Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Dan di sinilah dia, athar akhirnya terpaksa mengikuti kemauan sang ibu untuk pergi dinner bersama ranty malam ini, awalnya athar menolak namun ibunya bersitegas dan memaksa nya dengan alasan baktinya sebagai anak.
Sesungguhnya dia sangat malas berbeda dengan ranty yang terlihat begitu senang malam ini, setelah penantian yang menurutnya panjang, dia dan athar kini mendapatkan momen romantis hanya berdua.
Penampilan athar nampak biasa saja, tidak seperti saat mengajak dinner romantis berdua bersama dea, yang rapi dan tampan, lelaki itu justru berpenampilan urakan dengan kemeja yang atasnya tak terkancing, rambut athar yang mulai panjang diikat nya asal, dia juga sengaja belum mencukur bulu- bulu di dagunya yang terus tumbuh.
Melihat penampilan athar, sebenarnya ranty agak di buat kesal karena pria itu terkesan tak niat untuk menemani nya dinner, namun mengingat kembali sekarang athar yang sudah berubah dan susah untuk di dekati membuat ranty akhirnya tak mempersalahkan itu lagi.
Sementara ranty memakai gaun mewah yang menampilkan lekuk tubuhnya, entah sengaja atau bagaimana dia membuat atasan gaunnya terlihat rendah hingga nampak kedua bongkahan dadanya yang sedikit menyembul.
Tapi yang pasti athar sama sekali tak berminat bahkan melihat nya pun tidak, athar bukannya tidak tahu jika wanita itu sedang memancing hasratnya sebagai lelaki dengan memakai pakaian seminim itu, tapi athar tidak peduli sama sekali, meski di tempat mereka duduk sekarang banyak lelaki yang berlalu lalang yang melirik ranty dengan tatapan nakal.
"Kamu mau makan apa, mas? " tanya ranty dengan nada yang di buat selembut mungkin.
"Terserah." ucap athar.
Ranty terdiam tangannya yang sedang menjelajahi buku menu seketika terhenti, ia mendongak menatap athar yang kemudian berpaling membuang muka.
Ranty mende sah pelan. "Tidak bisakah setidaknya kau berpura-pura bahagia saat bersama ku? "
"Tidak bisa. " tukas athar dengan sinis. "Tidak kah kau mengerti dengan apa yang kau lakukan saat ini? memanfaatkan kebaikan dari ibuku untuk memaksa ku melakukan apa yang kau inginkan, bukankah itu menjijikan. "
"Kenapa kata- kata mu begitu kasar? "
"Memang itu pantas untuk mu. " dengus athar.
Ranty menatap nanar mulai lagi ia memainkan aktingnya, sekarang mata wanita itu sudah berkaca- kaca.
"Kau jahat. "
Athar memutar bola matanya malas. "terserah.
Akhirnya ranty memilih untuk diam dan mengalihkan suasana yang canggung dengan memanggil waiters untuk mencatat pesanan, athar yang masih saja diam membuat ranty memutuskan untuk menyamakan pesanan pria itu dengannya.
Di tempat lain, dea yang sudah selesai dengan pekerjaannya kini merapikan meja kerjanya, di saat hendak berbalik dia di kejutkan dengan kehadiran seorang pria jangkung yang tak lain ada kepala manager hotel.
"Selamat pak gery, ada perlu apa menghampiri saya. "
"Ekhem, malam juga dea, ini sudah di luar jam kerja, jadi sebaiknya bicara santai saja. "
"Baiklah, ada perlu apa bapak menemui ku?"
"Eumm begini saya ingin mengajak mu makan malam bersama. "
Mata dea seketika menyipit, memang beberapa hari dia bekerja di sini, dari awal berjumpa pak gery selalu memperhatikan nya, awalnya dea kira dirinya kegeeran tapi melihat pria itu yang secara terang- terangan mengajaknya makan malam bersama, Dea menjadi mengerti jika pria itu sedang mendekatinya.
Dea menghela nafas, "maaf Pak saya--"
Baru saja dia ingin menolak ajakan lelaki itu tiba-tiba susan dan desti menghampirinya.
"Dea pak gery baru saja mengajak mu dinner berdua, terima saja. "
"Iya Dea, kesempatan tidak datang dua kali. "
Kedua teman barunya itu seolah mendesaknya untuk menerima ajakan lelaki matang tersebut, Dea baru menyadari seperti nya ada yang aneh, seperti antara pak gery dengan kedua temannya itu sudah merencanakan ini dari awal.
"Tapi--"
"Sudah terima saja! " susan dan desty mendorong punggung nya hingga hampir bertubrukan dengan dada bidang pak gery jika saja lelaki itu tidak menahannya dengan cepat sudah pasti Dea akan mendapatkan malu saat itu juga.
