Khairani anjani, seorang asisten perusahaan terkenal tak menyangka sahabatnya sejak SMA akan mengambil pacarnya Gavin wibowo.
Padahal viola saski susah menikah dengan ken arok seorang dokter bedah spesialis jantung, ken arok sendiri adalah dokter yang merawat bibi khairani.
bagaimana semuanya bermula, akankah gavin kembali pada khairani ? atau mereka akhirnya berpisah. lalu bagaimana rumah tangga ken arok dengan viola?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08. Aku butuh teman!
Dalam hati khai ragu bagaimana ia bisa mendekati dokter yang sudah berbulan bulan itu merawat bibinya sedangkan ia sendiri tak tahu caranya menggoda. Ahhhh entahlah khai sangat pusing memikirkannya.
Ia meraih ponselnya sekali lagi khai penasaran cara menaklukan pria beristri itu dan mencari tahu lewat internet, deretan huruf dan kalimat kalimat yang dianggap penting itu ia tulis dalam catatan kecil dimana ia bisa belajar satu persatu cara menaklukan hati seorang dokter tampan tersebut.
" mendekatinya dengan pelan no satu , ah baiklah apa alasanya aku bertemu denganya nanti ya ... " khai mulai memikirkan alasanya ia bertemu dengan ken tapi rasanya semua buntu.
" haruskah aku bilang hanya ingin berterima kasih saja padanya , apa itu masuk akal ahhhh ayolah otak berfikir lah yang jernih" ucap khai sambil memukul mukul kepalanya dengan bolpoin lalu menyandarkan kepalanya pada atas ranjang.
Malam harinya bos khai datang melayat mereka ikut berbelasungkawa dan ia memeluk khai kala ingat pada almarhumah, khai pun menceritakan bagaimana bibinya sakit hingga akhirnya meninggal.
" sekali lagi maaf khai saya baru datang kesini dan tidak membantu proses pemakaman bibi kamu " ucap bu dedes bos khai dengan sangat.
" gak apa apa bu saya paham ibu baru melahirkan pasti sangat sibuk dan maaf saya harus cuti lagi" ucap khai dengan menundukan kepalanya karena air mata yang jatuh tiba tiba ia juga merasa sungkan karena ia banyak cuti akhir akhir ini sementara bosnya baru melahirkan.
" gak apa khai kamu bisa cuti sampai seminggu lagi pula ada melia dan saya di kantor " ucap pak jo suami dari bu dedes sekaligus sekretarisnya.
Ya bos khai menikah dengan sekretarisnya sekaligus tangan kanan ayahnya bu dedes dan selama bu dedes cuti pak jo lah yang menghandle perusahaan dibantu khai dan melia.
Khai sendiri adalah asisten pertama dan sudah hampir 5 tahun bekerja di perusahaan danu group, sedangkan melia asisten ke dua dan baru bekerja kurang dari setahun.
" kalo begitu kami pamit khai ini ada sedikit uang untuk membantu kamu semoga bermanfaat " ucap pak jo sembari memberika amplop tebal berwarna coklat muda itu.
" ya ampun pak gak usah , kemarin juga uang untuk operasi bibi masih banyak pak " tolak khai namun segera di cegah oleh bu dedes selaku bos perusahaan.
" mohon diterima khai" ucap bu dedes dengan sangat.
" terima kasih bu pak semoga tuhan membalas kebaikan kalian" ucap khai ia sangat beruntung punya bos yang sangat baik disaat masa terpuruknya sepasang suami istri itu selalu membantunya itu juga yang membuat khai semakin sungkan.
Sepeninggal mereka pulang khai kini hanya berdua dengan bi santi asisten rumah tangga yang mengasuhnya sejak kecil saat bibinya bekerja.
Bi santi muncul dari dapur mendekatinya lalu duduk disampingnya, dia ingin membicarakan sesuatu pada khai tapi ia ragu mungkin karena suasana yang masih berduka ini.
Khai menatap bi santi tampak gugup disampingnya terlihat ia memainkan jemarinya yang masih basah yang tercium wangi sabun cuci piring ditanganya itu.
" ada apa bi ?" tanya khai menatap bi santi yang masih bingung.
" begini neng " ucap bi santi ragu.
" bilang saja bi aku gak apa apa "ucapan khai membuat wanita paruh baya itu membuka mulutnya.
" anu neng ... Bibi mau pulang kampung" khai tampak terkejut mendengar apa yang asisten rumah tangganya bilang.
" terus... " tanya khai penasaran karena bi santi kembali diam.
" bibi mau keluar kerja neng, bibi sudah lama kerja disini untuk ibu tapi sekarang ibu sudah meninggal bibi ingin merawat ibu nya bibi neng yang udah sepuh" papar bi santi dengan wajah tak enak.
" kapan bibi pulangnya ?" tanya khai ia tak mungkin mencegah pengasuhnya itu pulang jadi ia berusaha memahaminya walaupun sebenarnya ia tak ingin ditinggal.
" selesai tahlilan ibu neng , maafin bibi ya neng tapi kalo neng butuh pintu rumah bibi selalu terbuka buat neng " ucap bi santi meraih tangan khai lalu menciumnya dan memeluk khai erat hati bi santi juga berat meninggalkan anak asuhnya sendirian ia juga sedih karena khai kini sebatang kara.
