Scandal Hubungan Masa Lalu

Scandal Hubungan Masa Lalu

Episode 1 Hari Yang Sial

..."Pemirsa artis papan atas Melvin Danu Bramana hari ini menyumbangkan 50% dari hasil film terbaru yang beliau keluarkan. Donasi disumbangkan kepada warga desa suku camat yang baru saja dilanda musibah banjir. Pria berusia 25 tahun itu tidak pernah lupa untuk membagikan hasil kerja kerasnya kepada orang-orang yang membutuhkan dan mungkin itu yang membuat film dari Melvin semakin laris dan juga semakin memberikan banyak prestasi,"...

Suara televisi yang pagi-pagi terdengar dengan pemberitahuan tentang dunia selebritis yang menjadi pembicaraan hangat. Pemberitaan yang terdengar di dalam rumah yang terlihat sepi itu.

"Nenek buku gambar Rain di mana?" teriak suara anak kecil yang tampak nyaring yang mengalahkan suara televisi itu.

Suasana hening di rumah itu langsung hilang ketika suara larian yang di barengi dengan teriaki memenuhi ruangan.

"Ada dekat televisi," teriak wanita yang melakukan sejak tadi aktivitas di dapur.

"Rain tidak lihat nenek! Tidak ada apa-apa di sini," teriak Rain yang memakai seragam sekolah dan melihat-lihat di sekitar televisi.

Ceklek.

Pintu kamar yang terbuka, keluar seorang wanita yang tampak elegan dengan menggunakan dress hitam, sepanjang mata kaki dengan lengan panjang. Wanita yang menyandang tas di bahunya itu tampak anggun dan elegan dengan rambut yang di urai.

"Rain jangan teriak-teriak pagi-pagi seperti ini tetangga bisa ngamuk, kita bukan hanya tinggal sendiri di komplek ini," ucap wanita itu dengan nada sedikit tegas.

"Mama, Rain tidak melihat buku gambar Rain," keluh bocah laki-laki yang tampak kesal itu.

Wanita itu menghela nafas dan menghampiri televisi yang mengambil buku gambar yang ada di sana.

"Ini apa?" wanita itu tampak tegas dengan mengangkat buku gambar itu dengan satu alis terangkat.

"Oh iya. Maaf! Rain tidak lihat," sahut Rain.

"Makanya lain kali mencari hati-hati dan jangan mencari dengan teriak-teriak," ucap wanita itu. Rain mengangguk-angguk yang menyadari kesalahannya terlalu bar-bar.

"Apa sudah di temukan Rain?" tanya wanita paruh baya yang tampak sangat sibuk dengan menggunakan celemek yang sedikit kotor.

"Sudah Nenek," sahut Rain.

"Ya sudah, Aruna, Rain, sekarang ayo sarapan. Kamu harus berangkat ke sekolah nanti telat. Kamu juga Aruna," ucap wanita itu yang bernama Mila.

Rain dan Aruna mengangguk yang langsung menghampiri meja makan. Di sana sudah ada siapkan nasi goreng. Aruna yang mengambil nasi goreng itu kedalam piring putranya.

"Makan yang banyak agar belajarnya tidak ngantuk!" ucap Aruna.

"Mama juga makan yang banyak agar buat bekerjanya semangat," sahut Rain yang menimpali kata-kata Aruna.

"Pasti sayang!" Aruna mengusap-usap pucuk kepala Rain.

Mata Aruna melihat kearah meja yang di dekat kompor. Melihat Mila masih sibuk dengan banyak jenis kue di atas meja.

"Mama dapat pesanan?" tanya Aruna.

"Iya, pesanan dari ibu-ibu arisan sosialita," jawab Mila sembari melanjutkan pekerjaannya.

"Mama harus jaga kesehatan dan jangan terlalu menerima pesanan terlalu banyak," ucap Aruna tampak khawatir.

"Aruna. Mama tahu kamu bisa membiayai keluarga ini. Tetapi menjual kue dari dulu sudah menjadi kebiasaan Mama. Bukan karena rupiahnya. Tetapi karena itu kesenangan Mama," sahut Mila.

