Catherine, seorang psikolog berbakat dengan kemampuan membaca pikiran, selalu mengira bahwa bakatnya akan melindunginya dari kebohongan dan manipulasi. Namun, semuanya berubah ketika dia bertemu Leo, seorang pria misterius yang pikirannya bisa dia baca, tetapi perasaannya tetap menjadi teka-teki. Apa yang Catherine tidak tahu, Leo adalah kakak dari mantan kekasihnya—seorang pria yang menyimpan dendam karena kematian adiknya.
Dulunya, adik Leo adalah kekasih Catherine, yang sakit hati dan bunuh diri. Leo, yang mengetahui kemampuan Catherine, bertekad untuk membalas dendam dan menghancurkan hidupnya. Dengan kecerdikannya sebagai mafia, Leo dengan sengaja memanipulasi pikiran Catherine, membuatnya terjebak dalam permainan pikiran yang semakin dalam dan penuh misteri.
Namun, rencana Leo terancam gagal saat ia mulai merasakan cinta yang tulus kepada Catherine.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uang Lebih Menarik dari Persahabatan
...Ilustrasi gambar pertemuan resmi antara Catherine dan Mr. Jackson ...
Pagi itu Cathy mengadakan rapat bersama para pemegang saham di Klinik Donovan. Turut Hadir di sana Henry dan Tn Jackson. Adapun agenda rapat mereka adalah membahas tentang penurunan kinerja dan pendapatan Klinik Donovan.
“Bapak dan ibu yang saya Hormati, seperti kita sudah kita simak tadi laporan dari bagian keuangan, bahwa pendapatan Klinik kita ini turun terus, kurang lebih jika kita akumulasi penurunan terjadi sebanyak 40 persen dari total pendapatan tahun lalu di kuartal yang sama. Untuk itu saya selaku direktur operasional Klinik Donovan sekaligus pemegang saham, Berniat mengadakan program kampanye untuk mendapatkan new Klien bagi klinik kita.” Jelas Cathy.
“Maaf Cathy, aku ingin menggaris bawahi, bahwa sebenarnya sebelum kita merancang sebuah program kampanye untuk menarik minat new klien datang ke klinik dan memakai jasa klinik, maka seharusnya, kita punya data, apa yang menyebabkan klinik kita mengalami penurunan omzet,” tanya Henry.
Belum sempat Henry meneruskan perkataannya, Cathay sudah memotong pembicaraan itu.
“Tuan Henry, saya rasa anda perlu belajar lebih banyak urusan Klinik. Kita ini kehilangan sejumlah besar klien potensial kita karena kita sudah sangat lama tidak mengevaluasi Tarif klinik kita. Juga tidak adanya program insentif untuk klien lama kita. Sementara diluar sana banyak sekali tawaran terkait layanan sejenis dengan program yang Variatif dan harga bersaing,” ujar Cathy.
“Justru itu Cathy, apakah dengan langsung mengadakan program Campaign tanpa memperdulikan apa kebutuhan klien akan berhasil baik? Apakah anda sebgai Direktur operasional punya data terkait apa yang diinginkan mitra dan klien klien yang selama ini sudah menjadi pelanggan kita? “
“Tentu tuan Henry, berikut data yang bisa saya sampaikan,”
Cathy memaparkan secara panjang lebar data terkait apa saja yang menjadi keluhan klien yang membuat mereka akhirnya tidak kembali ke klinik Donovan. Cathy juga memaparkan terkait sarana prasana yang kurang, pelayanan after sales yang minim dan masih banyak lagi.
“Untuk itu, berdasarkan hasil evaluasi laporan dari bagian marketing, sekaligus juga dari bagian keuangan, maka saya mengambil kesimpulan, kita perlu dana segar untuk melipat gandakan Omzet kita. Proposal sudah saya buat, dan akan saya bagikan pada anda semua. Anda bisa mempelajari proposal tersebut dan nanti akan kita adakan rapat untuk Feedback dari pemilik saham dan komisaris terkait proposal yang saya ajukan,”
Setumpuk dokumen yang berisi proposal pengajuan penambahan dana untuk permodalan dan upaya marketing pun dibagikan oleh sekretaris Cathy. Semua peserta rapat yang hadir menerimanya dan membacanya.
