Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Sesampainya di rumah, Frans langsung menjatuhkan tubuhnya pada sofa ruang tamu dan melonggarkan sedikit kerah baju dan ikat pinggangnya. Melihat suaminya telah pulang kerja, Anin yang sedang memasak mematikan kompornya dan menghampiri Frans.
"Baru pulang pah?" Tanya Anin setelah menghampiri Frans
"Iya mah, tadi habis diskusi sama Okta" jawab Frans melihat kehadiran istrinya
"Gimana solusinya?"
Frans menceritakan apa yang terjadi selama di kantornya dan juga tentang sanksi yang diberikan Okta padanya.
"Gitu yah, gpp pah itu buat pembelajaran kamu jadi jangan gitu lagi yah" ucap Anin mengelus pundak Frans
"Iya mah, tapi aku ngga suka aja sama orang kantor yang kayak gitu" kekesalan Frans setelah beberapa orang membicarakannya di belakang
"Wajar pah itu kan kesalahan kamu juga bisa jadi bahan obrolan dan olokan buat kamu, dan itu seharusnya bisa buat kamu jadi kuat" nasihat Anin agar Frans menjadi kuat
"Gitu yah mah"
"Iya pah, sebentar lagi masakannya jadi kamu panggil Christy yah" pinta Anin menegakkan tubuhnya
"Lah bukanya dia lagi sama Rio yah" Frans yang bingung
"Ohh iya lupa, dia sering pacaran jadi lupa" Anin menepuk keningnya karena lupa
"Haduhh kamu mamahnya tapi lupa" Frans menegakkan tubuhnya juga dan merangkul Anin
"Kamu juga kenapa ke yang lain coba, lupa udah punya istri?" Anin memukul pelan dada Frans
"Maaf mah, jangan dibahas lagi dong"
"Kamu juga sih bikin aku kesel"
"Iya deh maaf ya, kita makan berdua aja yuk" ajak Frans
Anin menganggukkan kepalanya, "Hm"
Dengan sabar Frans menuntun Anin menuju dapurnya dan melanjutkan memasaknya yang sempat tertunda, setelah itu mereka makan malam berdua.
*
Seminggu kemudian, Cindy sudah menyiapkan semua yang akan dia sampaikan untuk sidang skripsi nanti dan juga menyiapkan dirinya agar tidak gugup jika diberi pertanyaan dari dosen penguji dan pembimbingnya.
Selama perjalanan Cindy terus berdoa dalam hatinya agar diberikan kelancaran dalam sidangnya, disampingnya juga ada Jinan yang mengantarnya menuju kampus dan melihat Cindy sedang gugup Jinan mengelus tangannya agar memberikan ketenangan pada Cindy.
"Kamu pasti bisa sayang" ucap Jinan dan tersenyum manis padanya
"Tapi nan nanti ditanyain aneh-aneh sama dosen gimana" kekhawatiran Cindy yang akan datang nanti
"Ngga akan kalo dosen nanya kayak gitu kamu bilang aja pertanyaan itu tidak masuk dalam skripsi saya gitu"
"Kalo tersinggung?"
"Ngga sayang namanya juga dosen penguji itu nguji kamu"
"Semoga yah nan"
"Aku percaya calon istri aku pasti bisa jalani semuanya dengan maksimal" ucap Jinan mengelus pipi Cindy
Cindy menundukkan kepalanya, "Iya nan"
"Jangan lesu gitu yah, yang semangat nanti dosennya seneng kalo kamu semangat buat sidang" Jinan mendongakkan dagu Cindy agar menatap mata Jinan
"Ngga tau nan aku lagi bingung aja"
"Bingung kenapa?"
"Aku bingung nanti yang aku jelasin nanti bener ngga"
Bukannya jawaban dari Jinan, dia mengecup kilat bibit manis kekasihnya itu yang membuat Cindy terkejut dan menutup mulutnya
"Nan" kesal Cindy memukul pundak Jinan
"Ehh Cind pelan kenapa aku lagi nyetir ini"
"Ngga nyium aku tiba-tiba kali" Cindy memasang wajah cemberutnya
"Ya udah daripada kamu mikir yang aneh-aneh mendingan kamu dengerin lagu kesukaan kamu biar lebih tenang" pinta Jinan
Jinan menyalakan soundsystem nya dan meminta Cindy untuk menyambungkan handphonenya pada soundsystem agar Cindy dapat memilih lagu yang dia inginkan.