"Iya-iya," sahut Aruna yang hanya mengiyakan saja yang memang sudah paham jika Mila pasti akan menjawab seperti itu. Aruna dan Rain melanjutkan untuk sarapan.

**

Perusahaan Rumah Produksi Picture.

Mobil merah yang berhenti di depan Perusahaan itu. Aruna yang terlihat buru-buru melangkah memasuki Perusahaan itu.

"Aruna!" langka Aruna terhenti.

"Ada apa Giselle?" tanya Aruna.

"Kamu di panggil sama, Bu Monica!" ucap Giselle rekan kerja Aruna.

"Pagi-pagi sekali sudah di panggil," sahut Aruna dengan dahi mengkerut.

"Entahlah aku juga tidak tahu," sahut Giselle dengan mengangkat kedua bahunya.

"Baiklah!" sahut Aruna dengan menganggukkan kepala dan langsung pergi.

"Untu apa pagi-pagi sudah di panggil, membuat jantungku berdebar saja, semoga aku tidak melakukan kesalahan," gerutu Aruna yang sudah sampai di depan pintu ruangan Monica yang merupakan atasan Aruna.

Tok-tok-tok-tok.

"Masuk!" suara sahutan yang terdengar dari dalam membuat Aruna menghela nafas dan membuka pintu.

"Permisi Bu!" sapa Aruna yang menghampiri wanita yang duduk di kursi kerjanya. Wanita dengan berambut pendek itu yang tampak memijat kepalanya seperti ada masalah yang dia hadapi.

"Ada apa Ibu memanggil saya?" tanya Aruna.

"Bocah keparat itu membatalkan kontrak syuting film kita!" ucap Monica dengan nada kesal.

"Bo- bocah, siapa maksudnya?" tangan Aruna bingung.

"Siapa lagi kalau bukan aktor baru yang Star syndrome itu," sahut Monica yang tampak kesal.

Aruna sepertinya tidak mengerti siapa yang disebutkan Monica yang membuat wajahnya tampak berpikir.

Mata Monica melihat ke arah Aruna yang tetap bengong, "kau tidak tahu juga!" sentak Monica yang membuat Aruna tersentak kaget.

Dengan wajahnya yang masih bingung membuat wanita berusaha 24 tahun menggelengkan kepala.

"Siapa lagi kalau bukan Andreas," teriak Monica yang semakin emosi membuat gendang telinga Aruna sakit mendengar suara teriakan yang sangat nyaring itu.

"Sekarang saya tidak mau tahu, kamu harus menyelesaikan masalah ini dan buat bocah sialan itu menandatangani kontrak ini tanpa harus mengubah naskah!" tegas Monica.

"Saya yang harus bergerak?" tanya Aruna menunjuk diri sendiri.

"Suruh Tobi!" teriak Monica yang semakin kepanasan.

Tobi OB di perusahaan itu yang memang tidak mungkin dia yang melaksanakan perintah itu.

"Maaf Bu Monica. Tetapi kenapa harus saya. Saya sedang mengurus mini series yang belum selesai," protes Aruna.

"Saya tidak meminta protes kamu. Sekarang cepat laksanakan apa yang saya katakan!" teriak Monica dengan suara yang semakin menggelegar. Aruna yang tidak ingin semakin mendapatkan masalah dan gendang telinganya bisa rusak akhirnya keluar buru-buru dari ruang tersebut.

"Apa harus aku lagi yang mengerjakan semua itu," batin Aruna dengan kesal.

Aruna gadis 24 tahun yang bekerja di bagian departemen produksi film. Aruna yang memiliki profesi sebagai asisten sutradara dan juga penulis skenario. Aruna sudah 5 tahun bekerja di rumah produksi tersebut dengan karir yang cukup meningkatkan, dari kru biasa sampai menjadi asisten sutradara dan sekarang ada berita bahwa coba tanya akan naik menjadi sutradara.

Walau memiliki bos yang setiap hari kerjanya teriak-teriak, ternyata tidak membuat Aruna berhenti bekerja dan sama seperti sekarang ini dia baru saja mendapatkan masalah dan harus turun langsung menemui aktor yang memang dalam 1 tahun ini karirnya sedang di puncak. Kalau kata bosnya Star syndrome

***

Kafe Calista.

