Sistem Pria Bayaran

Raymond tidak bisa mengendalikan dirinya, walaupun dia tahu status Shireen masih istri orang, tapi wanita itu sangat mempesona. Sehingga perlahan-lahan Raymond mendekatkan wajahnya, membuat bibir mereka menempel. Begitu sangat terasa bagaimana lembutnya bibir wanita itu. Menciptakan gelayar panas yang membuat hasrat kelelakiannya bangkit.

Sungguh tak disangka, ternyata Shireen membalas ciuman Raymond, sangat terasa betapa lembutnya ketika bibir mungil sedang memagut bibirnya.

Mereka saling melu-mat dan saling menyesap dengan penuh gairah. Tangan mereka saling meraba dengan penuh damba. Semakin lama ciuman mereka semakin terasa panas, seolah-olah mereka ingin melakukan lebih dari sekedar ciuman.

Keduanya pun sama-sama berdiri, tak sedikitpun mereka melepaskan ciuman. Justru ciuman mereka semakin brutal. Kemudian Raymond berjalan maju, sedangkan Shireen melangkah mundur. Mereka terus saling berciuman sambil berjalan menuju kamar.

Braakkk...

Terdengar pintu kamar terbuka dengan kasar, kemudian Raymond dan Shireen masuk ke dalam kamar sambil saling bercumbu disertai dengan lum-atan panas.

Sepertinya malam ini mereka tidak bisa mengendalikan diri. Keduanya sama-sama terhanyut dengan pesona masing-masing.

Shireen membuka seluruh kancing di kemeja yang Raymond kenakan, sehingga Shireen bisa melihat bagaimana bentuk tubuh Raymond yang sangat sixpack itu, membuat Shireen meneguk saliva melihatnya.

Raymond menghentakkan tubuh Shireen ke dinding, dia semakin ganas mencium bibir wanita itu, dengan nafas memburu.

Raymond mere-mas-rem-as buah semangka Shireen yang masih tertutup pakaian, kemudian dia menenggelamkan kepalanya pada leher jenjangnya Shireen, menghujani leher putih wanita itu dengan banyak kecupan, sesekali dia memberikan gigitan kecil disana sehingga menimbulkan bekas kepemilikan.

"Emmhhh..." Shireen masih berusaha menahan desah-annya. Padahal wanita itu sudah sangat berhasrat.

Raymond sudah tidak sabar ingin melihat keindahan tubuh Shireen. Dia segera membuka gaun yang Shireen kenakan, lalu dia membuka bra yang menutupi bukit kembar milik Shireen, sehingga terpampang begitu menggoda bulatan indah yang kenyal itu, dihiasi dengan warna pu-ting yang berwarna pink. Sangat indah.

Raymond menjulurkan lidahnya, dia menjilati pu-ting Shireen berkali-kali seperti dia sedang menjilati es krim. Setelah pu-ting Shireen mengeras, Raymond masukan ke dalam mulutnya, kemudian dia hisap dengan kuat dan kencang.

Sluurp...

Sluurp...

Sluurp...

"Ohhh.... Bara..."

Shireen dibuat kelimpungan dengan kenikmatan yang dia rasakan, sedotan mulut Raymond pada buah semangkanya, membuat Shireen menggila.

Kemudian Raymond berjongkok, dia membuka kain segitiga yang masih membungkus mahkota milik Shireen.

Raymond nampak tertegun ketika dia melihat pemandangan yang sangat indah itu. Sangat indah dan terawat. Sehingga dia ingin segera menikmatinya.

Raymond langsung membenamkan wajahnya dibawah perut Shireen, dia melahap surga duniawinya, memainkan lidahnya dengan sedikit menengadah.

"Bara.... Ahhh...."

Shireen nampak kegelian, tapi lum-atan Raymond pada bibir bawahnya membuatnya seakan sedang terbang melayang di udara.

Raymond membuka kedua kaki Shireen, agar sedikit lebar, sehingga Raymond bisa lebih leluasa memasukan lidahnya ke bagian terdalam, lalu menyesapnya bagian titik sensitifnya.

"Ahhh...." Shireen memekik nikmat, dia mencengkram rambut Raymond yang sedang terbenam di bawah perutnya.

Shireen menekankan punggungnya ke dinding, jangan sampai dia kehilangan keseimbangan tubuhnya.

"Ahhh... Ahhh.... Bara...."

Shireen melenguh nikmat ketika dia merasakan ada yang tumpah dibawah sana, dia menekan kepala Raymond agar semakin memperdalam cumbuannya. Badannya bergetar dan nafasnya tersengal-sengal.

Raymond sudah tidak sabar ingin menggarap tubuh Shireen. Dia segera menggendong tubuh Shireen dan membaringkannya di atas kasur.

Raymond membuka baju dan celananya, sehingga sangat terlihat jelas pisang arabnya yang begitu gagah dan perkasa.

Raymond mulai memposisikan dirinya berada di atas tubuh Shireen. Dalam sekali hentakan tubuh mereka menyatu.

"Ahhhh...." Shireen memekik ketika merasakan benda tumpul yang berukuran besar itu tenggelam di dalam miliknya. Padahal ini bukan yang pertama kali untuknya, karena dulu dia pernah bercinta dengan Kevin walaupun tanpa cinta, hanya sekedar memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri. Mungkin karena sudah hampir satu tahun dia tidak disentuh oleh Kevin, sehingga Shireen terlihat sangat kaget begitu merasakan ada yang memasukinya. Terlebih milik Raymond sangat besar untuknya. Sangat berbeda dengan milik Kevin.

Raymond tersenyum smirk ketika melihat Shireen yang sangat kaget ketika Raymond menyatukan tubuh mereka. "Kamu tidak akan pernah menyesal sudah bercinta denganku, Shireen. Aku jamin aku bisa lebih perkasa dari suamimu."

Apa yang dikatakan oleh Raymond memang benar. Pisang muli vs pisang arab, tentu saja memiliki ukuran yang sangat berbeda. Apalagi Raymond sangat begitu gagah dan perkasa mengge-njot tubuh Shireen. Setiap gerakannya membuat Shireen menggila, Raymond sangat pintar sekali membuat Shireen terbawa mencapai nirwana, membuatnya basah berkali-kali.

"Ahhh.... Bara, lebih cepat!'

Mereka tidak mungkin melakukannya satu kali. Tapi berkali-kali. Di kamar mandi, kolam renang, rooftop, tangga, dapur, dan di sofa. Bercinta dan bercinta, terus mereka lakukan pada malam ini sampai mereka puas.