*
Sesampainya di kampus, Cindy kembali merasa gugup dan tegang secara bersamaan. Jinan yang melihat itu langsung mengelus tangan Cindy dan mengecup kening Cindy agar memberikan ketenangan kembali.
"Aku tau kamu lagi gugup Cind apalagi ini penentuan kamu lulus atau ngga, tapi aku yakin kamu pasti bisa lewati ini dengan maksimal jadi lawan gugup dan tegang kamu itu dengan keberanian Cindy Hapsari yang aku kenal" ucap Jinan menyemangati Cindy
"Kamu ulangi yang aku bilang yah" lanjutnya
"Iya nan"
"Cindy Hapsari pasti bisa!!!" Teriak Jinan dengan mengepalkan tangannya dan menempelkannya pada dadanya
"Cindy Hapsari pasti bisa!!!" Tiru Cindy seperti Jinan
"Aku pasti bisa jadi pengacara!!!"
"Aku pasti bisa jadi pengacara!!!'
"Bisa membahagiakan orang tua!!!"
"Bisa membahagiakan orang tua!!!"
"Ok sekarang kamu udah nunjukin semangatnya, sekarang kamu ke ruangan dan tunjukan kemampuan dan keberanian kamu" ucap Jinan mengelus kepala Cindy
"Siap oppa!!!" Teriak Cindy
"Pelan-pelan aja kali ini masih di mobil" Jinan menutup mulut Cindy
"Hehehe maaf kelepasan" kekeh Cindy
"Ya udah turun yuk"
Mereka berdua menuruni mobil Jinan dan Cindy menggunakan jaket almamaternya kemudian memasuki ruangan sidang.
Dari detik ke menit, menit ke jam Jinan menunggu di depan ruangan itu dengan membawa serangkaian bunga untuk kekasihnya itu. Dan yang ditunggu pun keluar, Cindy keluar dari ruangan sidangnya namun dengan lesu dan tatapan tidak mengenakan.
Jinan melihat itu langsung menghampiri Cindy dan memeluknya agar dia tidak meratapi kesedihannya dan kembali semangat.
"Gpp kok Cind, nanti bisa diulang lagi" ucap Jinan mengelus punggung dan kepala kekasihnya itu
"Apanya yang diulang?" Tanya Cindy yang berusaha menahan tawanya
"Kamu ngga lolos sidang kan?" Tanya Jinan dan melepaskan pelukannya
"Kata siapa?"
"Kamu tadi keluar ruangan kok lesu gitu"
"Hehehe aku cuman bercanda kok oppa, aku lulus" tawa Cindy setelah melihat wajah Jinan
"Alhamdulillah akhirnya selamat yah sayang" gembira Jinan dan memeluk kembali Cindy
"Iya sayang aku juga makasih udah nemenin aku" Cindy membalas pelukannya
Saat mereka sedang berpelukan, ternyata dibelakang mereka sudah berkumpul beberapa teman Cindy termasuk Zee dan Gaby disana untuk memberikan selamat pada Cindy.
"Astaghfirullah bos udah meluk aja" sindir Zee
"Iya nih yang dibelakang udah nunggu lama" balas Gaby yang juga ikut menyindir
"Kalian?" Cindy yang terkejut melihat teman-temannya, sahabat, dan sepupunya
"Hehehe maaf kak kita ngga ngabarin kakak buat kesini" jawab Zee
"Gpp kok aku seneng kalian bisa Dateng" senang Cindy dan menghampiri mereka semua
"Selamat ya Cind" ucap selamat Nabilah
"Selamat yah kak" ucap selamat Diani
"Iya sama-sama makasih yah udah Dateng sama ngucapin selamat"
"Jadi dia siapa?" Tanya teman Cindy melihat Jinan disana
"Dia e..."
"Halo saya Jinan tunangannya Cindy" Jinan memperkenalkan dirinya
"Hah?!" Semua teman Jinan terkejut dengan status Jinan sekarang
"Lo udah tunangan Cind?" Tanya Nabilah
"Gimana yah"
"Lahh bukannya sama mentor Lo yah, soalnya banyak yang bilang" bisik Diani
"Kata siapa?" Cindy yang terkejut
"Ngga tau gw katanya gitu"
Mendengar itu Jinan menyendiri menuju lapangan dekat kampus Cindy dan Cindy yang masih asik dengan teman-temannya menyadari Jinan tidak ada disana.
