Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
029 SURAT TANTANGAN
Chapter 029. SURAT TANTANGAN.
\=
Waktu terus berlalu, hingga hari menjelang sore! Alda dan Riko masih di kamar hotel dia menunggu kepulangan Tama dan Dion namun keduanya tetap tidak pulang.
Sedangkan Sinta sudah pulang setelah keluar entah kemana, karena dia tidak memberitahukan kepada Alda maupun Riko.
"Hei, apa kak Tama dan kak Dion belum kembali?" Tanya Sinta setelah masuk ke dalam kamar itu dan hanya melihat dua orang saja.
"Entah lah, kami juga sedang menunggu!" Jawab Riko.
"Apa mereka sedang ada urusan yah?" Tanya Alda.
"Ini salahnya karena kalian tidak memiliki ponsel masing-masing, sehingga teman pergi entah kemana kalian tidak tahu!" Sinta mengkritik mereka berdua.
Sebenarnya Riko dan Alda juga akan berencana membeli ponsel namun belum sempat! Sehingga sampai sekarang mereka belum membelinya.
"Nih aku sudah membelikan kalian ponsel masing-masing!" Ucap Sinta.
"Wah, kenapa kamu tidak bilang akan membeli ponsel?" Ucap Riko sedikit kesal.
Jika saja Sinta bilang sebelumnya, bahwa dia keluar akan membeli ponsel! Riko akan menemaninya dan dia juga akan membeli yang sesuai dengan keinginannya.
Sinta membuka tasnya lalu dia mengeluarkan ponsel, bermerk Honor Magic5 ponsel ini cukup mahal bagi kalangan biasa, namun bagi Sinta itu biasa saja sehingga dia langsung membeli 4 buah.
Alda langsung melihat, dia membuka ponsel itu dari boxnya.
"Ponsel yang sangat bagus, pakai ini saja cukup!" Ucap Alda.
Dia cukup senang, sehingga dia tidak perlu membeli ponsel sendiri! Alda tidak akan sungkan lagi meskipun di belikan oleh Sinta, karena meskipun dia beli dengan Riko sekalipun itu juga keluarga Setiadi yang akan menanggungnya, sehingga menurut Alda sama saja dari Sinta maupun Riko.
"Apa boleh buat, hanya sekedar ponsel yang ini juga tidak masalah!" Ucap Riko, dia juga langsung membuka ponsel itu.
Sinta juga tidak lupa membeli nomer telfon dengan menggunakan koneksi keluarga Setiadi sehingga mendapatkan nomer khusus.
"Terimakasih Sinta untuk ponselnya!" Ucap Alda senang.
"Sama-sama, itu hanya ponsel!" Jawab Sinta namun sebenarnya dia sangat senang atas ucapan dari Alda itu.
Sedangkan sisa dua lagi, Riko masukkan ke dalam tas yang ada pakaian milik mereka, karena dua ponsel itu untuk Tama dan Dion.
Mereka bertiga terus menunggu di kamar hotel sampai hari hampir malam, mereka heran kenapa Dion dan Tama belum kembali.
Di gedung milik grup Sanggoro, Sugi masih duduk tenang karena malam hampir tiba dia langsung memberikan perintah.
"Jalankan rencana sekarang!" Ucap dia lewat sambungan telfonnya.
Setelah itu dia keluar, dengan mengendarai mobil Jeep Wrangler! Sugi dan beberapa anak buahnya langsung menuju ke arah Utara.
Mobil Jeep Wrangler itu kini sampai di club yang besar, meskipun ini Club namun selalu ramai setiap saat dari pagi siang sore apa lagi malam hari.
Karena club ini menyediakan berbagai fasilitas, hingga tempat perjudian! Mobil Jeep Wrangler itu masuk melalui jalur khusus.
"Bos anda sudah datang!" Ucap orang yang menyambut mobil Sugi.
Orang ini botak dan tinggi besar badannya, wajahnya sangar mereka adalah orang-orang yang menjaga club malah ini! Karena club malam ini milik Sugi yang di bangunkan oleh keluarga Sanggoro.
"Bagaimana, apa mereka masih di dalam?" Ucap Sugi.
"Masih bos, orang-orang kita masih mengelabui mereka berdua!" Jawab orang itu.
