Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Generasi pertama
Sesampai dirumah utama keluarga, Rey dan Ara berjalan bersebelahan melewati puluhan pelayan yang menyambut mereka di pintu utama .
" Akhirnya kalian datang " ucap Mama yang berdiri di pintu utama bersama Papa .
" Maaf Ma menunggu lama dijalan macet " ucap Rey memeluk wanita kesayangan nya sekaligus Papa nya .
" Hei mengapa malu-malu perasaan di telfon kemarin tidak " tawa Papa menatap Ara yang hanya berdiri menunduk .
"kan baru pertama kali datang Pa " jawab Ara apa adanya .
" Uhhhh sini peluk Mama " ucap Mama Rey yang tidak hanya memeluk tapi juga mengecup kening Ara .
" Mama sudah makan ?" tanya Ara .
" Belum " jawab Mama dengan wajah lesu seolah benar-benar belum makan begitu melirik rantang makanan berukuran kecil yang dipegang Ara .
" Ayo makan ini Ara bawa makanan untuk Mama dan Papa " ucap Ara mengangkat rantang kecil yang dibawanya.
" Ayo " Ajak Papa dan Mama lebih semangat lagi merangkul Ara masuk kedalam rumah mereka .
" Bisa-bisa mereka lupa kalau Aku yang anaknya" ketus Rey berjalan bete kedalam rumahnya karena di tinggal sendirian di depan pintu tanpa di ajak masuk .
Rey berdiri terpaku menatap kedua orang tuanya yang sangat antusias sekali memakan masakan Ara , padahal itu hanya menu sederhana.
" Rey ayo sini makan " ucap Papa memanggil dan begitu Rey sampai dimeja makan langsung menyuapi Rey sesendok nasi .
Demi tuhan Rey menahan air mata dibalik wajah tegas penuh wibawa nya saat disuapi Papa nya setelah sekian tahun menjadi seorang anak yang sudah dewasa .
" Enak kan " tanya Papa makan dengan semangat tanpa menyadari senyum terpaksa Rey yang sedang berperang dengan hati nuraninya .
Mengapa setelah dewasa disuapi oleh seorang Ayah rasanya mahal sekali!.
" Rey Ayok ikut makan " ucap Mama yang lebih berselera lagi makan sampai nambah .
" I, iya Maa" jawab Rey segera mengambil nasi tidak ingin kelewat momen yang begitu langka terjadi dalam keluarga nya setelah Rey menginjak dewasa .
" Ara tidak makan sayang?" tanya Mama menatap Ara yang duduk disebelahnya sedari tadi hanya tersenyum menatap mereka yang sedang makan .
" Iya , Aaa" Ara mengangguk dan langsung membuka mulutnya.
Walaupun sejenak terdiam tapi akhirnya Mama menyuapi Ara yang mulutnya sudah terbuka itu .
" Papa pikir putri konglomerat ini tidak pernah masuk dapur " kekeh Papa melirik Ara yang makan disuapi istrinya dengan senyum simpul penuh makna .
Rasa masakan yang sangat khas membuat Papa tau dengan sendiri kalau Ara yang memasak .
" His apalah Papa ini , Aku anak biasa yang suka makan jadi setiap hari pasti masuk dapur " jawab Ara dengan simpel terus mengunyah makanan yang disuapi Mama Rey dengan begitu ikhlas sedari tadi .
" Udah kenyang ?" tanya Mama Rey mengelus kepala Ara setelah nasi di piring nya habis .
" belum " kekeh Ara yang memang kalau makan tidak bisa sedikit .
" Ini " kata Papa dengan spontan menyuapi Ara Karena di piring nya yang masih ada makanan.
Rey dan Mama nya saling tatap saat Papa mengangkat sendok berisi makanan hendak menyuapi Ara yang tidak mungkin diterima anak itu .
Ara berdiri dari duduknya lalu mencondongkan tubuhnya melewati Mama Rey yang duduk agar bisa menerima suapan itu .
" Ara Sayang " Dengan spontan Mama Rey memeluk Ara yang sangat pandai cara menghargai perasaan orang tua .
" Mama harum kayak Mommy Aku " ucap Ara bersandar manja dalam pelukan Mama Rey yang hangat pelukan nya sama seperti pelukan Mommy Ara .
Tulus dan penuh kasih Sayang !.
" Ara , jangan menangis nanti Daddy dan Mommy kamu juga pulang " hibur Papa Rey saat melihat Ara mulai sedih .
