NovelToon NovelToon
Sugar Daddy Dokter Impoten

Sugar Daddy Dokter Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Romansa
Popularitas:409.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

"Cuma karna I-Phone, kamu sampai rela jual diri.?" Kalimat julid itu keluar dari mulut Xander dengan tatapan mengejek.

Serra memutar malas bola matanya. "Dengar ya Dok, teman Serra banyak yang menyerahkan keperawanannya secara cuma-cuma ke pacar mereka, tanpa imbalan. Masih mending Serra, di tukar sampa I-Phone mahal.!" Serunya membela diri.

Tawa Xander tidak bisa di tahan. Dia benar-benar di buat tertawa oleh remaja berusia 17 tahun setelah bertahun-tahun mengubur tawanya untuk orang lain, kecuali orang terdekatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Dok,,," Rengek Serra dengan kedua tangan menahan pergelangan Xander. Remaja yang sedang berkabut gairah itu menggelengkan kepala, memberi kode pada Xander agar tidak keluar dari kamar mandi.

Serra tidak mau di tinggalkan begitu saja di saat hasratnya sedang tinggi. Padahal sedikit lagi Serra bisa merasakan apa yang selama ini dia inginkan. Hanya dengan beberapa kali hentakan, Serra yakin mereka bisa melakukan penyatuan. Namun sejak tadi bell apartemen tidak kunjung berhenti. Suara itu yang membuat Xander ingin buru-buru keluar dari kamar mandi dan melihat siapa orang yang datang ke apartemennya.

"Masih banyak waktu, kita lanjutkan setelah ini. Saya buka pintu dulu, mungkin ada hal penting." Ujar Xander seraya mengusap sebelah wajah Serra.

Sambil memasang wajah cemberut, Serra melepaskan tangan Xander dan membiarkan pria itu keluar dari kamar mandi setelah memakai handuk. Selepas Xander keluar dari sana, Serra memilih melanjutkan mandi, berdiri di bawah shower dengan harapan bisa meredam hasratnya.

"Siapa juga yang datang sore-sore begini, menganggu saja.! Aku sumpahin harinya senin terus, biar tau rasa.!" Gumamnya kesal.

Xander setengah berlari menuju pintu sembari mengancing kemejanya. Orang di luar sana masih konsisten menekan bell. Xander semakin yakin jika ada hal yang penting. Xander segera membuka pintu setelah melihat orang di luar sana melalui layar kecil di samping pintu. Xander mengenali laki-laki muda yang berdiri di depannya saat ini.

"Maaf Dok.kalau saya menganggu waktunya. Ada pasien kritis dan harus segera dioperasi. Fira sudah menghubungi Dokter tapi nggak tersambung." Ujar laki-laki itu yang merupakan salah satu cleaning service di rumah sakit.

"Ponsel saya kehabisan daya dan sedang charger. Tunggu sebentar, saya ambil kunci mobil dulu." Sahutnya kemudian berlari masuk ke dalam kamar, Xander langsung keluar lagi setelah mengambil kunci mobilnya. Dia meninggalkan apartemen dan mengajak laki-laki tadi ikut satu mobil dengannya.

Sudah menjadi resiko seorang dokter, terkadang bukan jam kerjanya pun masih dibutuhkan sewaktu-waktu dan Xander harus siap datang ke rumah sakit kapanpun dia dibutuhkan.

Sementara itu, wajah Serra semakin cemberut karna tadi saat akan keluar dari kakar mandi, dia melihat Xander menyambar kunci mobil dan berlari keluar kamar. Serra sudah tau kalau dia pasti ditinggalkan di apartemen ini.

"Dokter Xander tega sekali, sudah bikin aku basah tapi dianggurin dan ditinggalin pula." Gerutunya kemudian menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.

...******...

Xander kembali ke apartemen pukul 10 malam dan mendapati Serra tidur terlentang di ranjangnya. Xander menepuk jidatnya sendiri yang tadi sempat terkejut karna melihat Serra ada di sana. Dia lupa jika tadi sore sempat meninggalkan Serra tanpa meninggalkan pesan apapun. Ponsel miliknya juga tertinggal dan pasti masih dalam keadaan mati, jadi sekalipun Serra menghubungi Xander, tidak akan sampai pada orangnya.

