G. Manggala Winata pria yang kerap disapa Gala , berusia 32 tahun . CEO dari Winata Grup . Lima tahun pernikahannya dengan Clara - sang istri yang berprofesi sebagai aktris , tak membuat rumah tangga kedua nya kembali terasa harmonis . Apalagi kejenuhan mulai Gala rasakan saat sang istri tak pernah lagi memiliki waktu hanya untuk sekedar melepas rindu dengannya .
Alih-alih , bukannya memperbaiki hubungan dengan sang istri , Gala justru menuruti ide gila dari temannya . Yaitu membayar seorang wanita untuk ia jadikan pelampiasan dengan syarat kontrak pernikahan siri selama satu tahun tanpa sepengetahuan sang istri . Tanpa Gala ketahui jika sang istri memiliki rahasia besar yang ia sembunyikan .
Aluna , wanita cantik berusia 19 tahun yang bekerja sebagai office girl diperusahaan Winata Grup . Ia Rela menukar harga dirinya dengan sejumlah uang demi untuk membiayai pengobatan sang ibu dan membayar hutang almarhum ayahnya pada rentenir .
Bagaimana kisah kedua nya?
Simak kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB TIGA PULUH DUA
Aluna dan Mang Lukman menunggu kabar dari dokter dengan harap-harap cemas . Bahkan bibir kedua nya tak henti-hentinya melantunkan doa untuk Ibu Mala .
"Ya Allah , hamba mohon .. Berikanlah kesembuhan untuk ibu hamba ... Hanya beliau orang tua satu-satu nya yang hamba miliki .. Hamba mohon Ya Allah ". Aluna berdoa dalam hati .
Tak berselang lama lampu ruang IGD mati menandakan jika penanganan telah selesai . Setelah itu dokter yang menangani Bu Mala keluar seraya melepas masker diwajah nya .
Aluna langsung berdiri dari duduknya lalu melangkah mendekati dokter tersebut , begitu juga dengan Mang Lukman . Ia berdiri disamping Aluna .
"Dok , bagaimana kondisi ibu saya ? Ibu saya baik-baik saja kan dok ?" cecar Aluna
Dokter itu menghela nafas panjang lalu menatap Aluna dengan sendu .
"Kita tim medis sudah berusaha semaksimal mungkin , tapi Tuhan berkehendak lain . Ibu anda meninggal dunia ..." ucap Dokter dengan lirih
"A-apa ? Gak dok , gak mungkin ibu saya pergi ninggalin saya sendirian seperti ini . Dokter pasti bohongkan ? Iya kan dok ? Jawab dok .." Aluna berteriak histeris seraya mengguncang lengan dokter itu. Air mata nya seketika luruh membasahi pipi mulus nya .
"Lun , ikhlaskan Budhe Lun .. Budhe sudah gak sakit lagi ", ucap Mang Lukman menenangkan . Ia langsung memeluk tubuh Aluna yang limbung dan hampir jatuh .
"Ibu mang , ibu gak mungkin pergi ninggalin Aluna ..."
Istri Gala itu menangis terisak-isak dipelukan mang Lukman . Hatinya hancur melebihi apapun , orang yang ia sayangi kini telah pergi meninggalkannya . Untuk apa perjuangannya selama ini demi kesembuhan ibu nya , ia bahkan sampai rela menjadi istri simpanan atasannya itu demi bisa mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ibu nya . Tapi sekarang berakhir sia-sia , ibu nya telah pergi meninggalkannya untuk selama-lama nya . Dunia nya seketika runtuh .
"Kami turun berduka cita atas meninggalnya ibu anda nona . Semoga amal ibadah beliau senantiasa membawa nya disisi Yang Maha Kuasa ..." Ucap Dokter dengan tulus
Aluna tak memperdulikan ucapan dokter itu , ia lantas melepas pelukan Mang Lukman lalu berlari masuk menemui ibunya yang sudah terbaring kaku diatas ranjang pasien .
"Ibu ... Ibu bangun Bu , jangan tinggalin Luna .. Bangun Bu ..." teriaknya seraya mengguncang-guncang tubuh Bu Mala .
Mang Lukman segera menyusul Aluna lalu menarik tubuh gadis itu menjauh .
"Sudah Lun , ikhlaskan Budhe . Kasihan Budhe kalo kamu nangisin beliau seperti ini .. Ikhlas Lun , kita doakan yang terbaik untuk Budhe agar beliau mendapatkan tempat terindah disana ..Ikhlas ya Lun ..." lirih Mang Lukman menenangkan Aluna .
Tubuh ringkih istri siri Gala itu langsung luruh dilantai bersamaan dengan air matanya yang terus mengalir deras membasahi pipi mulusnya , demi apapun ia belum siap kehilangan ibu nya . Sosok malaikat tak bersayap yang selalu menjadi tempat pulang ternyaman nya kini telah pergi menyusul cinta terakhirnya-sang suami .
"Pak tolong kabari keluarga yang lain , agar kami segera mengatur kepulangan jenazah ibu Mala ". Kata asisten dokter tadi pada Mang Lukman .
