NovelToon NovelToon
Room Service

Room Service

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Selingkuh / Model / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Karir
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yeppeudalee

Emily seorang model yang sukses dan terkenal. Namun, kesuksesan itu tidak dia dapatkan dengan gampang dan berjalan mulus. Mimpi buruk terjadi disaat dia menjadi boneka *** pribadi milik presedir di agensi tempat dia bekerja. Mulut terbungkam saat dia ingin berteriak, namun ancaman demi ancaman terlihat jelas di depan matanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeppeudalee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sikap Tenang Yang Menghanyutkan

📍Restaurant

“Reymond, saya punya hadiah kecil untuk anakmu.”

“Terima kasih, Mr. Tano.”

Pria bertubuh tegap itu bangkit dari kursinya, diikuti Reymond yang ikut berdiri. Dengan senyum tipis, Tano menyerahkan sebuah kotak kecil kepada Reymond.

“Saya senang mendengar kabar bahwa istrimu sedang hamil. Dan… Pak Mattheo,” katanya sambil menoleh ke pria yang lebih tua, “sebentar lagi Anda akan menjadi kakek.”

Mattheo tersenyum hangat mendengar ucapan itu. “Terima kasih, Mr. Tano.”

***

📍Lokasi Syuting

“Emily?” panggil Yubin, yang duduk di samping Emily dengan nada lembut.

Emily menoleh, memastikan tak ada orang lain di sekitar mereka sebelum menjawab.

“Kamu baik-baik saja, kan?” tanyanya cemas, pandangan matanya penuh perhatian.

Emily tersenyum kecil, berusaha meyakinkan. “Aku baik-baik saja, eonnie. Bahkan… aku merasa jauh lebih baik sekarang.”

“Kamu yakin?”

“Hm,” gumam Emily sambil mengangguk pelan.

Yubin menatapnya sejenak, masih ragu. Namun akhirnya ia menghela napas. “Baiklah, kalau kamu bilang begitu. Tapi kalau hal seperti kemarin terjadi lagi, kamu harus langsung menghubungi Pak Reymond, oke?”

“Oh, itu… iya, eonnie.”

Yubin bangkit, menepuk bahu Emily ringan sebelum beranjak. “Tunggu sebentar, aku akan meminta asisten menyiapkan makan siang untukmu.”

“Iya,” jawab Emily singkat.

Saat Yubin pergi, Emily memandangi ponselnya yang tergeletak di atas pangkuannya, matanya menerawang.

“Menghubunginya?” gumamnya pelan. Ingatannya melayang ke pertemuannya dengan Reymond malam itu.

FLASHBACK ON

Tepat pukul tiga pagi. Reymond berdiri di depan pintu apartement Emily, mengenakan jaketnya.

“Saya harus pergi,” katanya singkat, wajahnya serius.

“Iya, Pak Rey,” balas Emily sambil membenahi selimut di tubuhnya.

“Pakai bajumu,” perintah Reymond sebelum melangkah ke pintu.

Emily hanya tersenyum tipis. “Iya, aku akan memakainya setelah ini.”

Tanpa sepatah kata lagi, Reymond pergi, meninggalkan apartemen dengan langkah cepat. Namun kehangatan sentuhannya malam itu masih terasa membekas di tubuh Emily.

Flashback Off

Emily menghela napas panjang, wajahnya cemberut saat meraih ponselnya. Sudah sejak pagi Reymond tak menghubunginya, membuat pikirannya kacau.

“Tapi, siapa aku?” bisiknya lirih sambil menyandarkan tubuh. Pandangan matanya kosong, kecewa pada dirinya sendiri.

Ia menutup matanya, namun bayangan Reymond terus muncul. Napasnya mulai terasa berat. Sensasi sentuhan Reymond kembali hadir di benaknya, membuatnya semakin gelisah.

“Emily?” suara Yubin tiba-tiba memecah lamunannya.

Emily tersentak, membuka matanya cepat. “I-iya, eonnie?”

“Kamu yakin gak apa-apa?” Yubin menatapnya penuh tanya.

Emily memaksakan senyum. “Enggak, gak ada apa-apa. Aku baik-baik saja.”

***

-Dalam Mobil-

“Papa dengar kamu pulang jam setengah empat pagi tadi,” suara Mattheo terdengar tegas di dalam mobil yang melaju tenang.

“Iya, Pa,” jawab Reymond tanpa emosi.

“Kenapa bisa begitu?”

“Saya ketiduran di kantor,” balasnya singkat.

Mattheo mendesah panjang. “Reymond, Papa sudah bilang, jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan. Kamu harus punya waktu untuk keluarga.”

“Tidak apa-apa, Pa. Justru kalau saya tidak bekerja, saya sulit tidur.”

Mattheo menggeleng pelan, terlihat tak setuju. “Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan. Ngobrol dengan istrimu, misalnya. Oh, malam ini Papa akan bertemu Mr. Tano lagi. Kamu di rumah saja, ya? Jaga istrimu.”

“Iya, Pa.”

“Jangan biarkan dia merasa kesepian.”

“Iya, Papa mertua,” jawab Reymond dengan tenang, senyumnya samar.

Dan Reymond, memang setenang itu menutupi segala hal yang terjadi. Terlihat tidak seperti terjadi apa-apa yang dia lakukan bersama dengan Emily kemarin.

“Pa?” panggil Rey, tenang.

“Hm?” jawab singkat Mattheo.

“Nanti, saya akan melihat kinerja para talent, setelah saya sudah menjabat.” Ucapnya dengan napa pelan namun tegas.

“Untuk?” Mattheo mulai mengernyitkan dahinya.

“Untuk mengakhiri kerjasama dengan talent yang tidak kompeten.”

“Terdengar kejam nak.” Jawab Mattheo.

“Saya masih mengajukan ini. Kalau papa mertua tidak setuju, itu tidak apa.”

“Kita akan bicarakan nanti ya.”

“Iya pa.”

Terlihat tenang namun menghanyutkan. Seperti itulah, sikap Reymond yang dapat dideskripsikan dengan tepat dan singkat.

***

Emily dan Yubin tengah menikmati makan siang bersama. Suasana terasa damai, hingga ponsel Yubin berdering tiba-tiba.

“Sebentar, ya,” kata Yubin sambil bangkit, berjalan menjauh untuk menerima panggilan.

Emily memandangnya dari jauh. Ada sesuatu dalam gestur Yubin yang membuat Emily merasa resah. Sesaat, ia menatap ponselnya lagi, hatinya dipenuhi keraguan.

1
Pandagabut🐼
pak Presdir, kamu mengerikan...
Miralee
🫶🏻🫶🏻🫶🏻
Kairawu
Yeay aku baca disini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!