Diam dan nikmati saja kehidupanmu yang sekarang! Wanita miskin sepertimu bukankah hanya menginginkan harta dari orang kaya sepertiku!
Kata-kata itu yang selalu Calista dengar setiap hari dari suaminya saat ia menginginkan kebebasannya.
Calista adalah gadis miskin yang dipersunting oleh seorang tuan muda kaya raya.Namun rupanya pernikahan yang ia dambakan akan indah hanya jadi khayalannya saja.
Nyatanya dia terkurung dalam sangkar emas milik suaminya.
Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia.
Hinaan, cacian,bahkan kata-**** ***** selalu Calista dengar dari mulut suaminya.
Akankah Calista bisa bebas dari jerat suaminya,akankah dia bisa keluar dari sangkar emas suaminya?
Simak kisah selengkapnya..
Haii readers,minta dukungannya ya untuk karyaku yang terbaru.Semoga karyaku yang ini bisa bersinar dan menghibur kalian semua..🫰🫰🫰🫰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CL 13 Pergi
Dengan langkah tertatih Calista kembali kekamarnya.Fikirannya lantas kesana kemari,ia teringat semua kejadian yang ia alami beberapa hari terakhir termasuk saat Clara bersikap baik dan memberikan makanan untuknya.
" Oh Tuhan,jangan-jangan makanan yang aku makan selama ini ada racunya?" Calista membekap mulutnya,ia lantas meraba setiap inci dari tubuhnya.
" Apa yang akan terjadi dengan diriku." gumam Calista.
Sementara dilantai bawah tepatnya dimeja makan Clara dan Akbar baru selesai melakukan percintaan panas diatas meja makan.
Calista memang tak bisa menahan diri saat disentuh oleh Akbar.Gairahnya akan bercinta selalu menggebu-gebu hanya dengan sentuhan kecil dari Akbar.
Setelah menyelesaikan aktivitas panas itu mereka baru sadar jika Calista belum juga turun untuk makan malam.
" Hon,bersihkan semua kekacauan ini aku panggil Calista sekarang.Aku tidak mau membuat dia curiga." Ujar Akbar sembari merapihkan kancing celananya.
Tak jauh berbeda dengan Clara,wanita itu juga tengah merapihkan rambut dan juga pakaiannya.Dia membersihan cairan sisa-sisa kenikmatannya dengan menggunakan tissue lalu membuangnya ketempat sampah.
Setelah membereskan semuanya Clara lantas menyiapkan makan malam kembali setelah beberapa waktu lalu meja makan tersebut dijadikan tempat untuk bercinta oleh Akbar dan Clara.
Dilantai atas kamar Calista.....
Tok tok tok
" Clista keluar!" Panggil Akbar saat sampai didepan pintu kamarnya.
Deg
Begitu mendengar suara Akbar Calista teringat akan suara Akbar dan tawanya saat tau rencana yang sudah disusun oleh Clara.
" Mas Akbar,apa dia kesini untuk memintaku turu makan malam.Astaga bagaimana ini,semua makanan pasti sudah dikasih racun.Apa aku harus turun untuk makan? Tidak-tidak aku tidak mau membahayakan nyawaku sendri.Tapi apa yang harus aku katakan untuk menolak ajakan makan malam." Gumam Calista seorang diri.
Brak brak brak
" Calista! Dalam hitungan tiga kamu tidak keluar maka pintu ini akan aku dobrak!" Bentak Akbar membuat Calista ketakutan.
Dengan sisa-sisa tenaganya Calista perlahan mendekati pintu.
Klek klek
Cklek
" maf mas tadi aku dikamar mandi." dusta Calista.
" Turun!"
" Maaf mas aku tidak lapar."
Lagi-lagi Calista terpaksa bohong demi menghindari makanan yang kemungkinan sudah diberi racun lagi oleh Clara.
Akbar mengurutkan keningnya mendengar jawaban Calista.
" Jangan coba-coba bohong kepadaku Calista!" Ucap Akbar dengan gigi menggeratuk sementara salah satu tangannya mencengkram mulut Calista dengan kuat.
air mata Calista luruh seketika menahan sakit dari cengkraman tangan Akbar,namun itu tak lebih menyakitkan dibandingkan dengan hatinya.
" Mas,lepaskan!" Ucapnya dengan susah payah.
" Makan!" Sentak Akbar.
Bersamaan dengan itu Clara masuk dengan membawa nampan yang berisi satu piring nasi lengkap dengan lauk pauknya dan juga segelas air putih.
Melihat itu raut wajah Calista lantas gelisah.
" Tuhan tolong aku, Makanan itu pasti sudah berisi racun." Batin Calista.
" Astaga honey apa yang kamu lakukan,lepaskan kamu menyakitinya!" Cicit Clara.
Calista tertawa getir mendengar apa yang diucapkan Clara.
" Mulutmu begitu manis Clara,kamu tak hanya meracuni otak suamiku tapi kamu juga meracuni diriku.Kamu bersekongkol dengan suamiku ingin menghabisiku secara perlahan namun kamu bersikap seolah kamu berada dipihakku.Andai saja aku tidak akan pergi pasti aku sudah melawanmu clara." batin Calista.
Berbeda dengan Akbar yang menyunggingkan bibirnya saat mendengar apa yang Clara ucapkan.
Akbar melepaskan cengkraman tangannya dan sedikit mendorong Calista.