Aruna yang terlihat duduk di salah satu bangku dengan seorang pria yang berhadapan dengannya yang sejak tadi bermain ponsel. Mata Aruna yang sejak tadi memperhatikan wajah laki-laki yang terlihat acuh itu yang seperti tidak menganggap ada orang di depannya.

"Maaf tuan Andreas, bagaimana? Apa Anda akan setuju dengan menandatangani kontak film dengan Perusahaan kami?" tanya Aruna dengan mengeluarkan senyum terpaksa.

"Maaf Nona, saya menolak film itu. Karena adegan yang ditunjukkan di dalam skenario terlalu ekstrim dan saya tidak mau mengambil resiko yang akan membuat tubuh saya sampai kenapa-napa, lecet atau yang lain. Karena sebagai seorang aktris harus memiliki fisik yang sempurna dan tidak boleh sampai ada yang cacat sedikitpun," jawab pria itu jangan sampai dan mata tetap fokus pada ponselnya.

"Apa katanya!" batin Aruna kesal mendengar kata-kata puitis itu.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Aq mampir Kak

2024-09-02

0

CintaAfya

CintaAfya

Kok sombong bgt si Andreas...

2024-08-27

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Hari Yang Sial
2 Episode 2 Perdebatan.
3 Episode 3 Debaran Dalam Pertemuan.
4 Episode 4 2017
5 Episode 2 Kita Masa Lalu.
6 Episode 6 Kekesalan.
7 Episode 7 Pertemuan
8 Episode 8 Tersinggung.
9 Episode 9 Terpaksa
10 Episode 10 Penasaran.
11 Episode 11 Ternyata Dia Aruna
12 Episode 12 Penegasan Aruna.
13 Episode 13 Dia Penyelamat.
14 Episode 14 Pernah Bersama.
15 Episode 15 Anak Itu
16 Episode 16 Rasa Penasaran.
17 Episode 17 Pertemuan Menakutkan.
18 Episode 18 Menghindar
19 Episode 19 Insiden.
20 Episode 20 Permintaan Ti
21 Episode 21 Menjadi Suster Mendadak.
22 Episode 22 Apa ada Rahasia.
23 Episode 23 Tidak Bisa Menolak
24 Episode 24 Peringatan
25 Episode 25 Kembali
26 Episode 25 Masa Lalu Kita
27 Episode 27 Merayakan.
28 Episode 28 Membuat Kacau
29 Episode 29 Dia Mengetahui.
30 Episode 30 Saling Menantang.
31 Episode 31 Apa Yang Terjadi.
32 Episode 32 Pertanyaan Yang Membuat Schok.
33 Episode 33 Dia Cantik
34 Episode 34 Mulai mengganggu.
35 Episode 35 Tidak Takut
36 Episode 36 Kebakaran.
37 Episode 37 Rumah Sakit.
38 Episode 38 Ada Lagi.
39 Episode 39 Mencari Bersama.
40 Episode 40 Malah Tersesat Berdua.
41 Episode 41 Masa Lalu
42 Episode 42 Teringat.
43 Episode 42 Kedekatan.
44 Episode 44 Celetukkan mengejutkan.
45 Episode 45 Mulai mencurigai.
46 Episode 46 Memperhatikan.
47 Episode 47 Kedekatan
48 Episode 48 Ancaman.
49 Episode 49 Mengembalikan Cek.
50 Episode 50 Rahasia Yang Di ketahui.
51 Episode 51 Peringatan.
52 Episode 52 Yang Terjadi
53 Episode 53 Ternyata mengetahui
54 Episode 54 Berusaha Mencari Tahu
55 Episode 55 Yang Dia lakukan
56 Episode 56 Dia Bukan Anakmu.
57 Episode 57 Penegasan.
58 Episode 58 Mogok.
59 Episode 59 Tingkah Melvin.
60 Episode 60 Kiriman manis membuat kesurupan.
61 Episode 61 Kembali Bertingkah
62 Episode 62 Gibran Mendengar.
63 Episode 63 Darah.
64 Episode 64 Panik.
