Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 10
Sesuai saat Kyai Mahmud menyampaikan amanah tadi pada Nadzira , saat ini Malik dan Nadzira sama-sama duduk di hadapan kyai Mahmud . Mereka duduk di sana tetap berjarak .
"Abi mau berbicara apa ?" Tanya Malik bingung , tadi diri nya pikir Abi nya hanya ingin berbicara berdua saja dengan diri nya , tapi kenapa Nadzira malah ikut juga .
Kyai Mahmud tersenyum . "Abi mengajak kalian datang ke sini ingin membicarakan tentang pernikahan kalian. Abi kemarin sudah bertemu dengan Abah Nurdin , kata beliau sebaiknya niat baik kalian jangan di tunda-tunda lagi. Dan secepat nya kalian harus segera menikah. "
Malik terkejut begitu pula dengan Nadzira , kalau Nadzira terkesan langsung tenang, berbeda dengan Malik, pemuda itu langsung protes pada Abi nya .
"Abi ! Tanggal nya kan sudah di tentukan ? Kenapa di rubah lagi ? "
"Maaf Malik, kamu seorang ustadz , dan kamu sudah tau tentang hal itu. Niat baik itu tidak baik kalau di tunda terlalu lama . Ya Abi mengakui nya . Tanggal yang kamu tetapkan itu menurut Abi terlalu lama nak . Kalian tidak baik bertunangan terlalu lama . " Tukas kyai Mahmud.
Namun rupanya Malik masih tidak terima . "Maaf Abi , terdengar lancang menurut Abi . Tapi sepertinya Malik tidak bisa . Apa yang sudah kita tetapkan , mohon di laksanakan sesuai yang di sepakati. Lagian kita juga butuh persiapan , tidak bisa langsung seperti ini Abi . " Sahut Malik .
Nadzira agak kecewa dengan perkataan ustadz Malik itu. Padahal dirinya sama sekali tidak masalah jika pernikahan nya di percepat . Toh sama saja , mereka juga pada akhirnya akan menikah.
Kyai Mahmud mendesah kesal dengan perkataan anak nya itu. "Kamu kenapa nak ? Kemarin kamu yang meminta di lamarkan Zira , sekarang kok kamu malah menolak saat Abi meminta pernikahan di percepat ?" Tanya Kyai Mahmud yang bingung dengan tingkah anak nya itu.
Malik menipiskan bibir nya. "Maaf Abi , tapi --"
"Ya ? Tiga Minggu dari sekarang , tidak ada bantahan Malik . Kalian tidak baik berhubungan tunangan lama-lama . Abi tidak mau di bantah lagi. " Seru Kyai Mahmud .
Malik hanya diam saja , sambil menundukkan kepala nya. Rasa nya kepala nya pusing sekali memikirkan hal itu.
Sedangkan Nadzira diam-diam meremas kuat tangan nya. Saat mendengar penyangkalan dari mulut ustadz Malik , diri nya merasa ada yang berbeda dari pemuda itu.
•
Sore hari nya , sesuai yang di katakan oleh Kevin, Kevin dengan semangat empat lima nya sudah berjalan menuju ke kantor dimana tempat ustadzah cantik nya itu sedang menunggu nya .
Kevin berulangkali mematut dirinya di depan cermin yang dirinya bawa di saku nya . Dirinya harus tampil maksimal di hadapan Ustadzah nya yang akan membuat Ustadzah cantik nya itu akan terkesima jika melihat nya .
Sedangkan Rahul yang sedari tadi menemani Kevin, sudah geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd teman baru nya itu. Mau menyangkal ya memang kelakuan teman nya itu ajaib sih. Tapi dirinya di buat ketar-ketir , takut kalau Kevin sampai tidak bisa , dan Kevin akan mendapatkan hukuman dari Ustadzah Nadzira nanti nya.
CK , santri yang lain saja , malah menjauhi Ustadzah Nadzira , tidak mau berurusan dengan Ustadzah nya itu. Ya walaupun cantik, tapi galak nya luar biasa , jadi siapa yang tidak takut dengan Ustadzah satu itu .
"Kamu beneran udah hafal Vin, perasaan waktu nya singkat banget loh ini, kamu minta maaf aja deh sama Ustadzah Zira . Nanti saya bantuin ngomong . Saya yakin Ustadzah Zira pasti mau memaafkan kamu , walaupun galak , tapi Ustadzah Zira itu baik banget. " Ucap Rahul pada Kevin.
