Scandal Hubungan Masa Lalu

Mata Aruna berkeliling yang melihat se kafe tersebut. Seperti ada seseorang yang dia cari dan mungkinkah itu Melvin?

"Ini kue ulangtahunnya?" tanya seorang pelayan yang tiba-tiba menghampiri Aruna yang membuat Aruna kaget yang sudah melihat seorang wanita paruh baya yang berada di sampingnya.

"Oh iya Bu," sahut Aruna dengan menundukkan kepala dengan sedikit gugup.

"Kalau begitu sebentar ya, saya ambilkan uangnya dulu kamu tunggu di sini," ucap pelayan itu.

Aruna menganggukkan kepala yang masih memegang kue itu dan pelayan itu langsung pergi. Pembayaran memang belum dilakukan dan tadi ibu Aruna memang berpesan untuk mengambil uangnya. Setelah customer menerima pesanan mereka.

Aruna menghela nafas yang menunggu pelayan tersebut.

"Wau ada tamu istimewa yang datang membawa kue.." tiba-tiba tiga wanita menghampiri Aruna yang tak lain adalah Fiony dan dua temannya yang selalu mengganggu dia siapa lagi jika bukan Onile dan juga Adel.

Melihat tiga seniornya itu membuat Aruna menundukkan kepala, tidak berani melihat 3 orang itu yang sudah berdiri di depannya dengan menatap Aruna begitu sinis dan jijik.

"Fiony kamu tahu tidak jika dia diundang langsung oleh Melvin," sahut Adel yang sengaja membuat temannya itu panas.

"Benarkah!" Fiony terlihat kesal dengan menatap sinis Aruna dan Merasa tersaingi dan tidak suka melihat Aruna yang datang ke acara pesta tersebut dan apalagi baru saja dia mendengar jika Aruna diundang secara langsung.

"Jadi dia datang khusus ke ulang tahun Melvin dengan penampilan seperti ini. Sangat kampungan!" ejek Fiony dengan menatap remeh penampilan Aruna yang memang tidak ada apa-apanya dan lebih cocok menjadi pelayan yang sejak tadi berkeliaran melayani para tamu.

Aruna hanya diam saja yang tidak mengatakan apa-apa.

"Hmmmm, tapi kalau dilihat-lihat hadiah yang dia bawa untuk Melvin bagus juga, tetapi kita harus mencoba terlebih dahulu bukan, siapa tahu saja dia menaruh racun di kue itu," sahut Onile.

"Ide yang bagus," sahut Fiony.

"Ambil kuenya!" titah Fiony.

Adel dan Onile saling melihat dengan menyunggingkan senyum dan mereka hendak merebut kue tersebut dari tangan Aruna dan Aruna langsung menghindar.

"Jangan, Kak!" cegah Aruna yang memang sangat hati-hati dan sejak tadi menjaga kue itu dari tiga orang tersebut.

"Sini kuenya. Kami harus mencoba dulu sebelum kamu memberikan kepada Melvin!" tegas Fiony.

"Tidak, Kak! Ini bukan hadiah untuk kak Melvin. Tetapi ini kue jualan mama saya dan saya juga datang ke tempat ini bukan untuk ulang tahun kak Melvin. Tetapi, untuk mengantarkan kue ini," ucap Aruna menjelaskan dan sangat berusaha jika kakak seniornya itu tidak mengganggu dagangan ibunya.

"Oh jadi dia tukang antar kue," sahut Onile dan Adel secara serentak yang mengejek Aruna.

Ha-ha-ha-ha-ha-ha-ha, mereka bahkan tertawa terbahak-bahak.

"Hey teman-teman, kalian tahu tidak jika undangan kita yang satu ini sangat spesial, selain begitu spesial diundang langsung oleh Melvin, ternyata dia juga khusus datang sebagai tukang antar kue!" Fiony membuat pengumuman yang mencuri perhatian orang-orang dan melihat ke arah Aruna.

Fiony memang sengaja ingin mempermalukan Aruna di depan semua orang dan Aruna hanya terdiam yang sudah terbiasa dengan hal itu.

"Pantesan saja penampilannya sangat buruk dan tidak layak seperti ini, ternyata memang hanya sebagai pengantar kue!" lanjut Fiony yang tertawa benar-benar sangat puas mengejek Aruna.

Aruna hanya diam saja yang melihat di sekitarnya, bagaimana orang-orang mencibir dirinya dan menatap dia sangat hina dari penampilan bahwa sampai atas.