Mang Lukman menganggukkan kepalanya ."Iya sus , terima kasih ".
Setelah itu perawat itu melangkahkan kakinya keluar dari IGD untuk menyiapkan kepulangan almarhumah Ibu Mala . Sedangkan Mang Lukman langsung menghubungi Mbak Iyas .
"Mang .." lirih Aluna memanggil Mang Lukman
"Ya Lun ?" sahut Mang Lukman
"Ibu biar diantarkan pulang kerumah majikan Aluna saja Mang ". Ujar Aluna , ia sengaja berbohong pada Mang Lukman , mengatakan jika rumah pemberian Gala sebagai rumah majikannya . Ia tak ingin Mang Lukman ataupun Mbak Iyas curiga nanti nya jika ia tiba-tiba memiliki rumah yang mewah padahal dia baru beberapa minggu bekerja dikantor Gala , apalagi sekarang suami sirinya itu sudah memecatnya sebagai karyawan kantor nya agar ia bisa fokus menjadi dengan kewajibannya sebagai istri .
"Kenapa gak dirumah kontrakan saja Lun ? Nanti biar tetangga bisa bantu urus keperluan untuk pemakaman Budhe ". Kata Mang Lukman
"Gak papa Mang , Tadi izin pamit sama majikan Luna buat jenguk ibu . Tapi ternyata Ibu sudah pergi .." Aluna memaksakan senyum ketika mengucapkan kalimat terakhirnya.
"Kamu beneran yakin Lun , mau urus pemakaman Budhe dirumah majikan mu ?" ujar Mang Lukman ragu-ragu
Aluna menganggukkan kepalanya pelan ."Iya Mang ".
"Ya sudah , kalo itu mau mu . Mamang juga gak bisa maksa Lun ". Ucap Mang Lukman
.
Mobil ambulance yang membawa jenazah Ibu Mala pun tiba di komplek kawasan perumahan elit . Mang Lukman yang ikut bersama Aluna didalam mobil itu sampai terkagum-kagum melihat betapa mewahnya jajaran rumah-rumah dikomplek itu .
Sesampainya didepan gerbang rumah Aluna , perempuan itu segera turun untuk memberitahu satpam yang berjaga didepan rumah nya .
"Non Luna ", sapa Pak Arto penjaga satpam itu
"Pak , jangan panggil saya non . Panggil Luna saja ". Kata Aluna
"Iya non eh-maksud nya iya Lun . Itu ada apa ya kok ada mobil ambulance masuk sini ?" tanya Pak Arto
"Jenazah ibu saya ada didalam Pak , tolong buka kan pintu gerbang nya ya . Sama minta tolong urus pemakaman ibu saya .." pinta Aluna pada Pak Arto
"Innalillahi , bapak turut berduka cita ya Lun ". Ucap Pak Arto tulus
Mendengar itu Aluna mengembangkan senyum tipis nya ."Iya pak , terimakasih ".
"Sama-sama Lun , Ya sudah jenazah ibunya bawa masuk dulu ya . Biar bapak yang urus pemakamannya ", Kata Pak Arto
Aluna menganggukkan kepalanya , ia lantas berbalik badan dan segera berjalan kembali ke mobil ambulance itu dan langsung meminta sopir nya untuk membantu Mang Lukman membawa ibu nya masuk kedalam rumah .
"Pak tolong bantuin bawa masuk ibu saya ya ", pinta Aluna pada sopir Ambulance itu
"Iya mbak ". Sahut sopir itu lalu segera turun dari kursi kemudi dan bergegas membantu Mang Lukman .
Aluna berjalan mendekati Mang Lukman yang masih duduk dikursi belakang .
"Mang tolong yaa ..." Ucap Aluna pada Mang Lukman
"Iya Lun , tapi majikan mu mana ? Kok gak kelihatan ?" tanya Mang Lukman
"Majikan Luna lagi ada urusan penting diluar Mang ". Jawab Aluna
Mendengar itu Mang Lukman mengangguk-anggukkan kepalanya paham . Ia lantas menurunkan jenazah Bu Mala lalu membawanya masuk kerumah Aluna dengan dibantu oleh sopir Ambulance tadi .
.
Pak Arto pekerja satpam itu segera mengurus pemakaman Bu Mala . Tak lupa ia juga memberitahu Lendra agar menyampaikan kabar ini pada Gala .
Pak Arto langsung meraih ponselnya yang ia letakkan dimeja pos satpam lalu segera mendial nomor telepon Lendra . Hanya dengan satu kali panggilan sambungan telepon pun terhubung .
"Halo Tuan Lendra ".
"...."
"Saya ingin memberikan kabar jika ibu non Aluna meninggal , dan dibawa kemari . saya sedang mengurus pemakamannya ".
"....."
"Baik Tuan "
Setelah itu sambungan telepon itu berakhir dan Pak Arto bergegas memanggil pak Ustadz untuk mengurus pemakaman ibu Aluna .
.
.
.
Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like , vote dan komen ... Terima kasih ♥️🌹
pasti gala tsu kelskuan sinta..
siapa thor.........