“Bagaimana menurut anda Tuan Jackson? Tidak adakah petunjuk atau pendapat yang ingin anda sampaikan?” tanya Cathy.
Dengan ekspresi datar tuan Jackson pun menjawab,” Aku rasa tidak ada lagi yang perlu aku tambahkan, selain aku minta dewan komisaris yang hadir pada rapat hari ini, membaca proposal ini dan mempelajarinya. Aku selaku komisaris utama, meminta waktu 3 hari. Setelah itu nanti kami bisa beri Feedback apa apa yang perlu dilakukan direktur operasional serta keputusan kami terkait proposal yang diajukan.
“Oke jika begitu, rapat saya akhiri, dan terimakasih atas perhatian dan kerjasama anda.” ujar Cathy menutup rapat hari itu
Cathy segera menghampiri tuan Jackson yang tampak sedang asyik berbicara dengan Henry.
“Tuan Jackson, apakah saya bisa minta waktu untuk bicara empat mata dengan anda sebentar?”
“Tentu cathay, tentu. Maaf Henry aku harus ke ruanganku untuk membicarakan sesuatu dengan Cathy,” kata tuan Jackson pada Henry.
“Baik tuan, silahkan,” jawab Henry.
Berdua Cathy berjalan dengan Tuan Jackson menuju ruang kerja Komisaris.
“Tuan Jackson, ada apa dengan anda? Dalam setiap rapat dengar pendapat dengan perwakilan pemegang saham dan dewan komisaris selama ini, anda selalu antusias membackup saya. Mengapa kali ini anda tampak apatis dan lebih asyik berbicara dengan Henry? Tanya Cathy dengan tatapan sedih
‘Maaf Cathy, jika kau merasa begitu. Tapi aku sebenarnya memperhatikan yang kau katakan. Hanya saja maafkan aku, aku terlalu tua untuk hal hal baru dan inovasi baru. Aku juga butuh banyak dana untuk keluargaku. Kau tahu bukan, Michael anakku sedang membuka usaha di bidang Properti, dia butuh banyak dana dan support. Klinik ini sudah aku support selama 15 tahun. Aku rasa itu sudah cukup. Harusnya sekarang aku tinggal memetik hasilnya.” jawab Mr Jackson
“Aku tahu Tuan Jackson, tetapi kondisi klinik ini sedang tidak baik baik saja. Banyak pesaing di luar sana dengan modal dan fasilitas yang lebih baik dari kita,” jelas Cathy
“Ya, kau sudah membuat proposal, tunggulah kami rapat, mungkin lusa aku akan adakan rapat dengan dewan komisaris”
“Tuan bisakah kau support aku di depan dewan Komisaris agar mereka menyetujui proposal ku?” tanya Cathy
“Akan aku usahakan Cathy,” Jawab Tn Jackson
Tak lama pembicaraan antara Cathy dan tuan jackson pun berakhir. Cathay merasa Tuan Jackson tidak lagi berpihak padanya seperti dulu. Dia tidak tahu apa alasan utama tuan Jackson. Tetapi sepertinya memang dia punya prioritas lain. Cathy menghela nafas panjang, rasanya dia ingin melakukan sesuatu tapi entah apa.
****
Malam itu Henry menunjukkan proposal Cathy pada Leo. Mereka sedang asyik membicarakan masalah tersebut di rumah Leo.
“Rupanya usaha anda membuat rumah sakit di sekitar sana membuka layanan sejenis seperti yang dibuat oleh Klinik Donovan, membuahkan hasil.Klinik itu makin sepi.” ujar Henry
“Hal itu masih belum seberapa. Nanti pada rapat dewan komisaris, aku ingin kau bawa masalah Nick pada mereka. Bawa semua kliping dan berita terkait kematian Nick, dan bawa juga riwayat bahwa Cathy yang menangani Nick selama beberapa waktu. Aku berikan Scan tulisan tangan Nick di dalam buku pribadinya terkait masalah nya dengan cathy. Hal itu bisa kamu bawa pada mereka, sehingga mereka akan menolak proposal Cathy. Setelah mereka menolak proposal Cathy, baru kita ajak mereka bertemu di klinik mu di Dallas, “ kata Leo memberi Instruksi
“Baik tuan, aku akan membawa semua persoalan terkait Nick ini pada rapat dewan Komisaris, Aku juga sudah mengontak Jackson dan mengatakan padanya untuk Fokus pada tawaran kita yang nyata nyata lebih menguntungkan baginya,”
“Bagus Henry, laksanakan semua itu. Aku menunggu kabar darimu,” ujar Leo.