Kevin berdecak mendengar nya. "Lo remehin kemampuan gue ? "
Rahul menggaruk kepala nya . "Ya gimana ya ? Nama nya juga , saya khawatir sama kamu ."
"CK, udah ngebacot nya ! Gue males berdebat sama Lo Sharukh Khan !! Nanti hafalan gue hilang. " Seru Kevin .
Rahul memberengut mendengar nama nya di panggil lain. "Nama saya Rahul , Muhammad Rahul Azam , bukan Sharukh Khan , Kevin ..."
"Yee sama aja ! Rahul, Sharukh Khan sama ! Sama-sama, kuch, kuch Hota heiii..." lah malah nyanyi si Kevin nya.
Rahul menepuk jidat nya sendiri melihat kelakuan teman nya itu, apa lagi melihat Kevin yang sudah goyang-goyang ala India , rasa nya lucu sih. Rahul sampai menggulum senyuman nya. Ternyata berteman dengan Kevin tidak seburuk itu . Pemuda itu banyak melucu nya .
Kevin berdekhem saat akan masuk ke dalam kantor , joget-joget nya pun sudah di hentikan oleh nya.
"Lo boleh cabut, gue masuk dulu . " Ucap Kevin pada Rahul .
Rahul menghela nafas nya kasar , dirinya tidak menurut , membiarkan saja Kevin masuk ke dalam kantor , dirinya memilih duduk di sofa di depan kantor itu, menunggu Kevin yang akan keluar dari kantor.
Kevin mengucapkan salam , dan di balas oleh beberapa ustadz dan Ustadzah yang ada di dalam ruangan itu. Ya mereka memang satu ruangan , tapi berbeda jalur . Kalau perempuan para Ustadzah di jalur sebelah kanan , yang laki-laki para ustadz nya berada pada di jalur sebelah kiri. Dan meja mereka tetap berjarak .
Kevin berdekhem menormalkan detak jantung nya saat ingin melangkah kan kaki nya menuju ke meja Ustadzah cantik nya itu. Sialan jantung nya berdebar tidak karuan , terlebih melihat wajah cantik yang sedang duduk dan sibuk dengan buku-buku yang ada di depan nya.
"Santri baru ? Mau bertemu dengan siapa ?" Tanya Ustadzah Rani .
Kevin tersenyum tipis. "Saya ingin bertemu dengan Ustadzah Nadzira , mau menyetor hafalan . " Sahut Kevin ramah .
Ustadzah Rani mengangguk , "silahkan , "
Kevin mengangguk singkat , lalu melangkah kan kaki nya menuju ke meja Ustadzah cantik nya itu lagi .
Seet
"Assalamualaikum Ustadzah ."
Nadzira mendongak, lalu melengos ke samping saat menyadari pemuda tengil itu yang datang. "Wa'alaikum salam . Duduk "
Kevin menurut duduk berjarak di depan meja dengan Nadzira ,
"Silahkan , kamu mulai . "
Kevin mengangguk , membaca basmallah terlebih dahulu, lalu memulai membaca hadis yang sudah dirinya hafal tadi .
Dan Nadzira di buat tertegun saat pemuda tengil itu membaca hadis dengan fasih . Tidak ada yang salah sama sekali..
Nadzira terkejut bukan main .
Kevin tersenyum, apa lagi dengan waktu yang singkat dirinya sudah menyelesaikan hafalan hadis yang di minta oleh Ustadzah cantik nya itu .
Terlebih diri nya sangat suka melihat wajah terkejut Ustadzah cantik nya itu .
"Ekhem terpesona ?" Tanya Kevin berupa bisikan , dirinya tidak lah mungkin berbicara terlalu kencang di sana , di sana ramai , bukan dirinya tidak berani , tapi diri nya masih menghargai Ustadzah cantik nya itu . Kevin tidak mau membuat Ustadzah cantik itu malu di depan rekan nya .
Nadzira terkesiap, lalu berdecih sinis , walaupun diam-diam dirinya juga terpesona dengan bacaan Kevin tadi . Namun tidak mungkin diri nya mengatakan sejujurnya, yang akan membuat pemuda itu geer .
Kevin yang melihat nya sudah terkekeh kecil , lucu dan gemas , rasa nya ingin sekali mencubit pipi chubby yang putih itu .