"Lahh Zee Lo liat Jinan kemana?" Tanya Cindy yang menyadari Jinan sudah tidak bersama mereka
"Ngga tau kak tadi juga tiba-tiba ngilang" jawab Zee yang juga mencari keberadaan Jinan
"Aduhh dia marah lagi keknya" Cindy mengusap wajahnya dan menduga
"Marah kenapa kak?"
"Itu sih gara-gara mentor gw itu, dia ngga suka banget sama mentor gw"
"Ya udah kakak cari aja kita pulang yah" pamit Zee
"Enak aja, Lo ikut nyari" tolak Cindy dan menarik Zee untuk bersamanya mencari Jinan
"Yahh kak aku bentar lagi dinas" elak Zee
"Udah nurut kalo ngga gw laporin ibu Lo" ancam Cindy
"Iya ya"
Kemudian Cindy dan Zee menyusuri lorong kampusnya mencari keberadaan Jinan sekarang namun mereka tidak menemukan, saat mereka melintasi lapangan dekat kampus Cindy dia melihat Jinan sedang duduk disana dan meminum sesuatu.
"Ehh Zee itu Jinan yah?" Tanya Cindy melihat siluet Jinan
"Iya kak itu dia" jawab Zee yang membenarkan itu adalah Jinan
"Ya udah kita kesana"
"Ngga kak aku mau berangkat udah telat ini" tolak Zee yang dia harus berangkat dinas
"Iya deh iya serah Lo"
Zee meninggalkannya dan Cindy melangkah menuju Jinan disana, pada saat sudah disana ternyata Jinan meminum sesuatu yang dia tidak ketahui dan saat Cindy menepuk pundak Jinan dia langsung menatap Cindy namun dengan wajah sedikit memerah.
"Kamu siapa?" Tanya Jinan dengan mata sayu
"Cindy nan pacar kamu, kamu kenapa?" Jawab Cindy berusaha menegakkan tubuh Jinan
"Cindy yah... Aku cari Cindy daritadi ngga ketemu" Jinan menunjuk-nunjuk ke arah ruangan tempat Cindy sidang
"Kamu kenapa nan?" Tanya Cindy yang mulai khawatir
Jinan menutup mulut Cindy dengan jari telunjuknya, "Hushh aku lagi cari Cindy"
"Aku disini sayang"
"Kamu Cindy?" Jinan melihat Cindy dari atas sampai bawah
"Iya nan aku Cindy"
"Ngga mungkin, Cindy lagi di ruangan lagi sidang"
"Nan kamu kenapa? Kamu habis minum apa?" Tanya Cindy melihat beberapa botol disebelah Jinan
"Minum... Minum ini kamu mau?" Jinan menawarkannya pada Cindy
"Astaghfirullah nan itu Amer, kenapa kamu minum itu?" Cindy yang terkejut setelah melihat label botol itu
"Pengin aja"
"Nan jangan gitu, kamu kenapa?"
Bukan jawaban yang diterima namun Jinan seperti ingin memuntahkan sesuatu dan dia langsung memuntahkannya di sebuah tong sampah di dekatnya. Melihat itu Cindy membantu Jinan untuk memijat tengkuknya dan mengelus punggung kekasihnya itu.
"Kamu kenapa sayang?" Cindy menanyakan itu dengan lembut
"Bilangin ke Cindy aku ngga suka sama itu orang" jawab Cindy kembali menunjuk-nunjuk namun sekarang pada Cindy
"Iya nan nanti aku bilang sama dia" Cindy yang menuruti permintaan Jinan
"Sama bilang ke dia, aku satu-satunya untuk dia dan dia juga satu-satunya untuk aku"
"Iya nan, kita pulang yah" pinta Cindy
"Pulang?... Ohh iya kita pulang" ucap Jinan berusaha berdiri
"Sini aku bantu"
"Ngga usah aku bisa sendiri" tolak Jinan
"Nan"
"Hushh aku bisa sendiri" Jinan kembali menutup mulut Cindy dengan telunjuknya
Kemudian Jinan menegakkan tubuhnya namun saat melangkah dia langsung terjatuh karena dia sedang mabuk dan keseimbangan tubuhnya terganggu.