Henry pergi undur diri meninggalkan Leo dengan Proposal dari Catherine. Dia pandangi proposal itu. Sambil Geleng geleng kepala dan tersenyum sinis dia bakar proposal Cathy.
“Kau sudah bermain api dengan orang yang salah Cathy. Aku akan duduk manis, menikmati permainan ini hingga akhir. Kita lihat, siapa yang akan jadi pemenangnya. Aku atau kamu!” gumam Leo.
*****
Hari yang ditunggu Cathy pun tiba. Dia berangkat ke klinik Donovan dengan semangat kerja tinggi. Dia ingin memberikan yang terbaik bagi Klinik yang sudah membesarkan namanya selama kurang lebih 10 tahun itu.
Sesampainya di Klinik, dia segera menemui Yuliet sekretaris Tuan Jackson.
“Yuli apakah tuan Jackson sudah datang? Aku ingin berdiskusi dengan beliau,” ujar Yuliet
“Maaf Cathy, tuan Jackson agak terlambat hari ini. Beliau menghadiri acara peresmian Cluster perumahan yang dibangun oleh Putranya. Nanti jika sudah sampai di Klinik, kau akan aku kabari,”
“Baiklah, terimakasih Yuliet,” jawab Cathy tanpa gairah
Cathy mengerutkan kening dan berkata dalam hati,”Ada apa dengan Jackson? Selama ini dia selalu mengutamakan masalah Klinik. Baru kali ini dia seperti enggan berurusan dengan klinik,”
Sekitar pukul 12 siang, tuan Jackson memasuki kantor catherine.
“Ah Selamat datang tuan, oya saya ingin sampaikan Proviciat untuk putra anda dan Cluster perumahan terbarunya yang diresmikan hari ini,”
Sambil tersenyum Tuan Jackson berkata,” Cathay, ini adalah hasil rapat kami kemarin. Rapat itu cukup alot. Aku si tua bangka ini sudah mengupayakan yang terbaik, Tapi yahh maaf, Dewan Komisaris belum bisa menyetujui proposalmu.”
Dengan wajah terkejut Cathy mengambil dokumen hasil keputusan rapat yang diserahkan oleh Tn Jackson. Tangannya bergetar. Hampir saja air matanya jatuh, tetapi di tahannya.
“Ada masalah apa? Mengapa kalian menolak proposalku?” tanya Cathy sendu.
“Banyak hal, terutama terkait masalahmu dengan Nicolas Salvatore.” jawab Tuan Jackson
“Apa? Itu kan masalah pribadiku?” sanggah Cathy.
“Menurut beberapa orang itu berdampak pada kinerja pelayanan klinik,” jelas Tuan Jackson.
“Siapa yang mengatakan itu? “ kejar Cathy.
“Cathy please please, semua itu adalah asumsi personal, kami tidak mengambil keputusan semata hanya karena itu. Tapi kami merasa kita tidak cukup kuat untuk mensupport dana bagi klinik. Pesaing kita Pemodal besar Cathy, Lima Rumah sakit mereka mendirikan layanan sejenis dengan fasilitas diatas kita. Kami tidak mampu bersaing jika harus mengejar Fasilitas sama dengan mereka,” jelas Tuan Jackson.
Setelah mengatakan itu, Tuan Jackson pun meninggalkan Cathy. Sebenarnya dia tidak tega dengan Cathy, tapi apa daya, uang tidak mengenal sahabat dan riwayat. Perjanjiannya dengan Henry dan Leo lebih menarik dari pada meneruskan Klinik Donovan.
*****
semangat