"Udah di bayar belum kuenya," sahut satu undangan yang cukup jauh ikut-ikutan mengejek.

"Tapi lebih baik kita coba dulu beramai-ramai kuenya," sahut Fiony dengan sinis dan berusaha mengambil kue itu dan lagi-lagi Aruna mencoba menghindarinya. Karena kue itu belum dibayar sama sekali dan Aruna tidak mungkin membiarkan orang lain menghancurkan dagangan ibunya.

"Kak saya mohon! Jangan ganggu saya!" Aruna yang sudah terlihat takut dengan mata berkaca-kaca. Tetapi Fiony tidak peduli yang berusaha mengambil kue tersebut sampai dia mendapatkannya.

"Kak kembalikan!" Aruna yang berusaha untuk meminta kue tersebut. Tetapi, Fiony malah mempermainkan Aruna dengan menggerak-gerakkan tangannya dan Aruna mengikuti seperti binatang yang di kendalikan.

Para undangan bukannya mencegah perbuatan Fiony. Tetapi, mereka malah tertawa yang menikmati pertunjukan sirkus sebelum acara ulang tahun dimulai. Sampai akhirnya kue ulang tahun yang berada di tangan Fiony di ambil seseorang yang membuat Fiony menoleh dan ternyata itu Melvin yang sangat tampan di acara ulang tahunnya.

"Aku akan mengusirmu dari tempat ini, jika kau berperilaku seperti ini!" tegas Melvin dengan tatapan mata yang sangat tajam.

"Melvin!" Fiony begitu kaget melihat kehadiran Melvin.

Melvin meletakkan kue itu di atas meja dan berdiri di samping Aruna dengan merangkul bahu Aruna. Aruna begitu terkejut dengan tindakan Melvin dan bukan hanya Aruna saja orang-orang yang ada di pesta ulang tahun itu juga terkejut.

"Kalian semua yang ada di sini, aku tegaskan kepada kalian semua jangan sampai di depan mataku ada satu orang pun yang mengganggu Aruna. Jika dia berani-berani melakukan hal itu, maka jangan salahkan aku jika aku bertindak di luar kendali dan terlebih lagi aku tidak ingin melihat dia berada di sekolah!" tegas Melvin yang memberikan ancaman kepada semua orang.

Teman-teman Melvin hanya terdiam dengan menunduk yang sangat takut dengan pria yang menjadi idola di sekolah itu. Fiony teman-temannya juga tidak bisa berkutik.

"Kalian masih ingin di sini?" hanya Melvin menatap 3 orang itu.

"Issss!" Fiony yang tampak kesal menghentakkan kakinya dan pergi dengan penuh emosi yang diikuti dengan Adel dan Onile.

Lalu Melvin menggenggam tangan Aruna dan membawa Aruna pergi dari tempat itu.

Aruna dan dan Melvin berada di salah satu ruangan dengan Aruna yang duduk di sofa dan tiba-tiba Melvin berjongkok di depannya. Hal itu membuat Aruna sangat gugup.

"Kamu pasti tidak nyaman dengan kejadian tadi," ucap Melvin dengan sangat lembut. Aruna hanya diam saja dengan menunduk dan jari-jari yang saling memencet.

"Maafkan atas kejadian tadi," ucap Melvin.

"Saya harus pulang, Kak!" ucap Aruna terbata.

"Acara ulang tahunku belum dimulai dan kamu sudah ingin pulang?" sahut Melvin.

"Saya datang kemari bukan untuk hadir di acara ulang tahun Kakak. Maaf saya tidak bisa hadir dan hanya ingin mengantarkan kue pesanan yang dipesan pada ibu saya," ucap Aruna yang menjelaskan dengan jujur dan tanpa menutupi apapun.

"Sangat kebetulan kalau begitu. Jika wo tidak memesan kue ini pada mama kamu, maka kamu tidak akan datang dan ternyata jalan itu yang membuat kamu datang adalah kue itu. Jadi kalau sudah berada di sini kamu tidak boleh pulang sebelum acara ulang tahunku selesai," ucap Melvin.

"Ma-maksud Kakak?" tanya Aruna gugup.

"Aruna aku mengundangmu secara khusus, jadi jangan pergi saat ulang tahunku belum dimulai," ucap Melvin.

"Ta-tapi Saya tidak mungkin berada di pesta ulang tahun dengan pakaian seperti ini, Saya masih punya rasa malu dan tidak sesuai dengan teman-teman yang lain," ucap Aruna dengan gugup.

Bersambung....