"Bagus, mari kita akhiri kenikmatan mereka setelah teman-temannya datang!" Jawab Sugi lalu mereka masuk ke dalam ruangan bawah tanah club malam itu.
*
Di kamar hotel kota Emerald.
Ketiganya masih mengobrol setelah melihat-lihat ponsel barunya!.
Tok, tok, tok...!
Dari arah pintu utama, ada ketukan halus! Dengan cepat Sinta membuka ternyata pelayan hotel yang mengetuk dan memberikan surat.
"Apa yang kaku bawa itu?" Ucap Riko ingin tahu setelah Sinta keluar untuk melihat siapa yang mengetuk pintu.
"Entah lah, pelayan hotel menitipkan ini! Katanya ada orang yang memberikan tapi tidak memberitahukan namanya." Jawab Sinta sambil menyodorkan surat di tangannya.
Riko membuka surat itu, dia membacanya lalu menggebrak meja dengan keras.
"Sial, keluarga Sanggoro masih saja membuat ulah!" Ucap Riko dengan geram.
"Apa isinya?" Tanya Alda.
"Kita suruh datang ke club bintang, mereka bilang Tama dan Dion ada di sana!" Jawab Riko sambil menyerahkan surat itu.
"Ini surat tantangan, aku kurang percaya jika Dion dan Tama di sana di sandera!" Ucap Alda heran.
Karena dia tahu bahwa Dion adalah orang yang paling teliti dan waspada, sedangkan Tama meskipun suka bersenang-senang dia juga hebat tidak kalah dengan Riko maupun Dion.
"Sebaiknya kita kesana! Apa kita harus meminta bantuan kepada kakek?" Tanya Sinta.
"Tidak perlu, kita akan ke sana sekarang! Dengan adanya kami berempat cukup untuk meratakan club malam itu" Jawab Riko.
Alda setuju, akhirnya mereka bertiga keluar dari hote dan menuju ke club bintang yang tertera dalam surat tantangan itu.
Alda dan Riko masih memikirkan, bagaimana Tama dan Dion tertangkap! Kalau hanya Tama mereka akan memaklumi itu, karena orang itu akan tergiur dengan makanan enak atau hal-hal menarik lainnya.
Namun Doni juga ikut bersama, namun kenapa mereka masih bisa tertangkap! Karena pemikiran itu, akhirnya Riko melaju dengan cepat sesuai dengan arahan Sinta yang tahu di mana letak club bintang itu.
Segera mobil Mercedes Benz G-Class sampai di halaman depan club bintang, karena hampir malam keadaan di sini susah sangat ramai, mobil-mobil mewah terparkir di halaman parkir club bintang.
Lambang club, yang menggunakan lampu besar berbentuk bintang terlihat oleh mereka semua.
"Club yang sangat bagus, pantas Dion tergoda untuk melihat ke sini!" Ucap Alda, inilah pemikiran Alda setelah melihat club bintang yang sangat besar dan megah.
Karena Dion dulunya adalah orang dari dunia bawah, sehingga dia masih terlihat begitu tertarik dengan dunia masa lalunya yang membuatnya hancur.
Dion pernah bercerita kepada Alda, bahwa dia sudah tidak memiliki keluarga lagi hanya tersisa seorang paman baginya, itu juga hanya teman dekat ayahnya dulu.
Setelah ayahnya, meninggal karena insiden peperangan antar geng mafia, dia di bawa oleh pamannya dan akhirnya terdampar di perguruan terpencil.
"Sial, bagaimana aku tidak terpikirkan akan hal itu?" Ucap Riko sambil memukul setir mobil dengan keras.
"Cepat turun, kita ingin lihat apa yang di lakukan oleh orang-orang dari keluarga Sanggoro itu." Sinta langsung mendesak.
Dia juga penasaran, meskipun dia ahli dalam bertarung dan merupakan bakat muda dari keluarga Setiadi, namun dia belum pernah bertarung sesungguhnya! Apa lagi pertarungan jalan seperti ini.
Ini membuat dia tertarik.
Setelah ketiganya turun dari mobil, dari sudut kegelapan muncul 5 orang berbadan kekar
"Apa salah satu dari kalian Riko Setiadi?" Tanya orang yang botak dan berbadan besar.
Dia berucap seperti itu hanya untuk berbasa-basi saja, sebenarnya dia sudah tahu bahwa mereka adalah Riko Setiadi dan teman-temannya.
\=
...