Masa lalu Arneta yang begitu kelam, karena diceraikan dalam keadaan hamil anak dari pria lain. Membuat wanita itu memutuskan kembali ke Indonesia dan membesarkan anaknya seorang diri.
Wanita itu ingin mengubah masa lalunya yang penuh dengan dosa, dengan menjadi seorang Ibu yang baik bagi putri kecilnya. Tapi apa jadinya jika mantan pria yang membuatnya hamil itu justru menjadi atasannya di tempat Arneta bekerja?
Akankah pria itu mengetahui jika perbuatan semalam mereka telah membuat hadirnya seorang putri kecil yang begitu cantik? Dan akankah Arneta memberitahu kebenaran tersebut, di saat sang pria telah memiliki seorang istri.
Ini kisah Arneta, lanjutan dari You're Mine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Kau sudah melakukan kejahatan dengan menculik putriku, aku bisa melaporkanmu pada pihak yang berwajib."
"Laporkan saja! Aku tidak takut," ucap Lio dengan dingin tanpa ekspresi. "Tapi kau harus ingat, siapa aku dan apa yang bisa aku lakukan!"
Arneta pun kembali menangis saat menyadari orang yang saat ini dihadapinya adalah Lio Richard, dan tidak mudah baginya untuk menghadapi pria itu apalagi sendirian.
"Aku mohon Lio, kembalikan putriku," pinta Arneta dengan sangat. "Kau salah besar jika menyangka Ivy adalah putrimu. Apa kau lupa aku adalah wanita ****** yang suka bergonta-ganti pasangan. Jadi bukan hanya kau saja yang menanamkan benih di rahimku beberapa tahun yang lalu."
"Oh ya?" Lio berjongkok di hadapan Arneta lalu mencengkram wajah cantik itu dengan kuat.
Niatnya untuk berbicara baik-baik dengan wanita itu kini hilang sudah oleh kemarahan yang berkobar di dalam dada. Ya, entah mengapa ia begitu marah saat membayangkan tubuh Arneta sudah disentuh oleh banyak pria
"Kita lihat saja hasil tes DNA nanti."
"Tes DNA?" pekik Arneta dengan terkejut. "Kau tidak mungkin melakukannya bukan?" Karena seingat Arneta, Lio dan Ivy hanya bertemu kemarin jadi tidak mungkin pria itu melakukan tes DNA pada putrinya tanpa sepengetahuan Arneta.
"Aku sudah melakukanya," sela Lio dengan tersenyum penuh kemenangan namun tidak dengan Arneta, karena wanita itu terlihat semakin terpuruk.
"Tidak Lio, kau salah. Aku berani bersumpah Ivy bukan putrimu. Lagi pula hasil tes DNA yang kau maksud itu belum ada hasilnya bukan? Jadi kau tidak berhak membawa Ivy pergi."
"Aku berhak, karena aku yakin Ivy putriku meskipun hasil tes DNA itu belum keluar. Karena wajah kami begitu mirip dan kami sama-sama memiliki alergi terhadap kacang," lanjut Lio kembali.
Mendengar perkataan Lio, sontak Arneta pun tersenyum mengejek. "Kau itu bodoh atau bagaimana? Kemiripan yang kau sebutkan tadi tidak bisa dijadikan patokan, aku yang mengandung dan melahirkan Ivy, jadi aku tahu betul siapa ayah kandung dari putriku. Dan pastinya bukan kau!" tegas Arneta dengan menunjuk tepat di wajah Lio.
"Benarkah? Jika begitu kita tunggu saja hasil tes DNA nanti." Lio pun beranjak dari ruangan tersebut.
Karena percuma saja berbicara dengan Arneta, karena wanita itu pasti akan terus-menerus mengelak karena ia belum memegang hasil tes DNA nya
"Tunggu Lio! Kau boleh pergi, tapi kembalikan dulu putriku. Ingat sebelum kau memiliki bukti, kau tidak berhak membawanya pergi!" mohon Arneta dengan berdiri lalu berlari menahan langkah Lio.
Ia berharap pria itu mau berubah pikiran dengan mengembalikan Ivy. Sehingga Arneta bisa memiliki waktu untuk membawa putrinya pergi sebelum hasil tes DNA itu keluar.
Lio membalik badan lalu menatap Arneta dengan intens. "Seandainya kau tidak berniat membawa Ivy pergi, mungkin tidak akan secepat ini aku memisahkan kalian."
Ya, setidaknya ia akan membawa Ivy pergi setelah hasil tes DNA nya keluar. Namun karena mengetahui dari anak buahnya jika Arneta sudah memesan tiket untuk perjalanan ke Bali, Lio pun akhirnya mempercepat rencana untuk membawa Ivy pergi. Dan kalau pun hasil tes DNA nanti negatif maka Lio akan mengembalikan putri Arneta hari itu juga.
"Dan seandainya kau tidak menyembunyikan hal sebesar ini, bahkan bertahun-tahun lamanya maka aku tidak akan pernah memisahkan kalian," ujar Lio kembali sambil beranjak pergi.
Namun langkah kakinya terhenti saat mendengar suara tawa Arneta yang mengejek.
"Jadi menurutmu di sini aku yang bersalah?" tanya Arneta masih dengan tertawa. "Malam itu saat kau mabuk dan menyentuhku, aku juga yang salah? Dan disaat aku pergi dengan kehamilanku, karena takut dengan ancamanmu yang ingin membunuhku itu juga salahku?"
Arneta terdiam sesaat dengan menatap tajam pada pria yang dulu pernah sangat ia cintai. "Dengar baik-baik Tuan Lio Richard, seandainya pun Ivy benar putri kandungmu, kau tetap tidak berhak atasnya. Hanya aku yang berhak, karena aku yang sudah mengandungnya selama sembilan bulan dan aku yang sudah melahirkan dan membesarkannya seorang diri!"