NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:442
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Devie melihat Fandi dengan merasa malu.

"Aku...terlalu panik" kata Devie pelan.

"Ya. Kalau kamu terlalu panik memang begitu. Gak bisa berpikir makanya kamu harus bicara...beritahu aku...setiap hal yang membuat kamu kepikiran. Kita bisa cari solusi bersama"

Devie tersenyum senang. Tidak salah dirinya menerima Fandi sebagai pacarnya. Devie melepaskan kedua tangan Fandi dari pipinya.

"Kenapa sejak tadi kamu berani memegang pipi aku? Gimana kalau Winda datang dan melihat?"

"Winda gak mungkin datang ke sini karena sedang kesal jadi sekarang kamu pergi ke Winda dan bicara kalau kita cari waktu untuk pergi bertiga"

"Ya" kata Devie tersenyum.

"Kalau melihat kamu tersenyum aku juga semangat" kata Fandi dengan tersenyum senang.

Devie tertawa pelan hanya sebentar.

"Aku datang ke Winda dulu ya?"

Fandi mengangguk dan mengelus sebentar pucuk kepala Devie dengan tersenyum. Devie berjalan pergi.

Mike : Apa kabar?

Winda : Gue baik saja. Lo gimana? Sudah lama kita gak chat

Mike : Hehehe...gue sibuk kerja PR. Lo rindu gue ya?

Winda : Idih...percaya diri banget. Gue cuma bicara basa basi

Mike : Gue gak percaya. Lo pasti rindu gue

Winda : Terserah lo. Waktu itu gue minta maaf. Gue ketus ya? Gue gak bermaksud begitu. Gue cuma gak mau lo sampai setiap hari mengantarkan gue. Gue gak mau merepotkan lo

Mike : Kita teman, bukan? Gue menawarkan dan gak setiap hari gue bisa mengantarkan lo. Gue memahami itu tanpa lo memberitahu jadi gue tahu ketika sempat atau gak. Suatu hari nanti gue pasti akan minta tolong juga kepada lo. Itulah teman. Saling membantu. Bukankah begitu?

Winda berpikir keras.

"Mike boleh juga ya? Pikirannya terbuka" pikir Winda.

Mike : Gue juga minta maaf karena memaksa lo untuk mau diantarkan. Lain waktu gue gak akan memaksa lo. Sudah selesai, bukan?

Winda : Ya. Masalah kita sudah selesai

Mike : Lo sedang apa?

"Winda, aku boleh masuk?"

Winda kembali kesal dan meletakkan handphonenya lalu bangun dan duduk. Winda melihat Devie berjalan masuk.

"Kenapa belum dibalas? Cuma dibaca?" pikir Mike.

Mike menahan kesal.

"Gue harus sabar. Tujuan gue membuat dia akhirnya menyukai gue. Dia gak bisa dipaksa. Harus secara perlahan. Ya. Gue yang harus punya beribu trik untuk mendapatkan dia" pikir Mike akhirnya tersenyum nakal.

"Win, aku dan Fandi gak bermaksud sengaja atau justru kerja sama agar kamu gak ikut. Nanti kita cari waktu agar bisa jalan bertiga seperti dulu"

"Aku mau jalan berdua"

Devie merasa heran.

"Bukankah Kak Devie tahu kalau aku sangat menyukai Kak Fandi jadi aku cuma mau berdua? Kalau bertiga aku gak bisa dekat dengan Kak Fandi. Aku ingin membuat Kak Fandi jadi menyukai aku"

Devie berpikir keras dan berusaha tidak sedih.

"Jadi biarkan aku pergi berdua dengan Kak Fandi. Kak Devie harus mengalah untuk aku" kata Winda bersikeras.

"..."

"Dengan atau tanpa persetujuan Kak Devie aku tetap akan mengajak Kak Fandi jalan berdua"

"Kalau Fandi gak mau gimana?" tanya Devie pelan.

"Artinya Kak Devie harus membantu aku agar Kak Fandi mau jalan berdua dengan aku"

Devie berhenti melihat Winda.

***

Fandi melihat Devie datang dan berdiri lalu Devie berdiri di hadapan Fandi dan berusaha tersenyum.

"Gimana?"

Devie berusaha tersenyum dan mengangguk lalu Fandi menatap Devie dan memegang tangannya.

"Sekarang kita bisa jalan?"

"Fan, mendadak aku..."

"Ayo kita jalan berdua. Kapan lagi?" potong Fandi.