" Nak semenjak kamu menikah dengan Rey kami juga adalah orang tua kamu jadi jangan ragu untuk bermanja kami juga orang tua kamu " ucap Mama dengan hangat .
" Tapi kata orang kalian galak " kata Ara to the points ingat ucapan orang-orang apalagi pacar Rey yang sangat sulit mendapatkan restu .
" Hahahaha" tawa meledak kedua orang tua Rey mendengar penuturan Ara .
...........
Diperjalanan pulang .
" Papi pinjam jaket Aku dingin " pinta Ara sebelum Rey mulai menyetir .
" Kamu pikir Aku tidak dingin ?" pernyataan Rey menaikkan kaca mobil sampai keatas agar angin malam tidak masuk , namun walaupun memberikan pernyataan begitu dia tetap meminjamkan Ara jaketnya.
" ya kulit Papi kan setebal triplek jadi mana kerasa dingin " ucap Ara dengan jahatnya.
" Mulut Bocil " tegur Rey mencubit bibir Ara dengan gerakan cepat karena masih fokus menyetir di malam hari yang cukup menyita konsentrasi.
" Ihhh, Papi sakit" Rengek Ara mengelus bibirnya.
" Aku lebih sakit hati kamu bilang kulitku setebal triplek" ketus Rey menaikkan kecepatan mobilnya agar Ara takut .
" segitu doang sanggup nya ?" tanya Ara dengan santai bersandar nyaman ke sandaran kursi mobil jangankan takut gentar saja tidak .
Rey menancap full gas mobilnya saat lewat di jalanan cukup sepi lalu setelah beberapa saat menurunkan kecepatan mobilnya.
" Huftt, percuma Rey Baby mafia seperti nya tidak akan punya rasa ngeri apalagi takut " batin Rey geleng kepala menatap Ara yang duduk dengan santainya.
Benar-benar tidak takut mati!
" Ara apa kamu tau silsilah keluarga mu ?" Tanya Rey memilih mengajak gadis itu mengobrol barangkali nyambung .
Rey tau kalau Ara adalah putri konglomerat yang kehidupan mafia sudah mendarah daging dalam keluarga nya , tapi Rey juga tau dengan valid kalau Ara sama sekali tidak berkecimpung dalam dunia mafia .
Ara itu murni anak tunggal kaya raya yang hanya mewarisi seluruh kekayaan keluarga nya tanpa ikut campur dalam bisnis atau apapun yang dikelola oleh keluarga nya .
" Tau, Aku generasi penerus pertama yang berjenis kelamin perempuan dalam silsilah keluarga ku setelah satu abad terakhir " jawab Ara singkat yang membuat Rey langsung ngeri-ngeri sedap mendengarnya .
" Jadi dulu pernah ada pewaris tahta perempuan?" kaget Rey .
" Ada namanya queen Aliora" jawab Ara walaupun tidak tau sepenuhnya tapi Ara paham tentang silsilah keluarga nya yang memang dituliskan secara lengkap dalam sebuah buku khusus
" Lalu kamu sanggup menggantikan Daddy mu sebagai king Mafia nantinya?" tanya Rey dengan penuh kehati-hatian agar penasaran nya hilang, Karena selain putri tunggal konglomerat Ara juga adalah pewaris tunggal tahta kerajaan mafia yang sudah diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga nya.
" Haduh bisa hidup sampai sebesar ini saja sudah bersyukur Pi " suara Lesu Ara merujuk pada setiap peristiwa penculikan bahkan hampir dibunuh yang dia alami sejak kecil .
" Beneran Kamu bukan mafia?" tanya Rey memastikannya walaupun melihat tingkah nakal Ara saja sudah menjelaskan kalau gadis itu bukan mafia .
" terus kenapa kalau Aku Mafia? Papi takut ya " tawa meledak Ara menggoda Rey yang wajahnya terlihat tegang .
" Gimana nggak takut tinggal serumah sama mafia nanti kamu membunuh Aku disaat tertidur lelap " jawab Rey dengan jujurnya mengatakan pikiran horor nya.
" Semua orang pasti takut serumah sama mafia " Sambung Rey mengangkat bahunya dengan ngeri membayangkan karena mafia itu identik dengan psikopat .
" Nggak, buktinya Mommy mau tidur sama Daddy sampai mereka punya Aku " ucap Ara dengan polosnya tapi itu membuat pikiran Rey menembus cakrawala mendengar penuturan nya sebagai pria dewasa