TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SATU
...Hei Gaiss, kalian bisa pollow IGeh akooh biar bisa lihat visual mereka... Pasha_Ayu14 yaaa jangan lupa......
...🏔️🏔️🏔️🏔️...
🏔️🏔️🏔️🏔️
^^^🏔️🏔️🏔️🏔️^^^
Bandara SH terlihat padat seperti hari-hari sebelumnya. Aroma tubuh ribuan manusia bercampur aduk menjadi satu.
Meski demikian kacau aroma di sekelilingnya, Snowy rindu cuaca hangat Indonesia. Bukan, lebih tepatnya panas.
Snowy white rain, nama gadis 25 tahun itu, cantik parasnya tak dia sia-sia karena Snow memanfaatkan itu untuk mengoleksi berbagai jenis pria.
Bule Eropa, Asia, bahkan pria timur tengah, pun sudah ada yang pernah menjadi kekasih gadis bermata biru itu.
Snowy White Rain, gadis cantik bertubuh mungil, berambut sedikit pirang sebahu. Dan ya, dia suka bentuk tubuhnya yang sekarang.
Lebih kurus dari sebelumnya. Snow terobsesi memiliki tubuh kecil, demi sang pacar yang entah ada berapa pria tampan.
Meski memiliki banyak pacar di antero penjuru dunia. Playgirl sejati itu tak berniat menikah, apa lagi memiliki keturunan.
Tidak asyik kalau tubuhnya harus gendut dan tidak ada lagi yang mau meliriknya. Menjadi jomblo lebih Snowy takuti dari apa pun.
Semenjak putus dari Mahesa Bakhtiar, si cowok dingin yang dulu sempat menjadi tunangannya, Snowy tak mau lagi terlibat hati dengan yang namanya cinta.
Dia bahkan masih mengingat bagaimana cara Mahesa mengacuhkannya. Cukup tahu saja, Snowy tak mau bodoh lagi karena cinta.
Pastinya kecantikannya, menggemaskannya, bahkan kecerdasan dan kelicikannya berasal dari sepasang makhluk rupawan.
Rega sang ayah memiliki darah campuran Indonesia - Inggris. Dan Vanessa sang ibu memiliki darah campuran Jawa - Thailand - Rusia.
"Hello Sayang." Rega mencium pipi mulus putrinya bergantian dengan Vanessa.
"Mom, i love you. Papi, i mis you!" Snowy memeluk ke dua orang tuanya bergantian.
Setelah berhasil menyelesaikan program pendidikan S1 S2 S3 dalam waktu singkat, akhirnya Snowy pulang ke tanah kelahiran.
Koper merah muda itu Rega tarik, Snowy cukup duduk di atasnya seperti anak TK. Dan memang semanja itulah Snowy White Rain.
Sementara Vanessa berjalan di sisi sang ayah. Hingga ketiganya berakhir pula di sebuah mobil berjenis SUV.
Dari bandara SH, Snowy diajak mampir ke butik mahal. Rega sang ayah mendatangi kasir untuk melakukan pembayaran.
Sementara Vanessa menarik Snowy masuk dan memperlihatkan banyak gaun yang berbeda-beda model. "Kamu coba ya Snow."
"Wah, wah mau ada acara apa ini?" Snowy rasa, tumben sekali ibunya berlaku manis.
Biasanya, marah-marah, bawel, over nasehat, jangan boros, jangan banyak pacar, jangan ini, jangan itu. Larangan seputar menjadi wanita Indonesia diperingatkan padanya.
"Ada resepsi pernikahan, Sayang." Vanessa lalu melekatkan gaun itu pada tubuh Snowy.
Dia terpaku sebentar, dan agaknya gaun ini harus dicoba lebih dulu. Hanya menempel saja tak bisa jamin gaun itu muat.
"Siapa yang mau nikah?" Snowy tak dapatkan jawaban ibunya. Vanessa mulai sibuk meraih gaun lainnya untuk di lekatkan pada gadis itu.
"Flory mau nikah lagi?" Snowy pikir, mungkin sepupunya yang akan menikah lagi.