65 Episode 65 Darah Kami
66 Episode 66
67 Episode 67 Amukan.
68 Episode 68 Pembelaan Aruna.
69 Episode 69 Yang Terjadi.
70 Episode 70 Sama-sama Berjuang.
71 Episode 71 Sama-sama menjaga
72 Episode 72 Mengantasi.
73 Episode 73 Keputusan Yang Tepat.
74 Episode 74 Pembuktian.
75 Episode 74 Meyakinkan.
76 Episode 76 Pernyataan Melvin.
77 Episode 77 Respon
78 Episode 78 Lebih Bahagia.
79 Episode 79
80 Episode 80 Hati Yang Luluh.
81 Episode 81 Restu
82 Episode 82 Tammmattt.......
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Episode 1 Hari Yang Sial
2
Episode 2 Perdebatan.
3
Episode 3 Debaran Dalam Pertemuan.
4
Episode 4 2017
5
Episode 2 Kita Masa Lalu.
6
Episode 6 Kekesalan.
7
Episode 7 Pertemuan
8
Episode 8 Tersinggung.
9
Episode 9 Terpaksa
10
Episode 10 Penasaran.
11
Episode 11 Ternyata Dia Aruna
12
Episode 12 Penegasan Aruna.
13
Episode 13 Dia Penyelamat.
14
Episode 14 Pernah Bersama.
15
Episode 15 Anak Itu
16
Episode 16 Rasa Penasaran.
17
Episode 17 Pertemuan Menakutkan.
18
Episode 18 Menghindar
19
Episode 19 Insiden.
20
Episode 20 Permintaan Ti
21
Episode 21 Menjadi Suster Mendadak.
22
Episode 22 Apa ada Rahasia.
23
Episode 23 Tidak Bisa Menolak
24
Episode 24 Peringatan
25
Episode 25 Kembali
26
Episode 25 Masa Lalu Kita
27
Episode 27 Merayakan.
28
Episode 28 Membuat Kacau
29
Episode 29 Dia Mengetahui.
30
Episode 30 Saling Menantang.
31
Episode 31 Apa Yang Terjadi.
32
Episode 32 Pertanyaan Yang Membuat Schok.
33
Episode 33 Dia Cantik
34
Episode 34 Mulai mengganggu.
35
Episode 35 Tidak Takut
36
Episode 36 Kebakaran.
37
Episode 37 Rumah Sakit.
38
Episode 38 Ada Lagi.
39
Episode 39 Mencari Bersama.
40
Episode 40 Malah Tersesat Berdua.
41
Episode 41 Masa Lalu
42
Episode 42 Teringat.
43
Episode 42 Kedekatan.
44
Episode 44 Celetukkan mengejutkan.
45
Episode 45 Mulai mencurigai.
46
Episode 46 Memperhatikan.
47
Episode 47 Kedekatan
48
Episode 48 Ancaman.
49
Episode 49 Mengembalikan Cek.
50
Episode 50 Rahasia Yang Di ketahui.
51
Episode 51 Peringatan.
52
Episode 52 Yang Terjadi
53
Episode 53 Ternyata mengetahui
54
Episode 54 Berusaha Mencari Tahu
55
Episode 55 Yang Dia lakukan
56
Episode 56 Dia Bukan Anakmu.
57
Episode 57 Penegasan.
58
Episode 58 Mogok.
59
Episode 59 Tingkah Melvin.
60
Episode 60 Kiriman manis membuat kesurupan.
61
Episode 61 Kembali Bertingkah
62
Episode 62 Gibran Mendengar.
63
Episode 63 Darah.
64
Episode 64 Panik.
65
Episode 65 Darah Kami
66
Episode 66
67
Episode 67 Amukan.
68
Episode 68 Pembelaan Aruna.
69
Episode 69 Yang Terjadi.
70
Episode 70 Sama-sama Berjuang.
71
Episode 71 Sama-sama menjaga
72
Episode 72 Mengantasi.
73
Episode 73 Keputusan Yang Tepat.
74
Episode 74 Pembuktian.
75
Episode 74 Meyakinkan.
76
Episode 76 Pernyataan Melvin.
77
Episode 77 Respon
78
Episode 78 Lebih Bahagia.
79
Episode 79
80
Episode 80 Hati Yang Luluh.
81
Episode 81 Restu
82
Episode 82 Tammmattt.......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!