berjalan tertatih keluar dari kamar mandi dengan berbalut jubah mandi. Dengan langkah lebar Kenzo mendekati Alana dan langsung menggendong tubuh kecil itu.
"Kau membuatku terkejut. " pekik Alana dan langsung melingkarkan tangannya di leher Kenzo.
"Kenapa tidak memanggilku Alana? " tanya Kenzo dan meletakkan Alana duduk di atas ranjang.
"Tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri. "
"Cara bejalanmu aneh Alana. Kau berjalan seperti pinguin. " ejek Kenzo.
"Memangnya siapa yang sudah membuatku seperti ini, Tuan Ken." pekik Alan kesal
"Katakan sekali lagi kau memanggilku apa? Atau kau ingin aku hukum lagi seperti tadi siang. "
"Ken, sudah cukup, aku lelah. Biarkan malam ini aku tidur dengan nyaman dulu. Jangan menggangguku dengan kegilaan mu itu. " kata Alana mencoba bersikap tidak formal kepada Kenzo.
Kenzo menaikkan alisnya mendengar panggilan Alana kepadanya. Hanya sebutan nama tanpa embel-embel di depannya.
"Baiklah kita lihat nanti malam apakah aku bisa membiarkanmu tidur nyenyak atau tidak. " ucap Kenzo dengan menaik turunkan alisnya.
Alana mendengus kesal dan mulai memakai pakaian yang disiapkan Kenzo satu persatu. Dia bahkan tidak malu memakai pakaiannya di depan Kenzo. Toh Kenzo sudah melihat semuanya kan? jadi tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah saat Kenzo tidak bisa menahan hasratnya untuk menerkamnya lagi.
Kenzo menelan salivanya dengan susah payah saat melihat lekuk indah tubuh Alana di depan matanya. Tanpa rasa takut wanita itu memakai pakaian di depannya. Tapi dengan sekuat tenaga Kenzo menahan agar tidak menerkam Alana sore ini.
Mereka berdua makan malam di dalam kamar, dengan makanan yang sudah diantar oleh pelayan ke kamarnya.
"Bagaimana, apa makanannya enak? " tanya Kenzo.
Alana menjawabnya dengan anggukan kepala, karena dia sangat lapar sekarang setelah melewatkan makan siang tadi. Kini dia harus makan banyak untuk memulihkan stamina tubuhnya yang sudah berantakan karena Kenzo
"Aku akan keruang kerja. Ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. kau bisa istirahat dulu atau menonton televisi. " ucap Kenzo setelah mereka selsai makan.
Alana lagi-lagi hanya terdiam dan menganggukkan kepalanya.
Diruangan kerja Kenzo segera memeriksa email yang dikirim Rey tadi sore.
Ada dua file, yang pertama bertuliskan Vero dan satunya lagi Alana. Dengan cepat Kenzo segera membuka email yang bertuliskan Vero, karena penasaran dengan apa yang terjadi pada mantan kekasihnya itu.
Bibirnya menyunggingkan senyuman mengejek membaca emai di dalamnya
"Ternyata bangkrut. Dan kau ingin kembali padaku karena ini. Jangan pernah bermimpi Vero. Aku tidak akan memungut seseorang yang sudah meninggalkanku dan membuatku seperti ini. "