" bukanya bibi gak sayang tapi bibi juga masih punya orang tua yang harus di urus" ucapnya lagi.
" iya bi khai paham..." kata khai yang membuat air mata mereka kembali berderai.
...****************...
Beberapa hari kemudian ...
Khai termenung sendirian dikamarnya ia baru pulang kerja tapi dirumah ia sendirian membuatnya malas melakukan sesuatu , tiba tiba ponselnya bunyi ada chat yang dikirim ika padanya ia pun membukanya.
Betapa terkejutnya khai saat membuka nya chat itu berisi foto foto gavin dan viola di taman bahkan mereka tampak mesra membuat hatinya yang dingin beberapa hari terakhir karena sibuk mengurus tahlilan sang bibi kini memanas lagi .
" khai gila mereka makin mesra aja mantan lo bener bener brengsek" chat yang dikirim ika padanya membuatnya ingin meremas benda pipih itu saat foto mesra mereka di abadikan temanya yang tak sengaja melihat mereka di taman.
" viola awas kamu aku bener bener akan merebut dokter ken dari mu" ucapnya dengan sangat kesal ingin sekali ia menjambak rambutnya dan mencakar wajah wanita serakah itu.
Keesokan harinya sepulang kerja khai sudah berniat menemui dokter tampan itu tak peduli lagi siapa dia yang penting hatinya ingin membalas sakit hatinya, bahkan gavin tak muncul saat bibinya meninggal malah dokter ken yang menenangkan hatinya yang kacau saat masih di pemakaman dan itu membuatnya yakin bahwa ia pasti bisa mepet in dokter tampan itu.
" semangat khai kamu pasti bisa kalian kan sudah saling kenal" ucapnya dalam hati saat ia mulai menginjakan kakinya ke dalam ruangan sang dokter.
Tadi saat diresepsionis ia sempat bertanya keberadaan dokter ken dan mbak itu bilang sedang berada di ruangannya, jadilah kini ia berada di depan pintu sang dokter bedah jantung itu.
Tok tok tok
" masuk " suara dari dalam yang terdengar khas dokter tampan itu.
Khai membuka pintu lalu masuk kedalam, terlihat dokter itu tengah sibuk mencatat sesuatu mungkin data kesehatan pasiennya.
" khai " panggil dokter tersebut tampak semringah saat ia tahu yang datang adalah orang yang tak asing.
" maaf dokter saya pasti ganggu ya " ucapnya dengan wajah yang malu malu padahal sebelum masuk ia sangat bersemangat tapi sekarang malah gugup dan malu.
" enggak ko cuma cek aja, ada apa khai apa ada kamu sakit?" tanya dokter yang membuat khai gelagapan. Dia bingung apa alasannya ia kemari.
" ah itu dokter... Saya... Mau berterima kasih karena dokter menjaga bibi saya dengan baik" dalam hati khai merutuki dirinya' alasan macam apa itu khai' .
" sama sama sekali lagi saya ikut berbelasungkawa atas meninggalnya bibi kamu" ucapnya dengan wajah yang tampak menyesal mungkin karena tak bisa ditolong padahal operasinya lancar.
" iya dok gak apa apa " ucap khai malah ingin nangis.
suasana mendadak hening khai maupun ken jadi bingung mau membuka obrolan tentang apa karena khai bukan lagi keluarga pasienya.
" khai "
" dokter ken"
" dokter duluan aja yang ngomong " kata khai mencoba mengalah karena memang laki laki yang dihadapannya lebih tua 10 tahun darinya.
" kamu ada waktu gak saya lapar " khai paham dan langsung menerobos memotong kata dokter ken.
" saya juga bagaimana kalo kita makan malam bersama di resto terdekat kebetulan saya tahu ada restoran yang enak sekali di sekitar sini" nyerocos khai yang membuat dokter tersebut mengukir senyum di bibirnya sepertinya dia paham betul sifat khai.
Mereka pun akhirnya pergi bersama dan mengendarai mobil ke arok karena khai memang sengaja tak membawa mobil agar sang dokter mengantarnya pulang nanti.
Mereka makan malam dengan riang sambil tertawa bercanda seperti biasanya, namun saat pulang khai merasa tak puas dan ini tak cukup ia harus membuat dokter tersebut merasa terkesan padanya tapi ia ragu dan ide dalam otaknya terasa buntu.
" dokter saya gak mau pulang " ucap khai membuat ken mengernyitkan dahinya bingung.
" kenapa khai ini sudah jam 8 tak baik seorang gadis pulang terlalu malam" papar ken sambil melihat sekilas pada khai lalu kembali fokus pada jalanan.
" aku butuh teman !" ucap khai dengan manja tanpa ia sadari siapa lelaki disampingnya tapi setelah sadar ia merutuki dirinya sendiri .
' apa aku berlebihan ya , semoga dokter ken gak fikir macam macam' batinya sambil menggigit bibir bawahnya.
Ken sendiri jadi tambah bingung dengan sikap khai kali ini yang terlihat seperti anak kecil yang takut pulang karena dimarahi orang tuanya.
" saya sendirian dirumah dokter saya takut" ucap khai pada akhirnya entah lah apa yang akan ken ucapkan.