Naya yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya harus mengalami malam kelam bersama dokter Mahesa, dokter bedah syaraf sekaligus direktur rumah sakit tempatnya bekerja sebagai seorang perawat.
Naya yang sadar akan dirinya yang hanya orang dari kelas bawah selalu berusaha menolak ajakan dokter Hesa untuk menikah.
Namun apa jadinya jika benih dari dokter tampan itu tumbuh di rahimnya, apakah Naya akan tetap menolak?
Tapi kalau mereka menikah, Naya takut jika pernikahan hanya akan membawa derita karena pernikahan mereka tanpa di landasi dengan cinta.
Namun bagaimana jadinya jika dokter yang terlihat dingin di luar sana justru selalu memperlakukan Naya dengan manis setelah pernikahan mereka?
Apakah Naya akhirnya akan jatuh cinta pada suaminya itu?
Follow ig otor @ekaadhamasanti_santi.santi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam kelam
"Tolong bantu saya. Saya janji saya akan bertanggungjawab" Pinta pria yang kini sudah mengungkung Naya di bawah tubuh kekarnya.
Nafas pria yang Naya kenal sebagai dokter spesialis saraf di rumah sakit tempatnya bekerja itu tampak terengah-engah sepertu habis berlari puluhan meter. Tapi matanya terlihat berkabut dan seluruh wajahnya tampak merah.
"Dokter, saya mohon lepaskan saya dok!" Naya memohon dengan air matanya yang sudah tumpah ruah. Dia begitu ketakutan saat ini.
Kedua tangannya terkunci di atas kepalanya sementara kedua kakinya di jepit dengan kedua kaki milik dokter tampan dan berkarisma itu. Naya pun tak bisa berkutik sama sekali saat ini.
"Saya mohon, saya sudah tidak kuat lagi. Saya akan bertanggungjawab untuk perbuatan bejat ini. Saya minta maaf karena menyakitimu!"
"Tidak dokter!! Ini tidak be...mmbbhtttt"
Terlambat, bibir naya sudah terlanjur di bungkam oleh dokter idola di rumah sakitnya itu. Dokter yang selama Naya bekerja di sana sebagai perawat terlihat seperti pria yang dingin namun penuh karisma. Kehebatannya menangani pasien menjadi nilai plus tersendiri bagi dokter yang sekaligus menjabat sebagi Direktur rumah sakit itu.
Tangisan Naya yang begitu pilu sama sekali tak menghentikan aksi bejat yang di lakukan oleh dokter dari keluarga Natawira. Dia adalah Mahesa Natawira. Pria berusia tiga puluh tahun yang tampan dan berasal dari keluarga kaya.
Pria itu justru terus menjelajahi tubuh Naya hingga tanpa rasa iba sedikitpun. Naya sendiri merasa begitu kotor saat ini. Dia tidak mau membuka matanya. Tak mau melihat bagaimana pria itu mengambil kesuciannya yang telah ia jaga selama dua puluh satu tahun ini.
Naya pun tak menyangka jika dia akan berakhir mengenaskan di ranjang yang sama dengan seorang pria yang menjadi atasannya itu.
Seakan dunia Naya benar-benar runtuh saat ini. Dia baru saja lulus kuliah beberapa bulan yang lalu dan baru saja bekerja di rumah sakit dr. Catra Natawira dua bulan yang lalu.
Tapi kini dia harus mengalami kejadian kelam seperti itu. Dia tidak tau lagi nasibnya setelah ini bagaimana. Masa depan yang Naya impikan justru hilang begitu saja dari pikirannya saat dokter tampan itu sudah melepas satu persatu kain yang menempel pada tubuhnya.
"Ini akan sakit, tapi ini tak akan berlangsung lama. Sungguh aku minta maaf tapi aku tak bisa lagi menahan gejolak ini"
Naya seakan tuli, dia tak ingin lagi mendengarnya. Bahkan des ahan kenikmatan dari dokter itu membuat Naya semakin jijik pada dirinya sendiri.
Andai saja dia tak datang ke acara seminar itu untuk menggantikan rekannya, dia pasti tidak akan terjebak dengan dokter yang sedang menggagahinya itu.
Tapi nasi telah menjadi bubur, penyesalan tinggal penyesalan. Naya tak dapat memutar waktu, dia juga tak bisa menghindar lagi apalagi saat ini dia tengah merasakan sakit yang luar biasa di bawah sana ketika benda asing milik dokter itu telah mengoyak bagian bawahnya.
"Jangan menangis, aku pasti akan bertanggungjawab. Pegang janjikuhhhhh!!"
Naya menggeleng dengan pelan diiringi dengan air matanya yang tiada henti. Bagaimana mungkin dokter itu mengumbar janji dengan diiringi suara des ahan seperti itu. Saat ini Naya benar-benar merasa begitu hina.