"Ikut saja besok. Ini surprise." Vanessa tersenyum sambil membalikkan badan putrinya agar bisa menggapai resleting di bawah tengkuk wanita itu.
Snowy mencoba satu persatu gaun yang Vanessa pilihkan. Rega datang setelah membayar belanjaan istrinya.
Sesekali Vanessa menanyakan pendapat Rega untuk gaun yang dipakai putri pertama mereka. Jawabannya selalu sama, cantik!
Gaun-gaun elegan dan beberapa jas sudah lama dipesan. Namun, baru hari ini Vanessa ambil untuk acara besok pagi.
"Gaun untuk mu, Sayang." Kembali Vanessa memberikan satu gaun yang berbeda.
"Wow. Cantik," puji Snowy.
Snowy suka detil leher yang rendah. Kulit mulusnya bisa terekspos tentu saja, setelah ini akan lebih banyak pria yang jatuh pada pesonanya.
"Setelah dari sini, kita treatment ya." Ibu cantik beranak dua itu bicara tanpa benar-benar serius memandangi Snowy. Vanessa ripuh mengemasi gaun-gaun itu.
Melihat kepedulian ibunya, Snowy tersentuh, pulang dari London, dia disambut banyak hal rupanya. Treatment, gaun, dan wah ini sangat menyenangkan karena ibunya tak lagi marah marah seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Snow memang beruntung punya Mom yang masih muda." Snowy melingkarkan tangannya ke tubuh sang ibunda dari belakang.
"Oh, maksudnya Snow nggak beruntung punya Papi yang udah tua, gitu?" sergah lelaki bercambang itu.
"Aih, sensitif kayak merek testpack!" Snowy terkikik, Rega sang ayah memang lebih tua belasan tahun dari ibunya, Rega hot Daddy milik Vanessa Disaga.
"Snow Sayang Papi, biar udah tua tapi masih ganteng dan awet muda." Snowy memeluk pria itu sambil tertawa. Cinta pertama gadis itu, bermuka masam rupanya.
🏔️🏔️🏔️🏔️
^^^🏔️🏔️🏔️🏔️^^^
"Ini ngapain sih beliin jas begini?!" Pria yang menekuk wajahnya bernama Mahesa. Dan yang memakaikan dasi kupu-kupu itu ibunya.
Mahesa lajang di usianya yang sudah 26 tahun, dan dia jomblo sedari putus dari Snowy, adik kelas yang dulu pernah mengejar cintanya.
Mahesa sedari SMA dikenal anti cewek, tak pernah pacaran. Sekalinya tunangan itu pun karena dipaksa orang tuanya.
Sampai di delapan bulan berstatus sebagai tunangan Snowy. Dia membuat kesalahan yang akhirnya membuat Snow memutuskan pertunangan bersamanya.
Menurut kabar selentingan, Snowy memiliki banyak kekasih. Sedang dirinya masih saja jomblo bahkan sampai detik ini.
Orang orang mengatakan, Mahesa ini penyuka sesama jenis. Tapi, belum ada yang bisa membuktikan dugaan dugaan miring temannya selama ini.
Saat ini, meski tak suka berdasi dan berjas, pangeran tampan milik Selena itu sudah bekerja, sebagai fotografer handal juga mengelola bisnis bar yang sudah memiliki banyak cabang di provinsi-provinsi.
"Besok kita mau dateng ke pesta. Jadi kamu harus mau pake jas sama dasi. Biar tambah ganteng!"
Mahesa melempar dasi kecilnya ke sofa kamarnya. Ini aneh, sejak kapan fotografer mengenakan dasi dan jas? "Esa udah ganteng tanpa harus pake dasi!"
"Nurut Esa!" Mahesa mendengus, dia ingin menolaknya, tapi tidak mungkin bisa jika Selena sang ibu yang memaksa.
Senyum Selena seketika terbit tatkala menyadari perubahan wajah putranya. Dari yang dulu masih lucu sekarang sudah lebih terlihat dewasa.
"Anak Mama udah pantes banget jadi suami. Kamu tuh mirip Papa." Mahesa memutar bola matanya, dia tak suka jika disamakan dengan ayahnya.