Calista seperti mendapat kesempatan,tangannya terulur meraih nampan yang dibawa Clara dan sedikit menariknya.
Praaaang
" Astaga Calista!" Sentak Clara.
" Maaf Clara aku tidak sengaja,aku berniat untuk meraih tanganmu agar aku tidak jatuh tapi aku meleset."dusta Calista.
" Bodoh! Ceroboh sekali kamu Calista,aku susah payah menyiapkan semua ini untuk kamu tapi kamu menamipknya hingga berantakan seprti ini!"
Clara mengentakan kakinya dan pergi dengan wajah murka.Sementara Akbar menyusul Clara dan mengunci Calista dikamarnya.
...****************...
Kediaman Haris....
" Harus sudah mamah bilang kamu itu sudah sepantasnya menikah.Adik kamu saja sudah mau punya dua anak,masa iya kamu masih saja melajang!" Ucap Miranti.
" Menikah,anak,menantu,istri,apa tidak ada pembahasan lain selain itu mah? Kalau sudah waktunya jodoh datang pasti aku nikah mah,sabar dong mungkin jodohku saat ini masih bersama orang lain!" Ucap haris.
Haris merupakan anak sulung dari 2 bersaudara,ayahnya meninggal saat haris baru lulus kuliah.Sementara adiknya Alam sudah lebih dulu menikah dengan wanita keturunan Jawa.
Alam menikah dan tinggal jauh ditempat sang istri dijawa tengah mereka hanya berkunjung beberapa bulan sekali atau bahkan kadang satu tahun sekali.
Haris tinggal berdua dengan ibunya Miranti,karena alam tinggal jauh dari mereka.Miranti merasa kesepian ,apa lagi haris selalu sibuk dengan urusan pekerjaan.Bahkan haris sering pulang larut malam.
" Kamu itu tidak pernah paham dengan apa yang mamah mau.Tidak alam tidak juga kamu,kalian semua egois!" Sentak miranti.
Merasa jengkel dengan putranya, Miranti lantas pergi kekamarnya dan mengurung diri dalam kamar.
Haris yang merasa pusing dengan tuntunan dari ibunya memutuskan untuk pergi keluar.
" Mba Mul kalau mamah sudah tidak ngambek tolong dikasih tau kalau aku mau keluar." pamit haris.
" Kemana mas?" Tanya ma Mul,art satu-satunya dirumah haris.
" Cari jodoh mba,barang kali masih nyangkut dijalanan." Celetuk haris sambil nyelonong pergi.
Sementara mba Mul terkekeh mendengar jawaban haris.Tanpa haris tau Miranti mengintip dari pintu.
" Yes! Kalau gak diteken terus mana bisa mikir tuh anak." Gumam Miranti sembari terkekeh menahan tawanya.
" Bu,udah deh jangan sembunyi lagi mas harisnya udah pergi!" Seru mba Mul dari depan kamar Miranti.
" Ekhem ekhem,akting saya oke kan mba?" Cicit Miranti sembari tersenyum senyum mengingat wajah anaknya saat ditodong untuk mencari istri.
" Hebat Bu,tidak bisa diragukan lagi." Kekeh mba Mul sembari mengacungkan dua jempol.
Kembali kerumah Akbar....
Akbar memutuskan untuk tidur dikamar Clara setelah acara makan malam.Rupaya mereka melanjutkan lagi percintaan panas mereka.Namun bukan lagi dimeja makan melainkan dikamar.
Akbar dan Clara menunda memberikan makanan yang sudah diracuni untuk Calista karena mereka berfikir masih ada waktu lagi.
Sementara Calista sedang berusaha keluar dari rumah Akbar melalui jendela kamarnya dilantai 2.
Berbekal kain seprei dan juga pakaian yang diikat menjadi sebuah tali panjang Calista mencoba turun menggunakan itu.
Dengan susah payah akhirnya Calista berhasil turun hingga kebawah.Meskipun kakinya sedikit terluka namun Calista masih bisa bertahan.
Dengan sisa tenaganya Calista berjalan menuju pagar samping rumah.
Meskipun kakinya terasa lemas tapi Calista tetap memaksakan diri untuk memanjat pagar tinggi tersebut.
" Ayo Calista kamu pasti bisa." Ucapnya menyemangati diri sendri meskipun tenaganya mulai terkuras tapi ia tetap berusaha keras agar bisa mencapai puncak pagar tanpa terjatuh dan menimbulkan suara.
Dengan penuh perjuangan akhirnya Calista bisa naik dan turun.
Kakinya gemetaran saat melompat dari atas pagar.
Setelah berhasil turun Calista beristirahat sebentar.
" Tuhan kenapa rasanya lemas sekali kakiku.Semoga ada yang bisa menolongku diluar sama." Gumamnya seorang diri.
Dengan langak terseok seok Calits menyusuri jalan keluar menuju jalan besar.
Calista memang sedikit lupa jalan karena ia hanya satu kali melihat jalan tersebut saat dibawa kerumah itu.Semenjak masuk Calista sama sekali tak keluar rumah jangankan sampai kejalan bahkan keteraspun tidak pernah Akbar izinkan.
Saat ia sudah berhasil sampai kejalan,tiba-tiba lututnya terasa lemas kepalanya terasa pusing.Saat tubuhnya hampir ambruk sorot lampu dari kendaraan yang jauh didepan sana membuatnya berhenti ditengah jalan dengan kesadaran yang tinggal beberapa persen saja.
bersambung dulu ya gais.....