NovelToon NovelToon
Hangatnya Bersama Mu

Hangatnya Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Udumbara

Warm Time With You
(Hangatnya Bersama mu)

....

Kalau penasaran dengan ceritanya langsung aja baca yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Udumbara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

"Aku tidak ingin memikirkan itu. Aku hanya ingin fokus pada anakku saja," kata Aditya menatap sayang anaknya itu.

"Maa, nen, maaa, nen." celoteh Zyan tiba-tiba, ia menggerakkan tangannya minta untuk digendong oleh Amanda.

Amanda melirik Aditya dan tersenyum canggung. "Aduhh, Zyan, jangan minta nen napa? Ini kita sama ayah kamu lhooo..." batinnya cemas.

Aditya memalingkan wajahnya menghadap jalanan. la tersenyum tipis karena menyadari senyum canggung dari Amanda.

"Zyan sudah merasakan sumber kehidupannya dan dia akan terus meminta itu," batin Aditya terkekeh.

"Sini, biar sama aku Zyan nya." pinta Amanda yang hendak mengambil alih Zyan.

Dengan patuh Aditya menurut, ia memberikan sang putra pada gadis itu. "Kamu ingin memberinya asi?" tanyanya sengaja.

Amanda nampak terkejut. "Ah? Eh iya, kita kan bawa dotnya." gugupnya seraya mengambil dot yang sudah berisi susu itu.

Aditya terkekeh kecil. "Iya,"

Amanda tersenyum kecil dan memberikan dot tersebut pada Zyan, namun Zyan menolak minum dari dot. Bayi itu malah memegang gunung kembar Amanda.

"Nen," wajah Zyan pun menghadap ke arah sumber kehidupannya.

"Kamu kenapa, Zyan? Kok mau nen langsung dari mama, sih? Gak ada airnya, Sayang." pungkas Amanda seraya menatap Aditya gugup.

Aditya tersenyum jahil. "Bagaimana kamu kasih dia nen aja. Nanti dia bakal ngerti kok kalau punyamu tidak mengeluarkan asi," sarannya yang membuat jantung Amanda berdetak kencang.

Deg.. Deg.. Deg..

"Astaga, ini jantungku kenapa?" Amanda membatin.

"Nen," celoteh Zyan lagi.

"Kasih paham anak angkatnya, Nona." goda Aditya tertawa kecil.

"Dih, mesum. Alasan kamu 'kan suruh aku kasih asi ke Zyan biar kamu bisa liat payudaraku." tuduh Amanda memicingkan matanya menatap Aditya.

Aditya terkekeh, ia memiringkan kepalanya menatap lekat Amanda. "Aku laki-laki yang sudah pernah beristri, Nona. Jadi,,,"

"Udah-udah, jangan sebutkan. Aku geli," Amanda menutup mulut Aditya, ia bergidik ngeri namun ia tidak marah. Jika Rafli yang mengatakan hal seperti itu, mungkin Amanda sudah mengancam putus.

Aditya tertawa dalam batinnya, ia menyingkirkan tangan Amanda dari mulutnya. "Aku bercanda, Nona. Kalau kamu benar-benar ingin mencoba kasih Zyan nen, kasih saja. Aku janji tidak akan melihatnya," ujarnya namun masih dengan nada mengejek.

Telinga dan pipi Amanda memerah malu dengan perkataan dari Aditya. "A-aku tidak bisa mengeluarkan asi, tapi mengeluarkan racun. Kamu mau Zyan bahaya, 'kah?" ketusnya.

"Kalau Zyan sakit karena keracunan milikmu, maka kamu harus menggantikannya dengan satu bayi dari rahimmu langsung, bagaimana?" Aditya menaik-turunkan alisnya menatap Amanda.

Beginilah sifat asli Aditya. la pria yang jahil dan suka menganggu orang terdekatnya.

"Untuk itu aku tidak ingin menyusuinya. Aku tidak bisa membuatkan bayi untuk menggantikan Zyan," sahut Amanda tanpa berani menatap Aditya. la gugup luar biasa dengan sifat Aditya yang baru ia ketahui ini.

"Aku akan membantu membuatnya, Nona." bisik Aditya.

Mata Amanda terbuka lebar karena terkejut. "Yakkk, Adityaa!! Kenapa kamu jadi gini!!" pekiknya, memejamkan mata kuat.

Aditya tergelak melihat wajah Amanda yang memerah itu. la mengambil alih Zyan karena ia tahu gadis itu tengah malu. Lihatlah, setelah Zyan diambil alih, Amanda menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya sendiri.

"Lihatlah, Zyan. Mama angkat mu sedang malu," Seakan paham dengan maksud ayahnya, Zyan menatap Amanda dan tertawa riang. "Maaamaaa," celoteh nya.

Amanda membuka sela jarinya, ia menatap ayah dan anak yang sama-sama tertawa itu. Kedua sudut bibirnya naik membentuk senyuman. Hatinya menghangat melihat tawa riang dari keduanya.

"Non, kita akan kemana?" tanya sang sopir yang tidak tahu mau kemana.

Aditya lantas menatap Amanda. "Aku ingin pulang ke rumahku saja, Nona." ujarnya.

Amanda manggut-manggut. "Dimana alamat rumahmu?" tanyanya.

Aditya menyebutkan alamat tempat tinggalnya. Amanda menaikkan sebelah alisnya karena alamat yang Aditya sebutkan tidak jauh dengan rumah kekasihnya.

"Oh iya, Nona, bagaimana dengan motorku yang di rumahmu?" tanya Aditya yang kepikiran dengan motornya.

