Ryo seorang pengusaha yang sukses harus menelan musibah dari tragedi yang menimpanya. Sebuah kecelakaan telah membuatnya menjadi lumpuh sekaligus buta. Istrinya sudah tidak Sudi lagi untuk mengurusnya.
Aura, adik sang istri tak sengaja hadir ditengah mereka. Aura yang memerlukan uang untuk kebutuhan hidupnya kemudian ditawari sang kakak sebuah pekerjaan yang membuat semua kejadian cerita ini berawal.
Pekerjaan apakah yang ditawarkan pada Aura?
dan bagaimana nasib Ryo selanjutnya?
Biar tau kisah selengkapnya, yuk ... di intip kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 - Mandi
Tiga hari berlalu.
Aura masih bersikap seperti biasa karena menganggap Ryo masih belum bisa melihat dan masih lumpuh.
Di pagi hari ketika Ryo akan mandi, pria itu memandang kearah Aura. Seperti biasa, ia akan menyuruh wanita itu untuk membuka pakaiannya dan membantunya membersihkan tubuh.
Aura mulai membuka kancing kemeja Ryo. Wanita itu berlutut dihadapan Ryo yang masih duduk di kursi rodanya. Ryo memandangi wajah Aura tanpa halangan apapun. Ia puas menikmati setiap lekuk kecantikan wajah wanita di hadapannya. Ryo menatap wajah Aura agak lama dari atas kening sampai ujung dagu.
Sampai ketika Ryo dibantu untuk masuk ke bathtub, Aura masih menganggapnya tidak bisa memandangnya. Seketika timbul sifat jahil pria itu. Ia sengaja menyipratkan air kearah Aura.
"Hey, kau belum mandi juga kan? Ayolah mandi bersamaku" ujar Ryo membuat retina indah Aura membulat dan membesar.
"Aduh! Mas apa-apaan sih, aku jadi basah nih!" pekik Aura menghindari cipratan air dari Ryo.
Ryo masih saja menyipratkan air kearah Aura sambil tertawa puas.
Mereka bercanda di dalam kamar mandi.
"sudah, sudah Mas ... aku membantumu mandi dulu, setelah itu baru aku mandi. Uh, bajuku jadi basah semua" ujar Aura diselingi tawanya yang renyah.
Tanpa sadar Aura membelakangi Ryo kemudian wanita itu membuka pakaian atasnya disana, karena ia mengira Ryo belum bisa memandangnya. Kini ia terlihat menggoda dengan memakai bra dan rok selutut yang sudah basah, ditambah rambut basahnya yang terurai.
Ryo hampir tidak bisa menahan hasratnya. Pandangannya terus menatap tubuh Aura. Sesuatu ditenggorokannya bergerak turun. Seketika itu jantungnya berdegup kencang. Pria itu seolah disihir oleh
tubuh indah wanita dihadapannya.
'Sial, dia benar-benar membuatku bergairah. Tapi aku harus bisa menahannya' gumam Ryo tak bisa membohongi hasratnya yang mulai menggolak, ia harus bisa meredamnya.
Ketika Aura hendak akan kembali membalik badan, Ryo buru-buru memalingkan pandangannya seolah ia tidak melihat apapun.
Aura mulai membantu Ryo membersihkan tubuhnya, wanita itu berlutut disamping bathtub. Ia menggosok punggung dan bagian lainnya seperti yang biasa ia lakukan.
Ryo tidak mampu memandangnya lagi, ia takut tidak bisa mengendalikan hasratnya. Ryo agak sedikit kaku dan gugup, tidak seperti tadi yang bersemangat dan sedikit jahil.
Ketika Aura membersihkan dada Ryo, ia berada tepat di depan Ryo. Ryo tak bisa mengelak dari pemandangan di hadapannya. Mata Aura hanya tertuju pada tubuh Ryo yang tengah dibersihkan menggunakan spons mandi. Namun mata Ryo benar-benar tertuju tajam pada wajah dan tubuh wanita itu.
Ryo mendadak akan berdiri dengan bertumpu pada kedua tangannya, seolah ia ingin keluar dari bathtub.
Sontak Aura kaget setengah mati, karena wanita itu tanpa sengaja melihat kearah bagian bawah Ryo yang sedikit terhalangi busa sabun.
"M-mas, i-ini belum selesai!. Mas mau kemana?!" pekik Aura panik.
Aura langsung memalingkan wajahnya seolah malu dan tidak ingin melihat sesuatu yang tidak pantas ia lihat. Karena memang selama ini ia belum pernah melihat bagian terdalam milik Ryo.
"Aku cuma ingin membenarkan posisiku" ucap Ryo santai sambil menyungging senyum nakal dibibirnya yang tidak diketahui Aura. Kemudian pria itu kembali duduk tenang di bathtub. "Ayo lanjutkan," perintahnya.
Aura menyelesaikan pekerjaannya saat itu. Ia kembali memakai pakaiannya dan membantu Ryo kembali ke kursi roda.
'Padahal ia menyangka aku masih tidak bisa melihat, tapi tetap saja ia memalingkan wajahnya ketika memakaikan handuk untukku, dasar wanita aneh' gumam Ryo di batinnya sambil sedikit mengulum senyum.
Di siang hari yang cerah,
Aura berencana pergi berbelanja ke minimarket dekat apartemen.
"Aku akan ikut denganmu" ujar Ryo tiba-tiba.
"Hah? Mas mau ikut?" Aura agak sedikit kaget.
"Iya, kenapa memang?"
"Um, tidak apa Mas. Baiklah, aku akan siapkan jaket untukmu" ucap Aura.
"Tidak perlu, aku pakai pakaian ini saja"
Aura sedikit menghela nafas. "Yah, baiklah"