Kaisar Penguasa Benua Biru 2

Fang Yuan tidak memikirkan apa yang terjadi di Klan Fang, bahkan kejadian yang menghebohkan Kota Shaanxi di malam harinya itu tidak terbersit sedikit pun dalam pikirannya. Ia yang seolah tenggelam dalam kultivasinya, terus mengoptimalkan ingatan jurus-jurus berpedang yang selama ini ia kuasai. Terutama jurus Tebasan Iblis, jurus pamungkasnya yang menjadi ciri khasnya dalam menggunakan teknik berpedang tingkat tinggi. Hal mendasar yang ia pikirkan adalah tingkat kekuatan dan juga pedang spiritual yang harus ia miliki dalam menyempurnakan jurus Tebasan Iblis.

Sebenarnya Fang Yuan juga memiliki jurus tangan kosong yang dinamakan Pukulan Dewa Kehampaan yang diciptakan secara pribadi oleh gurunya. Kekuatan dalam jurus itu bukanlah sesuatu yang bisa dihadapi oleh orang yang berada di tingkatan yang sama, bahkan kultivator yang berada dua tingkatan di atasnya pun akan terluka parah saat menerima dampak dari pukulan tersebut.

Hingga tiba pagi hari berikutnya, Fang Yuan pun terbangun dari kultivasinya dan mulai mengedarkan indra spiritualnya dalam mendeteksi keberadaan binatang iblis. Kebanyakan dari mereka mulai meninggalkan sarangnya untuk mencari makan di pagi hari, sehingga bisa dikatakan jika kali ini merupakan waktu yang tepat bagi Fang Yuan untuk berburu.

Apa yang dipikirkan oleh Fang Yuan ternyata memang sebuah kenyataan, tidak terlalu lama setelah pemikirannya itu sekelompok serigala perak kembali melintas untuk menjadi target buruan pertama.

Kali ini Fang Yuan tidak sedang berlatih kemampuan fisiknya melainkan sedang berburu Inti kristal jiwa binatang iblis. Pada kesempatan yang sama ia juga mengumpulkan beberapa tanaman herbal langka yang akan ia gunakan untuk membuat beberapa pil peningkat kultivasi.

Ketika hari mulai sore, Fang Yuan sudah membunuh lebih dari lima puluh ekor binatang iblis. Selain itu ia juga berhasil mendapatkan tanaman herbal langka dari sebuah Gua kecil yang ia singgahi saat membunuh Ular piton bertanduk, kesempatan itu juga merupakan kesempatan tersulit bagi Fang Yuan untuk berhadapan dengan hewan iblis yang ternyata memiliki kekuatan setara dengan Petarung Langit itu.

Akibat dari pertarungan terakhirnya itu ia kehilangan pedangnya yang patah akibat kerasnya kulit ular piton bertanduk itu, beruntung ia memiliki teknik Pukulan Dewa Kehampaan yang menjadi jurus pamungkasnya dalam meledakkan kepala binatang iblis tersebut.

"Benar-benar melelahkan.." ucap Fang Yuan sambil mengusap keringatnya.

Ketika melintas di sebuah perbukitan terjal yang sebelumnya pernah ia lewati untuk menuju perjalanan pulang, Fang Yuan mendapati sekelompok pemuda menggunakan pakaian berwarna putih dengan pedang menggantung di pedangnya.

"Hai, siapa kamu? Berani-beraninya memasuki hutan Sekte Gunung Pedang" ucap salah seorang dari mereka dengan tatapan waspada.

Kelima pemuda itu menatap Fang Yuan dengan tajam, mereka tidak dapat merasakan tingkat kultivasi Fang Yuan yang terlihat cukup aneh itu.

"Tuan, mohon maaf mengganggu. Saya adalah Fang Yuan, berasal dari Klan Fang" ucap Fang Yuan dengan tenang.

Fang Yuan dapat mengidentifikasi dari ucapan salah satu darinya yang menekankan Sekte Gunung Pedang, hal ini jelas mengkonfirmasi jika sekelompok pemuda tersebut berasal dari Sekte yang menjaga wilayah hutan pegunungan ini.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya salah satu pemuda.

"Saya sedang mengumpulkan tanaman obat sekaligus berburu binatang jinak" jawab Fang Yuan dengan hati-hati sambil menunjukkan tas penyimpanannya.

