Calista ( Terkurung Dalam Sangkar Emas )
" Aku mohon mas,izinkan aku pergi kerumah orangtuaku sekali ini saja.Hiks aku sangat hawatir dengan keadaan mereka." Ucap seorang perempuan cantik yang bersimpuh dikaki suaminya.
" Tidak! Aku bilang tidak ya tidak! Apa kamu tuli Calista? Bukankah aku sudah mengatakan bahwa kamu tidak akan pernah aku izinkan keluar dari istanaku ini!" Sentak suami Calista.
" Tapi mas,bukankah dulu mas bilang tidak akan pernah membatasiku dengan keluargaku.Bukankah diawal pernikahan kita kamu bilang aku bebas menemui keluargaku mas,tolong mas tolong!"
Calista terus mengiba kepada suaminya namun Akbar tetap bergeming.
...----------------...
2 Bulan lalu 💞💞💞💞
" Menikahlah denganku,aku akan membantu membebaskan keluargamu dari kubang kemiskinan.Aku sangat mencintaimu,aku janji akan membuatmu bahagia sampai kamu lupa bagaimana rasanya menderita.Akan ku pastikan hanya akan ada airmata kebahagiaan sepanjang hidupmu." Ucap Akbar Tuan muda tampan nan kaya raya pemilik perkebunan dan juga pabrik obat-obatan terbesar didaerahnya.
" Tapi Tuan! " ucap seorang gadis desa sederhana yang bekerja di perkebunannya dan selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil dia bekerja sebagai buruh perkebunan milik Akbar.
Parasnya yang cantik membuat akbar jatuh hati dan ingin memilikinya.
" Kamu ragu terhadapku Calista? Jangan munafik kamu Calista! Saya tau perempuan miskin sepertimu selalu silau akan harta." Ucap Akbar dengan angkuhnya.
" Maaf tuan jika memang tuan memanggil saya kesini hanya untuk menghina dan merendahkan harga diri saya Mak saya permisi.Satu hal yang harus tuan tau,tak semua orang miskin seprti saya gila akan harta dan kedudukan.Permisi!"
Dengan dada yang bergemuruh Calista berpaling dari Akbar dan meninggalkannya didepan hamparan perkebunan tanaman obat-obatan milik Akbar.
" Cih! Dasar perempuan sombong,apa si yang dia banggakan dari dirinya yang miskin.Awas saja kamu Calista,saya pastikan kamu akan saya dapatkan dalam sekejap mata." gumam Akbar.
...****************...
" Pak bangun pak!" Seorang wanita paruh baya tengah bersedih hati sembari mengguncang bahu suaminya yang terkulai lemas diatas tempat tidurnya.
Berkali-kali matanya hampir tertutup namun sang istri terus membuatnya tersadar.
Sarkum sudah bertahun-tahun mengindap penyakit paru-paru dan juga tekanan darah tinggi.Namun karena terkendala biaya akhirnya pengobatan sarkum terhambat apa lagi mereka hanya mengandalkan gajih Calista yang tak seberapa dari hasil bekerja sebagai buruh diperkebunan Akbar.
" Ba-pak su-sudah ti-tidak ku-a-t la-gi b-b-u." Ucapnya terbata.
Karlina hanya bisa menangis melihat keadaan suaminya yang sudah semakin parah.
" Sabar ya pak sabar,tunggu Calista pulang.Siapa tau dia dapat pinjaman dari pak Ading mandor perkebunan." Ucap Karlina disela isakannya.
Nafas sarkum terdengar semakin sesak hingga menimbulkan bunyi ngik ngik.Hal itu semakin membuat hati Karlina tersayat karna mereka tak bisa melakukan apapun selain pasrah dengan keadaan.
Kemiskinan membuat hidup mereka selalu dalam kesulitan,Calista anak sematawayangnya terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarga karena tak ada lagi yang bisa diharapkan lagi selain dia.
Brak brak brak
Ditengah kepanikan, karlina mendengar seseorang menggedor pintu rumahnya yang sudah usang dan lapuk dimakan usia.
Gubuk reotnya tak bisa menahan getaran terlalu keras.Jangankan untuk membuat tempat tinggal yang layak,untuk kebtuhan sehari-hari saja orangtua Calista harus menunggu dua Minggu sekali.
Grriyuuut
Bunyi dari pintu rumah Calista saat Karlina membukanya.
Matanya membulat sempurna kala ia melihat sosok yang selama ini baru pernah dia lihat dalam siaran televisi dan koran saja.
" Ma-ma-af anda siapa dan ada perlu apa?" tanya karlina dengan suara bergetar.
Dengan congkahnha Akbar menerobos masuk kedalam gubug reot Karlina.Akbar memindai semua ruangan sampai matanya berhenti pada ranjang usang.Diatasnya terbaring laki-lakin paruh baya.Terlihat sangat lemah dan tak berdaya.