"Sini aku bantu"
Jinan langsung menerima bantuan itu dan Cindy memaparkan Jinan pada mobilnya. Pada saat sampai di mobilnya Jinan langsung mengelak dan memutuskan untuk duduk di kursi kemudi.
"Ehh nan mau kemana?" Tanya Cindy Jinan melangkah menuju kursi kemudi
"Mau pulang"
"Kamu duduk disini aja, aku yang nyetir" Cindy yang berusaha untuk bertukar posisi
"Ga aku yang nyetir kamu duduk disitu aja" Jinan bersikeras
"Nan jangan gitu, kalo lagi kayak gini bahaya"
"Hushh ngga usah berisik, duduk disana dan aku duduk disini"
Cindy menuruti permintaan Jinan kemudian dia duduk di kursi penumpang dan Jinan berusaha payah untuk masuk dan duduk di kursi kemudi. Saat sudah masuk ke dalam mobil, Jinan terdiam sebentar dan sedikit kebingungan.
"Kuncinya mana?" Tanya Jinan yang berusaha mencari kunci mobilnya
"Kamu tadi naro kuncinya dimana?" Tanya Cindy kembali
"Seharusnya disini tapi kok ngga ada" jawab Jinan menunjuk kontak kunci di mobilnya
"Kan kamu tadi di luar nan jadi kuncinya kamu saku"
"Saku yah" Jinan berusaha mencarinya kembali di saku celananya
"Nahh ketemu, kita pulang" lanjut Jinan akhirnya menemukan kunci mobilnya
Jinan mengarahkan kuncinya pada kontaknya namun tidak pernah masuk dan itu membuat Cindy gemas dengannya.
"Udah nan kamu duduk disini aku yang nyetir yah" pinta Cindy untuk berpindah
"Ngga mau, aku yang nyetir" Jinan yang bersikeras
"Nan jangan gitu demi keselamatan kamu juga" Cindy memegang tangan Jinan
"Keselamatan?... Ide yang bagus" akhirnya Jinan menuruti permintaannya
"Sekarang kamu turun yah kita tukeran"
"Iya"
kemudian Cindy langsung keluar dari mobil dan berusaha membantu Jinan untuk duduk di kursi penumpang setelah itu Cindy duduk di kursi kemudi dan mengambil kuncinya dari Jinan kemudian langsung menyalakan mobil dan melaju menuju apartemen mereka.
*
Sesampainya di parkiran apartemen mereka, Cindy melihat Jinan tertidur selama perjalanan dan itu membuat Cindy sedikit lega karena tidak ada kelakukan Jinan yang menganggu Cindy mengemudi namun Cindy sedikit heran kenapa Jinan meminum minuman itu dan menjadi seperti ini.
Cindy membantu Jinan untuk keluar dari mobilnya dan menuju kamar Jinan, setelah sampai Cindy langsung menidurkan Jinan di kasurnya dan meninggalkan Jinan disana. Namun saat dia ingin meninggalkannya, Jinan memegang erat tangan Cindy.
"Jangan pergi" lirih Jinan
"Nan aku ke kamar dulu yah ganti baju terus kesini lagi" Cindy berusaha melepaskan genggaman tangan Jinan
"Jangan pergi" ucap Jinan semakin mengeratkan genggaman tangannya
"Iya nan iya aku ngga pergi"
Cindy kembali duduk di pinggir kasur Jinan dan mengelus kepalanya, bertepatan itu Ayana baru saja masuk ke dalam kamar Jinan dan melihat Jinan tertidur ditemani oleh Cindy.
"Kak Jinan kenapa?" Tanya Ayana
"Dia mabok" bisik Cindy
"Mabok?!" Ayana yang terkejut
"Hushh ngga boleh berisik, dia baru aja tidur" ucap Cindy menutup mulut Ayana
"Kok bisa kakak mabok" bisik Ayana
"Ngga tau juga, ay kamu di kamar kakak lagi yah sebentar" pinta Cindy
"Yahh kak aku baru aja pulang" keluh Ayana
"Sebentar aja yah nanti malem kamu kesini lagi"
"Iya deh iya"
"Makasih ya ay"
"Hm"
Ayana meninggalkan mereka berdua dan keluar dari kamar Jinan, Cindy kembali mengelus kepala Jinan agar dia tertidur dengan nyenyak. Tetapi bukannya tertidur pulas, Jinan seperti mengigau.
