Karena terlilit hutang, seorang karyawan rela menyerahkan istrinya sendiri sebagai jaminan pada seorang boss perusahaan demi mendapatkan pinjaman yang jauh lebih besar.
Usia pernikahan Lukas yang menginjak pada angka 7tahun namun tak juga dikaruniai seorang keturunan, membuat lelaki itu perlahan membenci Seruni sang istri! alasan itu pula yang membuat Lukas tega berkhianat dan membuang Seruni di kediaman Panca sebagai asisten rumah tangga.
Ketulusan serta kebaikan Panca yang begitu mencolok di awal pertemuan, akhirnya membuat Seruni terbuai, wanita itu bahkan bersedia menikah dengan Panca setelah bercerai dari Lukas demi bisa membahagiakan Nyonya Arini!
Namun siapa sangka? mental Panca yang berantakan justru membuat Seruni harus kembali jatuh bangun menjalani hubungan rumah tangga barunya.
Akankah Seruni mampu mengendalikan sang majikan dan membebaskan Panca dari bayangan trauma masa lalunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Needy Boss!
"Lekas keluar Seruni! kita bisa terlambat! acaranya akan dimulai 30 menit lagi!" telapak tangan Panca pun berayun perlahan dan mengetuk-ngetuk kan jari pada daun pintu berwarna coklat.
Gaun ini?? aku sungguh tak yakin bisa memakai nya? bukankah ini terlalu pendek??
Seruni justru berkutat dengan gaun hitam yang ia cengkeram dan berdebat seorang diri.
Astaga apa yang dia lakukan? Apa dia tidur di dalam?
Tak adanya jawaban dari Seruni membuat Panca melangkah mondar-mandir dengan wajah gelisah didepan pintu toilet.
"Runi!!! apa kau mendengar ku?? lekas keluar!!! atau aku akan mendobrak pintu pintu ini!!"
Bagaimana ini Tuhan? haruskah aku ikut dengan Tuan Panca dengan pakaian seperti ini?
"Satu!!!"
"Dua!!"
Ayolah Seruni!!! turuti saja keinginan nya!!
"Ee-iya!!! saya akan segera keluar,"
"Ti-,"
Pintu toilet pun akhirnya terbuka lebar,
Menampilkan sosok Seruni dengan balutan dress berwarna hitam selutut dengan pundak yang terekspose,
"Saya disini Tuan!!! Anda tak perlu mendobrak pintunya," Seruni berbicara sembari mencoba untuk menarik dress yang ia kenakan, berharap bahwa dress hitam itu bisa terlihat lebih panjang.
Runi ..., dia benar-benar wanita yang mengagumkan!
Panca justru membeku,
Pandangan matanya seolah tak ingin beralih dan terus menatap sosok Seruni dari ujung kaki hingga kepala, riasan tipis serta lipstik berwarna nude coral yang semakin mempercantik tampilan paras Seruni benar-benar mampu membuat Panca terhipnotis dan menjatuhkan dagu.
"Saya akan mengikat rambut terlebih dahulu, Tuan tidak keberatan bukan, jika saya merapikan rambut sebentar?" Seruni pun melangkah lebar dan meraih pengikat rambut warna hitam yang berada pada meja samping ranjang, ia bahkan tak menyadari bahwa Panca mengekor di belakang tubuhnya.
"Tidak, jangan lakukan itu honey!"
Pergerakan tangan Seruni seketika terhenti saat Panca menahan lengannya.
Tuan Panca-,
"Mmmmm-, tolong lepaskan saya Tuan!"
Deru nafas Panca yang kembali terasa pada area telinga seketika membuat bulu kuduk Seruni berdiri, pria berhidung mancung itu bahkan kini telah berhasil meraih dan mendekap tubuh sang asisten rumah tangga.
"Gerai saja rambutmu Runi! dirimu jauh lebih cantik jika seperti ini!"
"Mmmuuucchhh!!"
"Mmmmmpphhh!!"
Tubuh Seruni pun melemah, kecupan serta sentuhan lembut nan intens yang di layangkan terus-menerus oleh bibir juga jemari berurat Panca seketika membuat Seruni memutar tubuh dengan nafas yang tak beraturan.
"Tuan-,"
"I need you!" kalimat itu kembali terlepas begitu saja dari lisan Panca.
"Tidak! saya mohon!"
