Berawal dari sebuah insiden menabrak mobil, Nayra harus terikat oleh sebuah pernikahan yang menjadikannya istri kedua dari seorang pria yang dingin.
Pria yang akan menjeratnya dengan cinta yang sangat besar, yang akan membawanya ke sebuah kehidupan yang tak pernah Nayra bayangkan.
Ada banyak part awal yang banyak kesalahan dalam penulisan yang belum sempat direvisi 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
IG: mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 31
Di dalam mobil.
Nayra yang sudah masuk ke dalam mobil tuan Kenzo, merasakan hawa dingin dari pria yang duduk disebelahnya itu.
"Tuan, kenapa tiba-tiba anda ada di sini?" tanya Nayra dengan hati-hati, dia tidak ingin membuat tuan Kenzo marah lagi. Karena jika tuan Kenzo marah, ujung-ujungnya dia akan kena hukuman lagi. "Ogah banget kalau harus dicium paksa lagi." Nayra bergumam dalam hatinya, memegang bibirnya yang sudah tidak perawan lagi.
Tuan Kenzo hanya diam, melirik ke arah Nayra yang sedang memegang bibirnya sendiri.
"Dasar dasar gadis bodoh, pasti dia takut aku menciumnya lagi." Gumam Kenzo dalam hati.
"Tuan, ditanya kok diam saja? Tuan sakit ya?" Nayra menatap kearah tuan Kenzo, Namun yang ditanya hanya diam saja. "Ish, wajahnya saja yang tampan.Tapi sayang gagu." Nayra keceplosan dan langsung menutup mulutnya dengan tangan. "Gawat dia ngerti arti gagu tidak, ya?" Nayra menatap cemas kearah tuan Kenzo.
"Gagu?" Kenzo mengerutkan keningnya. "Jim, scoprire il significato della confusione linguistica (cari tahu apa arti gagu)." Kenzo berbicara menggunakan bahasa italia, agar Nayra tidak mengerti.
Dengan segara Jimy membuka Mbah Google, untuk mencari arti kata gagu.
Nayra yang mendengar Kenzo berbicara menggunakan bahasa asing dengan Jimy, hanya bisa diam karena Nayra tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh tuan Kenzo.
"Sir, non posso parlare." Jawab Jimy, sambil menahan tawanya. Nyonya Nayra berani sekali mengatakan kalau tuan Kenzo tidak bisa berbicara.
"Berani sekali gadis bodoh itu mengatakan aku tidak bisa bicara!" Gumam Kenzo dalam hati, melirik tajam ke arah Nayra. "Tapi tadi dia mengatakan tampan, berati dia mengakui kalau aku tampan." Kenzo tersenyum tipis.
"Ma lui dice che sono bello (tapi dia bilang aku tampan)." Kenzo tertawa penuh kemenangan.
Jimy hanya menghela napasnya, baru kali ini seorang Kenzo Arbeto bahagia di sebut tampan oleh seorang wanita.
Nayra yang mendengar pembicaraan tuannya dengan Jimy, lagi-lagi hanya bisa diam.
"Mereka ngomong apaan ya? Tuan Kenzo, sampai tertawa seperti itu?" Gumam Nayra, menatap tuan Kenzo dengan wajah yang bingung.
"Ragazza stupida (gadis bodo)." Kenzo berbicara pada Nayra, dengan seringai di wajahnya.
Nayra yang melihat seringaian di bibir tuan Kenzo, sudah menebak pasti dirinya sedang di kata-katain.
"Tadi bilang apa tuan? Jangan bisanya ngeledek pake bahasa apa tadi? zza stup apa tuh ..." Nayra menggerutu dengan wajah yang kesal.
Kenzo yang melihat wajah Nayra kesal, semakin tertawa keras.
"Dasar jalma gelo." Nayra memaki tuan Kenzo. "Emang situ doang yang bisa pake bahasa asing! Aku juga bisa." Gumam Nayra, dengan tawa yang mengejek.
"What, jala elo? Jimy apa artinya tadi?" Kenzo bertanya pada Jimy.
"Nyonya tadi anda mengatakan apa? Jal apa?" tanya Jimy balik pada nyonya Nayra.
Nayra yang melihat tuan Kenzo dan Jimy kebingungan, langsung tertawa cekikikan. "Pusing, pusing dah pala lo berdua. Cari noh di Mbah Google." tawa Nayra memenuhi seluruh ruang mobil.
Kenzo yang melihat Nayra tertawa semakin keras, jadi merasa kesal sendiri.
"Jim, kau payah!" Kenzo berkata dengan dingin.
Jimy yang mendengar hanya bisa menghela nafasnya. "Anda sendiri juga payah, tuan." Gumam Jimy dalam hati.
Nayra yang melihat tuan Kenzo kesal semakin tertawa keras
"Platak." Kening Nayra disentil oleh Kenzo.
"Aww, sakit tuan." Pekik Nayra, mengelus keningnya.
"Kau itu sudah membuatku kesal! Tidak ada yang boleh membuat aku kesal." Kenzo menatap tajam pada Nayra. "Sial .. baru kali ini aku ditertawakan oleh orang, apa lagi oleh gadis bodoh seperti Nayra." Gumam Kenzo dalam hati.
"Iya, tuan." Nayra menghela nafasnya dengan berat.
"Tuh kan, kalau berdebat pasti selalu aku yang salah. Dan ujung-ujungnya, aku juga yang di hukum." Gumam Nayra, mengerucutkan bibir nya.