Nanti aku suruh seseorang untuk mengantarkannya," kata Amanda tersenyum.

"Apa tidak merepotkan?" tanya Aditya tidak enak.

"Udah, gak apa-apa. Toh, itu orang dibayar,"

Aditya mengangguk dan berterimakasih pada Amanda yang sudah banyak membantunya.

Aditya terus berceloteh mengajak Zyan berbicara agar anaknya itu cepat pandai bicara. Sedangkan Amanda memperhatikan jalan dengan senyum yang terus mengembang karena mendengarkan Aditya mengajarkan Zyan bicara. Beruntung Zyan bukan bayi yang cepat menangis saat dirinya menolak memberi asi tadi.

Tiba saat mobil mereka hendak melalui kediaman Rafli, Amanda menyipitkan matanya karena mengenali mobil seseorang yang berada di halaman rumah sang kekasih.

"Pak, bisa berhenti dulu? Aku ingin mampir ke rumah Rafli," kata Amanda penasaran.

Sopir tersebut mengangguk dan menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Aditya menatap bingung karena Amanda langsung keluar dari mobil. la lantas menggeser duduknya ditempat Amanda tadi dan memperhatikan gadis itu.

"Nona?" satpam yang berjaga dihalaman Rafli itu nampak gugup saat melihat Amanda tiba-tiba datang.

Amanda tersenyum melihat satpam tersebut. "Ada tamu, Pak?" tanyanya.

"I-iya, Nona."

"Perempuan, ya?"

Lagi-lagi satpam itu mengangguk kaku dan membuat Amanda bingung.

"Sayang, nanti malam jangan lupa, ya? Aku pulang dulu,"

Amanda langsung membalik badannya saat mendengar suara sahabatnya. Matanya dan mulutnya terbuka lebar karena mendapati Rafli dan Salsa saling bergandengan mesra.

"Apa maksudnya ini?" pekik Amanda menatap kedua manusia itu bergantian.

"Amanda?" Rafli terkejut melihat kekasihnya ada di rumahnya.

Salsa tersenyum miring melihat Amanda ada di depan mereka. Dengan sengaja ia memeluk mesra lengan Rafli dan menunjukkan jarinya yang terdapat cincin itu.

"Aku dan Rafli tadi malam sudah bertunangan. Maaf, ya, Man. Kali ini aku mendapatkan Rafli," ucap Salsa dengan suara mendayu manja.

"T-tunangan?" Amanda mundur satu langkah. la tercekat melihat cincin yang terpasang dijari manis sahabatnya itu.

la yang ingin menikah, dan Rafli selalu mencari alasan agar tidak menikah. Dan sekarang apa? Kenapa kekasihnya itu malah menikahi sahabatnya.

"Benar, aku bahkan mencarikan orang untuk membantu Rafli mengelola perusahaan, bukan cuma bisa ngasih uang sedikit demi sedikit sepertimu. Jadi, wajar saja Rafli lebih memilih diriku," sombong Salsa tidak tahu diri.

Mendengar perkataan Salsa, Amanda menatap tajam Rafli. "Sedikit? Selama beberapa tahun aku membantu pria brengsek ini dan sudah mengeluarkan uang milyaran. Mungkin karena Rafli ini pria bodoh, makanya perusahaannya gak maju-maju." sarkas nya.

"Apa yang kamu katakan, Amanda!!" sentak Rafli yang tidak terima dikatain pria bodoh.

Amanda tersenyum sinis. "Apa? Tidak terima? Menang faktanya begitu, sialan! Jika kamu tidak bodoh, perusahaanmu sudah berkembang walaupun cuma diberi modal ratusan juta, bukan milyaran!" teriaknya.

"Untuk itu aku mencarikan seseorang yang membantunya mengelola perusahaan, Amanda. Tidak sepertimu yang tidak peka itu," kata Salsa menyebalkan.

Amanda tertawa sinis. "Rela terlihat rendahan untuk mengambil kekasih teman sendiri." sindir nya. "Dan kamu, Rafli, kita putus. Aku tunggu suksesnya perusahaanmu dan ganti semua uangku kalau tidak, aku akan membawa ini ke jalur hukum." ancamnya.

Mendengar itu Rafli semakin marah, saat dirinya hendak bersuara, Salsa menahan dirinya. Salsa menatap remeh Amanda.

"Itu hal mudah. Lihat saja, perusahaan Rafli akan segera bekerjasama dengan Zenaraga Corp, uang yang kamu berikan pada Rafli itu bukan apa-apanya kalau perusahaan Rafli bersatu dengan Zenaraga Corp," Salsa benar-benar sombong.

Amanda terkekeh kecil. "Baik, aku tunggu kejayaan perusahaan kecil kalian itu." setelah mengatakan itu Amanda pergi meninggalkan pasangan yang sombong dan tidak tahu diri itu.

"Dasar, brengsek!" umpat Amanda marah.

Bohong ia tidak bersedih dengan kacaunya hubungan dirinya dengan Rafli. "Zenaraga Corp tidak akan menyetujui kerjasama yang kalian ajukan. Akan aku pastikan itu tidak akan terjadi!" batinnya dendam.

🌸🌸🌸🌸🌸

1
Mari🧝‍♀️16
Keren banget nih cerita, authornya jago banget!
gakki
Gak sabar nih nunggu kelanjutannya, semangat thor!
Hanan Jkhan
Aku udah baca beberapa cerita disini, tapi ini yang paling bikin saya excited!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!