Hentakan deki hentakan di berikan pria di atasnya itu dengan kuat sampai seluruh tubuh Naya tersentak berkali-kali. Naya hanya bisa pasrah di bawah sana karena tak ada tenaga lagi. Seluruh tubuhnya juga sudah lemah. Dia terus mengigit bibir bawahnya dengan kuat.
Tak dapat di pungkiri, walah awalnya menyakitkan tapi tubuhnya tak bisa mengelak lagi saat ini. Tubuh bagian bawahnya mulai bereaksi. Dia ingin mengeluarkan sesuatu yang mendesak ingin keluar. Semakin pria itu menghentakkan pinggulnya, semakin kuat juga rasa membuncah itu ingin meledak dari tubuh Naya.
Hingga akhirnya Naya tak berdaya lagi, tubuhnya melengkung dengan tangannya yang mencengkeram kuat selimut di putih bersih yang menjadi alasnya saat ini.
"Aku benar-benar menjijikkan" Teriak Naya dalam hatinya.
"Akkhhhh!!" Pekik suara berat itu tak lama setelah berhasil membuat Naya lemas.
Tubuh kekar itu pun ambruk di sisi Naya. Nafasnya yang terengah-engah itu justru semakin menyakiti hati Naya.
Wanita yang kini telah rapuh itu membalikkan tubuhnya yang remuk untuk membelakangi pria itu.
Meski dia baru bekerja dua bulan di rumah sakit itu, tapi dia tau betul siapa pria itu. Dia adalah Mahesa Natawira. Pewaris dari rumah sakit yang ia jadikan tempat mengais rejeki. Dia sudah lama mengenal pria itu sebagai Kakak Gisel, sahabatnya waktu SMA.
Dulu dia sering datang ke rumah Gisel dan pernah sesekali bertemu dengan pria itu, tapi itu sudah sekitar empat tahun yang lalu. Pasti pria itu jiga lupa dengannya. Namun yang dari dulu Naya tau, pria itu adalah pria yang baik dan sangat menyayangi Ibu serta adiknya. Tapi yang ada di belakangnya saat ini, justru terlihat mengerikan.
"Kamu perawat di bangsal apa?"
Naya masih diam saja sata pria itu bertanya. Pasti pria itu tau tentang dirinya yang berprofesi sebagai seorang perawat di rumah sakitnya karena Naya memang menggunakan seragam perawat milik rumah sakit itu.
"Sekali lagi aku minta maaf karena merenggut kesucian mu. Kalau dalam keadaan sadar tentu aku tidak akan melalukan perbuatan bejat seperti ini. Ada seseorang yang sengaja menjebak ku dengan menambahkan obat di minuman ku sehingga aku kehilangan kendali. Tapi kamu tidak usah takut, aku pasti akan bertanggungjawab. Pegang janjiku" Terdengar penyesalan yang cukup jelas dari setiap kata yang Hesa ucapkan. Begitulah sapaan yang di berikan untuk dokter tampan itu.
Dia benar-benar tidak akan memaafkan orang yang berani bermain-bermain dengannya itu.
"Jangan pergi dulu, tunggu aku bersih-bersih. Nanti ku antar pulang" Ucap Hesa sebelum beranjak ke kamar mandi.
Tangis Naya justru pecah setelah Hesa tak terlihat lagi. Dia menggosok kulitnya yang telah terjamah pria itu dengan kasar. Dia benar-benar merasa kotor saat ini. Otaknya sudah buntu, dia tak tau apa yang harus ia lakukan setelah ini.
Tak mungkin juga dia keluar dari rumah sakit itu karena dari dulu impiannya adalah bekerja di sana. Rumah sakit yang terkenal akan dedikasinya yang baik untuk masyarakat serta mensejahterakan semua tenaga medis yang bekerja di sana.
Selain itu, mencari pekerjaan di rumah sakit tidak mudah untuk saat ini. Naya juga sedang butuh uang banyak untuk melunasi hutang Ayahnya. Tapi kalau dia tetap berada di sana. Sanggupkan dia terus bertemu dengan dokter itu setelah semua yang mereka alami?
Naya beranjak dari ranjang yang menjadi saksi bisu untuk perbuatan hinanya itu dengan tertatih.
Dia memakai bajunya lagi dengan tergesa-gesa. Dia harus segera pergi dari sana sebelum Hesa keluar dari kamar mandi. Dia tak ingin berhadapan dengan pria itu lagi saat ini.
Sementara Hesa yang keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk sebatas pinggang itu tampak kebingungan karena tak mendapati wanita yang baru saja ia tiduri.
Tapi matanya tertuju pada ID card yang pastinya tak sengaja terjatuh di sana karena benda itu berada di dekat pintu kamar hotel.
"Kanaya Nafisa" Gumam Hesa membaca nama yang ada di bena itu.
tapi pasti mamas dokter bisa bungkam mulut mereka.
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Tapi itulaa n̈amanya pengikat kasih sayang ♥️♥️♥️♥️♥️