Devie merasa ragu tapi tidak ingin Fandi curiga akhirnya mengangguk. Fandi menggandeng tangan Devie dan mau berjalan pergi tapi tidak jadi karena tangannya dilepas oleh Devie.

"Gimana kalau Winda melihat?"

"Aku lupa"

Fandi dan Devie berjalan pergi lalu sampai di mobil Fandi dan masuk.

"Kamu mau ke mana?"

Devie berpikir.

"Ke taman saja. Gimana?"

"Boleh. Apa yang gak untuk kamu?"

"Kamu semakin pintar gombal"

Fandi tertawa pelan.

"Memangnya aku gombal kalau hal itu yang terjadi? Aku rela melakukan apapun untuk kamu"

"Gak boleh begitu. Kamu rela melakukan apapun meskipun berbuat jahat ya?"

"Kecuali itu. Aku tetap jadi Fandi yang kamu kenal" kata Fandi dengan tersenyum.

Devie merasa lucu.

***

Mike : Kenapa lo gak keluar?

Winda : Gue malas

Mike : Ada masalah?

Winda : Gak ada

Mike : Lo jadi lebih diam

Handphone Winda berbunyi dan Winda melihat layar handphone lalu menghela napas dan menerima telepon dengan agak malas.

"Ya?"

"Hai. Lo sedang apa?"

"Gak ada. Lo sendiri?"

"Gue jadi bingung harus melakukan apa? Gue sudah kerja semua PR. Di rumah sepi"

"Lo gak keluar?"

"Maunya tapi gue bosan kalau sering jalan sendiri"

Winda berpikir.

"Sekarang lo ada niat mau keluar?"

"Kalau cuma sendiri malas"

"Mau gue temani?"

"Baiklah gue segera meluncur ke sana. Bye" kata Mike semangat dan mengakhiri telepon.

"Gue belum selesai bicara" pikir Winda.

Winda mengangkat bahu.

"Gue butuh teman curhat apalagi melihat baru saja mereka keluar berdua dan sejak kapan gue mulai senang curhat dengan Mike?" pikir Winda.

Winda tersenyum heran.

"Mungkin karena Mike cowok. Gue juga butuh pemikiran dari cowok untuk menghadapi Kak Fandi" pikir Winda semangat.

Pukul 18.45. Fandi dan Devie sampai di taman lalu mereka jalan dan saling berbagi makanan yang sebelumnya dibeli.

"Kamu yakin gak mau makan?"

"Aku masih kenyang. Apa kamu mau makan?"

"Sebelum ke rumah kamu sebenarnya aku sudah makan tapi kalau sekarang kamu ajak makan aku akan menemani"

"Tanpa makan?"

Fandi tersenyum.

"Tentu saja makan juga. Nanti kamu cemberut kalau aku membiarkan kamu makan sendiri"

Devie tersenyum.

"Aku mau panggil kamu 'dear'. Kalau kamu?" tanya Fandi dengan tersenyum.

"Menurut kamu?"

"Kenapa tanya kembali kepada aku atau kamu belum memikirkan?" tanya Fandi pelan.

Devie tertawa pelan.

"Segitunya mau ada panggilan khusus?" tanya Devie merasa lucu.

"Bukan begitu. Aneh saja. Masa masih memanggil nama? Paling gak 'sayang' begitu"

Devie tertawa sebentar dan menggandeng tangan Fandi.

"Aku sudah memikirkan" kata Devie dengan tersenyum.

"Apa?" tanya Fandi dengan merasa ingin tahu.

"Amour"

"Amour?" tanya Fandi dengan merasa heran.

"Jangan salah. Ternyata amour itu juga panggilan sayang. Memang gak banyak yang tahu" kata Devie dengan tersenyum.

Fandi tersenyum.

"Gak masalah. Pokoknya gak dipanggil nama"

"Cie...ada yang sedang bahagia karena dapat nama panggilan"

Fandi tertawa pelan.

"Sekarang kamu sudah bisa menggoda aku ya?" kata Fandi dengan melepaskan tangan Devie dan merangkul erat.

"Aku gak menggoda kamu. Cuma sedikit becanda. Beda ya?"

Fandi berhenti tertawa dan menatap Devie dengan tersenyum.

"Ya. Ya. Terserah kamu" kata Fandi dengan merasa senang.

Fandi melepaskan rangkulannya.

"Sekarang aku mau bicara serius"

Devie merasa ingin tahu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!