"Cindy jangan pergi"
"Aku ngga pergi nan" Cindy kembali menenangkan Jinan
"Please Cindy jangan pergi aku ngga mau kehilangan kamu kedua kalinya" Jinan menggenggam tangan Cindy
"Iya nan aku ngga akan pergi lagi"
Saat itu Jinan kembali tenang namun dia menarik Cindy dalam pelukannya dan itu membuat Cindy terkejut. Dia berusaha melepaskan pelukannya namun Jinan memeluknya dengan erat menjadikan dirinya tidak bisa kemana-mana.
Cindy melihat wajah Jinan dekat seperti ini, dia membayangkan pada saat mereka menikah nanti akan seperti ini terus hingga akhir hayat mereka nanti. Itu membuatnya bahagia dan juga sedikit takut karena salahsatunya mamahnya Jinan itu.
Beberapa saat kemudian, Jinan langsung terbangun dari tidurnya dan langsung menuju toilet untuk memuntahkan kembali isi perut dan Cindy kembali membantu Jinan.
Setelah selesai, Jinan seperti kehilangan tenaganya dan terkulai lemas di lantai kamar mandinya.
"Cin...Dy" lirih Jinan melihat Cindy bersamanya
"Iya nan kamu kenapa kok mabok?" Cindy membantu Jinan agar duduk dengan benar
"Ak...u Ng...ga ta...u" Jinan memegang kepalanya yang terasa sakit
"Kamu jangan gitu lagi yah, ngga baik buat tubuh kamu" Cindy mengelus kepala Jinan
"Ma..af" Jinan menundukkan kepalanya
"Ya udah yuk ke kasur lagi"
Cindy membantu Jinan kembali menuju kasur dan menidurkannya.
"Sekarang kamu tidur yah nan" Cindy mengelus pipi Jinan
"I...ya"
"Selamat tidur yah oppa" ucap Cindy mengecup pipi dan keningnya
"I..ya Cind"
Setelah itu Jinan memejamkan mata dan mulai tertidur dan Cindy senantiasa mengelus kepala Jinan sampai Ayana kembali ke kamar Jinan.
"Sekarang kakak kamu udah tidur, jangan diganggu yah" pinta Cindy
Ayana menganggukkan kepalanya, "Iya kak"
"Ohh iya sama kalo dia nyari aku bilang aja yah"
"Iya kak nanti aku kabari"
"Ya udah kakak ke kamar dulu yah, kamu juga tidur udah malem" pamit Cindy
"Iya kak ini mau ke kamar juga" Ayana membukakan pintu kamar Jinan
"Malam ay"
"Malam juga kak"
Kemudian Cindy keluar dari kamar Jinan dan Ayana kembali ke kamar tamunya. Sebenarnya Cindy tidak tega meninggalkan Jinan dalam kondisi seperti itu namun agar tidak menimbulkan hal tidak diinginkan menjadi Ayana yang menjaga Jinan disana dengan pengawasan Cindy juga.
***
Wihh author lagi kenapa nih kok updatenya yang cinan terus?...
Hehehe gpp yah soalnya author lagi suka aja sama interaksi mereka apalagi di IG dan tiktok author sering keluar interaksi mereka jadi author update cerita mereka apalagi tiba-tiba author dapet inspirasi jadi sekalian aja hehehe...
Gimana nih kabar kalian? Semoga sehat dan lancar yah pekerjaan, perkuliahan, dan sekolah kalian. Kalo author baru mulai masuk offline katanya sih awal April atau awal puasa nanti tapi ngga tau juga kebijakan kantor sama perkuliahan author jadi masih punya waktu untuk update beberapa kali...
Semoga kalian sehat semua dan jangan lupa jaga kesehatan juga walaupun kemaren author denger perjalanan domestik udah ngga pake swab lagi tapi tetep jaga prokes yah...
Semoga kalian suka part kali ini dan jangan lupa untuk vote, komentar, dan share ya...
Thanks for reading dan author love you all...