Fang Yuan menyembunyikan cincin penyimpanannya yang berisi banyak sumberdaya, ia tidak ingin menimbulkan masalah yang tidak perlu dan lebih memilih cara yang sederhana untuk menghindari masalah yang tidak perlu. Apalagi ini adalah kesempatan baiknya untuk mengenal karakter murid-murid Sekte Gunung Pedang dimana akan menjadi tempat berlabuhnya.

"Oh, seperti itu. Lain kali jangan sendiri jika memasuki wilayah ini karena tempat ini merupakan area yang berbahaya bagi orang biasa" ucap seorang murid Sekte Gunung Pedang dengan serius.

"Terimakasih tuan atas pengingatnya.." Fang Yuan menangkupkan tangannya ke udara.

"Cepat tinggalkan tempat ini sebelum hari menjadi gelap" ucap yang lainnya ke arah Fang Yuan.

"Baik Tuan, jika begitu saya mohon pamit" kata Fang Yuan dengan hormat.

Dalam hatinya ia cukup senang dengan sikap para murid Sekte Gunung Pedang yang tidak terlihat angkuh seperti kebanyakan murid Sekte besar, mereka sepertinya sedang berpatroli rutin yang umum dilakukan oleh Sekte untuk mencegah serangan berbahaya dari binatang iblis yang meresahkan masyarakat biasa.

"Siapa pemuda itu?" tanya seorang murid selepas kepergian Fang Yuan.

"Dari namanya seharusnya ia bagian dari keluarga Tetua Fang Yuan yang sudah lama menghilang secara misterius" jawab murid lainnya.

"Jika demikian adanya maka sangat disayangkan..." timpal murid yang lainnya.

"Apa maksudmu?" tanya murid pertama dengan penasaran.

"Apakah kalian bisa merasakan tingkat kultivasinya? Kupikir dengan menyandang marga Fang hanya menjadikannya pemuda biasa yang disuruh-suruh untuk mengumpulkan tanaman herbal saja" jawab murid tersebut dengan penilaiannya.

"Ya sudahlah, mari kita lanjutkan perjalanan untuk kembali ke Sekte. Sepertinya berita kemunculan ular piton bertanduk tidak sepenuhnya benar" ucap murid yang lainnya mengingatkan.

"Ya itu benar, sebaiknya kita lekas kembali dan melaporkan hal ini kepada aula misi" timpal murid yang lainnya.

Berikutnya kelompok murid Sekte Gunung Pedang itu pun meninggalkan tempat dimana mereka berjumpa dengan Fang Yuan, padahal jika saja mereka memilih untuk memeriksa tempat itu dengan teliti maka mereka akan menjumpai jejak pertarungan antara Fang Yuan dan juga binatang iblis ular piton bertanduk.

****

Di sebuah Paviliun di pusat Kota Shaanxi...

Putri Zhong Xuan baru saja menerima informasi yang sangat penting tentang keberadaan Tetua Fang Yuan, informasi yang berkaitan dengan misinya ini di Kota Shaanxi membuat dirinya senang bukan kepalang.

"Tuan Putri, setelah memeriksa dengan teliti tentang keberadaan giok jiwa di Aula Sekte Gunung Pedang, maka dapat dipastikan hanya tersisa sembilan giok jiwa dari sepuluh milik para Tetua Sekte" ucap orang kepercayaan Putri Zhong Xuan.

"Benarkah itu? Apakah kamu sudah memastikannya?" tanya Putri Zhong Xuan dengan serius.

"Aku sudah memastikannya, kesembilan orang Tetua yang selama ini masih ada tetap beraktivitas di Paviliun masing-masing. Hanya Tetua Fang Yuan saja yang masih tidak terdengar kabarnya hingga kini, bisa dipastikan jika memang giok jiwa yang menghilang adalah milik Tetua Fang Yuan" jawab orang kepercayaan Putri Zhong Xuan dengan sungguh-sungguh.

Hampir satu bulan ia menyelidiki Sekte Gunung Pedang, sehingga ia tidak mungkin keliru dengan informasi yang baru saja ia sampaikan pada Putri kesayangan Kaisar Zhong Ming itu.

"Baiklah jika begitu, aku bisa kembali dengan tenang ke Kota Chongqing" ucap Putri Zhong Xuan dengan ekspresi gembira.

Ia sudah cukup lama melakukan penyamaran di Kota Shaanxi, pergerakannya yang sangat terbatas jelas membuat dirinya merasa tidak nyaman sebagai putri pemimpin wilayah Kekaisaran yang membentang luas di alam dewa.