"Bocah ini sudah makan malam atau belum." Xander bergumam sendiri seraya duduk. di tepi ranjang. Tangannya reflek terulur karna sebagian wajah Serra tertutup rambut. Xander mencoba merapikannya ke belakang telinga. Kini wajah cantik Serra terlihat sempurna dan tampak polos jika dalam keadaan sedang tidur.

Xander ingin membangunkan Serra dan menanyakan apakah Serra sudah makan malam atau melewatkan makan malam, namun Xander tidak tega membangunkan. Akhirnya dia malah ikut bergabung di samping Serra dengan posisi memeluknya dari samping.

Pagi-pagi sekali, Serra sudah bangun dan membuatkan sarapan untuk Xander. Meski kemarin dibuat kesal karna di tinggalkan begitu saja, tapi Serra tidak bisa mengabaikan Xander, jadi tetap membuat sarapan untuk pria itu juga.

Aroma masakan yang tercium membuat Xander buru-buru keluar dari kamarnya setelah mencuci wajah. Dia bergegas pergi ke dapur dan Serra sudah menata sarapan di atas meja. Ada nasi goreng seafood yang disajikan dalam 2 piring. Dan 2 gelas air putih hangat.

"Sarapan Dok." Ujar Serra kemudian menempati salah satu kursi.

Xander menarik kursi di depan Serra dan duduk disana. "Kemarin sore ada panggilan darurat dari rumah sakit. Saya lupa mau ngasih tau kamu," Tuturnya menjelaskan.

Serra melirik datar, kemudian menyantap nasi gorengnya tanpa menanggapi ucapan Xander.

Melihat Serra diam saja, Xander tidak bicara lagi. Pria itu memilih menikmati sarapannya seperti Serra.

...******...

"Ayo saya antar,," Xander masih mencoba membujuk Serra agar bersedia pulang dengannya. Xander sudah menyadari ada yang berbeda dari Serra sejak dia menghampiri Serra di dapur. Walaupun Serra membuatkan sarapan dan menawarinya makan, tapi Serra terlihat kesal padanya sampai tidak mau mengobrol. Padahal Serra biasanya akan sangat cerewet jika mereka sedang makan bersama. Gadis itu selalu punya topik yang seru untuk dibicarakan. Namun pagi ini Serra hanya diam saja.

"Makasih Dok, Serra bisa pulang sendiri. Dokter nggak perlu repot-repot anterin Serra." Ujarnya kemudian masuk ke dalam lift. Xander tidak menyerah begitu saja, dia ikut masuk ke dalam lift dan menekankan tombol yang akan membawa mereka ke basement. Serra melotot dan ingin menekan tombol lain, tapi Xander menahan kedua tangannya dan mendorongnya hingga membentur dinding lift. Serra tidak bisa berkutik karna tubuhnya di kurung oleh tubuh besar Xander.

"Pulang sama saya atau kita ciuman disini.?" Ujar Xander kemudian melirik cctv di pojok atas lift. Serra mengikuti arah tatapan Xander, gadis itu mengerti maksud Xander yang bertujuan untuk mengancamnya. Secara tidak langsung, Xander memberi tau jika mereka berciuman disana, maka rekaman cctv saat mereka berciuman bisa saja tersebar. Sayangnya Serra bukan orang yang mudah takut dengan ancaman.

"Oh, Dokter mau kita ciuman disini.?" Tanya Serra santai. Dia kemudian mendekatkan wajahnya, dalam hitungan detik, Serra berhasil memagut bibir Xander dan menye sapnya kuat. Xander tidak bisa menghindar karna gerakan Serra sangat tiba-tiba dan dia tidak menyangka Serra akan seberani itu tanpa ada rasa takut meski perbuatannya terekam cctv.

Xander menarik diri, dia tadi sempat membalas ciuman Serra karna terbawa suasana. "Kamu nggak ada takut-takutnya.!" Omel Xander seraya menepuk kening Serra.

"Kalau Serra punya rasa takut, Serra nggak akan ngajak Dokter tidur bareng. Dokter aja yang nyebelin.!" Gerutu Serra kemudian bergeser menjauh dari Xander.

Xander mengulum senyum sambil mengacak gemas pucuk kepala Serra. "Saya nggak tega merusak masa depan kamu." Tuturnya.

Serra menyilangkan kedua tangan di dada dengan bibir cemberut. "Nggak masalah kalau Dokter nggak mau, diluar sana banyak laki-laki yang mau tidur sama Serra."