"Pak gery, jaga Dea ya. dia belum berpengalaman tentang cinta jadi tolong ajari! " teriak susan saat gery sudah mengajak Dea pergi.
...----------------...
Dea yang tidak enak untuk menolak di tambah desakan dari teman- temannya, akhirnya pun menerima ajakan dari gery.
Mobil yang di kendarai manager muda itu berhenti di sebuah restoran mewah.
"Kita makan di sini saja, di sini terkenal dengan makanan tradisional nya yang enak- enak."
"Tapi sepertinya mahal pak. "
Mendengar ucapan dea membuat gery terkikik. "Aku yang mengajak mu jadi aku yang membayar nya nanti. "
Dea mengangguk paham. "Baiklah."
Keduanya pun masuk ke dalam restoran, tak Dea sangka di dalam cukup ramai pengunjung, ada alunan lagu romantis juga yang menambah syahdu suasana.
Di sisi lain, athar yang semula tak minat dengan semua yang dia lihat, tiba-tiba mendelikkan mata ketika di lihatnya di ambang pintu masuk, sesosok wanita yang sangat di rindukan nya saat ini.
"Dea."
Saking terkejut nya sampai athar tak sengaja mengucapkan nama itu di depan ranty hingga wanita itu menoleh ke belakang untuk mengikuti arah pandang athar.
Tak salah lagi meski dari kejauhan athar masih sangat bisa untuk mengenali Dea, yang membuat nya terkejut bukan hanya kedatangan gadis itu kesini tapi juga sosok pria di sampingnya yang membuat rahang athar langsung mengeras.
Mata athar menyipit tajam, wajahnya datar dengan ekpresi tak suka yang sangat kentara, sementara itu Dea merasa sejak tadi sedang di perhatikan menyisiri ruangan seketika matanya membulat ketika matanya langsung bertemu dengan tatapan athar yang tajam.
"Mas athar? kenapa dia ada di sini? "
Dea yang terkejut seketika membuang muka ke samping, hal itu membuat gery mengernyit.
"Ada apa dea? "
"Oh, itu-- tidak apa-apa. " dea segera menggeleng tak ingin Gery curiga.
"meja di sini seperti nya di isi semua, aku akan mencari meja untuk kita. "
"B-baik." sebisa mungkin dea menghindari tatapan athari yang seolah tak mengalihkan tatapannya sedetik pun.
Ranty yang melihat athar terus menatap dea, merasa kesal, lalu sejurus kemudian dia seperti mendapatkan ide.
"Kebetulan ada si dea di sini, aku bisa menunjukkan kemesraan ku dengan athar di depan mata nya. "
Ranty tersenyum miring, dia kemudian berpindah tempat di samping athar, lalu bergelayut manja di lengan kekar itu.
Athar semula terkejut dan langsung merasa risih, saat dia hendak mendorong ranty menjauh tak sengaja matanya melirik dea yang sedang memperhatikan mereka dengan tatapan sedih.
Membuat athar tak jadi melakukannya, dia suka melihat bagaimana dea dengan tatapan cemburu nya,entah kenapa dia suka melihat dea yang seperti itu jadi dia membiarkan ranty dengan segala kelakuannya yang seperti nya sengaja ingin mempertontonkan kemesraan mereka pada dea.
"Mereka sepertinya terlihat bahagia dan romantis. " dalam hati dea berucap getir tak bisa di pungkiri hatinya merasa ngilu melihat pemandangan yang tersaji di depannya.
Sementara athar diam- diam menarik sudut bibir, dia menyukai dea yang menunjukkan kecemburuan nya jadi dia menikmati itu.
Tidak sampai pria yang bersama dea kembali, mereka kini saling mengobrol athar bisa melihat tatapan dalam pria itu untuk dea, kini malah athar yang di buat cemburu melihat itu.
"Baiklah, ayo sekarang kita duduk. " ajak gery, dea mengangguk melirik sekilas ke meja yang di tempati athar dan ranty, dea di buat tertegun karena kini mata athar kembali menatap dirinya dengan tatapan tajam.
Dea memilih mengabaikan hal itu dan mengikuti langkah gery, yang sialnya meja yang akan di tempati mereka justru kini berhadapan dengan meja yang di tempati athar dan ranty.
Dea yang semula ingin menghindari pria itu malah di buat hadap- hadapan dengannya, meski dari dua meja yang berbeda tapi rasanya jarak mereka begitu dekat..
Melihat tatapan athar yang tak kunjung berubah, malahan sorot mata pria itu seperti ingin menelannya hidup- hidup membuat Dea menunduk dengan detak jantung yang bertalu-talu.
"Tuhan, situasi macam apa ini?! "
*
*
*
Bersambung
semua hal2 baiknya..