" Tuhan memudahkan jalanku!" Gumam Akbar.
Sementara diluar Karlina gemetar ketakutan lantaran melihat dua bodyguard Akbar berjaga didepan pintu rumahnya.
" Tuhan,kenapa Calista lama sekali.Siapa sebenarnya orang itu? Astaga,bapak!" Karlina gegas kebelakang dan memberanikan dirinya karna takut suaminya disakiti.
" Tuan,siapa anda jangan sakiti kami.Kami orang miskin,kami tak punya harta benda yang bisa kalian ambil.Tolong tuan jangan sakiti kami,suami saya sedang sakit." Karlina terus mengiba dan bersimpuh dikaki Akbar.
Melihat ketakutan Karlina Akbar menyingrai dibalik senyumannya.
" Gatot ,Butar!" Suara bariton Akbar terdengar hingga kepenjuru rumah Karlina.
" Siap Tuan!" Dua orang bertubuh kekar itu menghampiri Sarkum membuat Karlina semakin ketakutan.
Hanya dengan gerakan mata bodyguard Akbar tau apa yang harus mereka lakukan.
" Mau dibawa kemana suami saya tuan,jangan sakiti kami tuan. Hiks hiks, Calista tolong ibu nak tolong hiks hiks.Tuan jangan sakiti suami saya tuan." Karlina hanya bisa pasrah saat kedua bodyguard Akbar membawa suaminya keluar rumah dan memasukannya kedalam mobil.
" Kemasi pakaian dia secukupnya dan ikut saya!" Mendengar suara dingin Akbar membuat kaki Karlina semakin gemetar.
" Ta-tapi mau dibawa kemana suami saya tuan?"
" Cepat!" Titahnya.
Akhirnya Karlina mengikuti apa yang diperintahkan oleh Akbar.Kendati hatinya diliputi perasaan tak menentu antara takut dan juga bingung namun demi keselamatan suaminya Karlina ikut masuk kedalam mobil.
Sepanjang perjalanan Karlina tak hentinya merapalkan doa-doa.Tak hanya kakinya yang gemetar,lidahnya pun terasa kelu untuk melontarkan pertanyaan kepada Akbar.
Apa lagi Karlina duduk diantara dua bodyguard Akbar sementara suaminya dibiarkan terbaring dikabin belakang dijaga oleh bodyguard Akbar yang lain.
Sama halnya dengan Calista yang baru saja sampai dirumahnya.Ia panik saat melihat suasana rumahnya yang sepi dan yang lebih membuatnya hawatir adalah ada beberapa tetangga yang mengatakan bahwa ayah dan ibunya dibawa oleh beberapa orang bertubuh kekar yang diduga preman oleh para tetangga Calista.
" Hiks,harus cari kemana bapak dan ibu.Mau tanya kesiapa kalau sudah seperti ini." Racau Calista sembari memeluk lututnya sendri.
Apa lagi Calista sama sekali tak memiliki ponsel atau alat komunikasi lainnya hingga ia terpaksa hanya bisa pasrah menunggu sampai ada yang memberitahu kemana orangtuanya pergi.
" Sabar Calista,tapi kalau dilihat tadi ibumu tidak dalam tekanan.Mungkin mereka orang baik yang Tuhan kirim untuk membantu kamu mengobati bapak kamu." Ucap Bu harti sembari berusaha menengka Calista.
" Hiks saya takut bu kalau ternyata mereka orang jahat bagaimana?" ucapnya disela-sela isakannya.
...****************...
" Turun dan temani suamimu sampai dokter menanganinya.Jangan fikirkan soal biaya rumah sakit biar itu jadi urusan bos kami." Ucap salah satu bodyguard Akbar dengan suara datarnya dan dengan wajah tanpa ekspresi.
" A-apa jadi Tuan itu mau membantu kami? Betapa mulianya hati beliau.Boleh saya mengucapkan terimakasih kepadanya?" Ucap Karlina dengan linangan airmata.
" Tidak perlu!" Ucap bodyguard dengan suara dingin membuat Karlina mundur perlahan dengan hati yang berkecamuk.
Dalam hatinya terus bertanya-tanya siapa gerangan Tuan muda yang sudah membantunya untuk membawa suaminya kerumahsakit.
" Calista,astaga bagaimana kalau Calista panik dan mencariku." Gumam karlina.
Bersambung dulu gais...
Mohon dukungannya untuk karyaku yang ini semoga kalian suka dengan ceritanya.Kalau ada masukan silahkan tulis dikolom komentar🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
mama Al
aku mampir kak
2024-10-25
1
mama Al
hati membeku mengingatkan kata janji manismu
2024-10-25
1
mama Al
ya ampun suami durhaka
2024-10-25
1