Xander menghela nafas, namun dia tidak berkomentar apapun. Begitu lift berhenti di basement, Xander langsung menggandeng tangan Serra dan membawa Serra masuk ke mobilnya.

Serra membuang pandangan ke luar jendela, dia seperti tidak sudi melihat Xander lagi.

"Kamu yakin mau melakukan itu sama saya.?" Tanya Xander serius. Dia khawatir Serra ingin melakukannya hanya karna penasaran, tidak memikirkan bagaimana dampaknya dikemudian hari.

Serra menatap Xander kali ini. "Apa Serra kelihatan bercanda.?" Serunya. "Sejak awal Serra memang ingin melakukannya, Dokter saja pura-pura nggak mau. Nanti kalau Serra tidur sama orang lain, Dokter jangan nyesel ya.!" Serra menjulurkan lidah untuk mengejek Xander, namun Serra membuat gerakan yang membuat Xander menelan salivanya. Xander tau Serra sengaja menyajikan dressnya sampai cela na dalamnya hampir terlihat.

Xander menahan diri untuk tidak mene lanjangi Serra di dalam mobil. "Kamu sengaja mancing saya.?" Tanya Xander terang-terangan.

"Memangnya Dokter merasa terpancing.? Serra pikir Dokter nggak minat sama Serra." Jawab Serra santai. Tapi Serra malah semakin berani, dia menurunkan resleting dressnya sampai punggung putihnya terekspos di depan Xander.

"Kamu benar-benar minta di hukum.!" Geram Xander kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Serra menjadi panik saat mobil yang dikemudikan Xander masuk ke dalam tol. "Dok, kita mau kemana.? Sejak kapan jalan ke rumah Serra lewat tol.?"

"Saya mau buang kamu ke laut, gadis seperti kamu harus di singkirkan karna meresahkan kaum pria.!" Sahut Xander.

Serra berdecak kesal, dia tidak takut sama sekali meski di ancam. Serra tau Xander hanya bercanda.

1
Sugiharti Rusli
mereka melakukan segala cara agar Serra menyerah yah
Liswati Angelina
semoga serra hamil jadi tak bisa mendonorkan sumsumnya.....
mang tri
Ternyata beneran diculik, semoga serra hamil supaya nggak jadi donor
Dyou Tatik
lanjut kak
schatzie
semoga serra hamil
Ny Rudi Harianto
Serra oh Serra.....
bertahan lah
🍾⃝ᴘᴀͩᴛᷞɴͧᴏᷠᴢͣ Aja
semoga saja Serra benar2 sudah hamil.jadi dia gak bisa mendonorkan sumsum tulang belakangnya biar aja, salah sendiri nelantarkan anak gak berdosa sengsara sendirian, sedangkan dia ongkang2 bahagia,..sesekali memang harus diberikan musibah biar mereka instropeksi diri, klo emang dia mau jd org bener aja, klo gak ya biar mereka celaka sendiri
Nayla Arshaka
semoga aja sera hamil ... dan gak bsa mndonorkan tulang sumsum nya .
dan dokter tolong sera.., dia dlm bahaya...
kalian org tua egois... demi 1 ank Klian melupakan ank yg satu nya.. giliran Klian membutuhkan nya... Klian menculik ank yg Klian buang ... smga usaha kalian tak mmbuahkan hasil
Farida@hidayu🇵🇸
Hanya 1 kata..jahat..
andini
semoga lekas hamil ya biar ngga jadi pendonor
Lovely_88
Sela terlalu sembrono jg sih kurang perhitungan yg matang harusnya uda tau sifatnya mrk gmn kasi pelajaran napa thor org tua durhakim macam mrk masa Serra trs di pihak yg menderita mulu diubah jgn kek biasanya tokoh utamanya jgn kalah mulu donk ntar menang nya terakhir haizzzz
Bunda Abil
tuh kan mereka akan melakukan segala cara untuk menjebak Serra,, lama" gedek juga aku lihat Martha dan Darwin bapak macam kau ini,, pliiiss kan jangan bikin Serra lebih menderita lagi.
Cahaya
lanjut
mom's Abyan
up nya tiap hari dong thor
Jasmine
jangan sampe serra mendonorkan sumsum"nya y
Elvinzam 2322
deg deg an kak
Syavira Vira
💪🙏👍❤️
Syavira Vira
lanjut
Yani Cuhayanih
Jadikan serra hamiil saja
enur .
kalo sudah begini, siapa yang akan menolong Serra 😢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!