"Menurut lah padaku, karena kau telah menjadi milikku! Runi!"
A-apa?? Tidak!! aku mohon Tuhan!! Lindungi lah diriku!!
Bruuugghhh,
Kedua insan yang tak seharusnya berada dalam satu ruangan tanpa ikatan apapun itu akhirnya sama-sama ambruk di atas ranjang saat Panca mendorong tubuh Seruni.
"Tuan tolong sadarlah!!" Seruni mencoba untuk menahan tubuh Panca, namun pria itu justru tampak acuh dan terus bergulat untuk bisa meraih bibir juga tengkuk lehernya.
"Mmmuuuucchhh!!! jadilah milikku, honey!! aku bisa memperlakukan dirimu jauh lebih baik daripada Lukas!"
Panca terus meracau,
Ayunan kasar dari telapak tangan Seruni pun tampak sia-sia, Panca justru semakin gelap mata dan terus melakukan aktivitasnya dalam menyusuri tengkuk leher bahkan selat dada milik Seruni.
Apa yang harus kulakukan Tuhan? apa mas Lukas benar-benar telah menjual diriku pada pria ini? aku harus bagaimana? bagaimana caraku untuk bisa menjaga kehormatan ku sendiri sekarang?
Seruni terdiam pasrah, matanya kini tampak berkaca-kaca, ia tak lagi melakukan perlawanan karena ia tahu bahwa semua akan sia-sia! tenaganya yang tak seberapa pasti akan mampu dengan mudah di lumpuhkan oleh Panca.
"Runi! kau menangis?"
Hening,
Seruni yang semakin terisak sembari meringkuk juga memejamkan mata seketika membuat Panca memilih untuk beralih posisi,
Runi ..., apa yang telah kulakukan??
"Aku-, aku sungguh minta maaf! kau bisa marah padaku! atau mungkin kau ingin memukul ku?" Panca tertunduk, pria itu kini tampak duduk di tepi ranjang dan berbicara dengan suara yang bergetar.
Satu jam berlalu,
Seperti tak terjadi apapun, malam itu Seruni benar-benar menemani Panca dalam menghadiri sebuah private wedding party.
"Apa kau gugup??"
Seruni mengangguk sebelum akhirnya meraih telapak tangan Panca yang tersodor dihadapannya.
"Tenang lah! kau akan baik-baik saja selama di sisiku! akan ku pastikan hal itu, honey!!" suara lembut Panca yang kembali mampu menenangkan dirinya seketika membuat Seruni berpaling ke kiri demi bisa memperhatikan raut wajah sang majikan.
Tuan Panca, dia bisa saja memaksa ku untuk melayani nya bukan? tapi kenapa? apa dia sedang mengasihani diriku?
"Panca!!! akhirnya kau memperlihatkan batang hidung mu!!"
Sapaan yang cukup melengking dari seseorang seketika membuat perhatian Seruni teralihkan.
"Aku sungguh minta maaf! mungkin diriku agak sedikit terlambat,"
"Hmmmmm!! kupikir kau tak ingin mendatangi pesta pernikahan ku ini!!"
Dia, sungguh wanita yang cantik! senyum serta postur tubuhnya benar-benar mempesona, sungguh pengantin wanita yang sempurna.
Seruni tampak hening di samping Panca, wanita itu hanya mampu memperhatikan beberapa percakapan antara Panca dan para sahabatnya.
"Panca!! apa kau tak akan memperkenalkan wanita mu ini pada kita? dia tak mungkin wanita bayaran bukan??"
Pandangan mata Bayu juga Cindy sang mempelai pengantin seketika tertuju secara bersamaan terhadap sosok Seruni.
"Wanita bayaran?? tentu saja tidak!! dia calon istriku! Itulah sebabnya diriku membawanya kemari!" Panca berucap tegas sembari menarik pinggang ramping Seruni hingga gadis itu semakin merapatkan tubuh dengan dirinya.
"Oooh woow!! Are you sure, dude?"
Panca menorehkan senyum dibibir sembari mengangguk tanpa keraguan.
"Seseorang sempat merebutnya dariku! tapi sekarang! tak akan kubiarkan siapapun menyentuh wanita ini, karena dia milikku! dan aku juga berencana untuk segera meminangnya jika dia bersedia!"
"A-apa??"
"Benarkah??"
Ketiga orang sahabat lama dari Panca itu seketika melontarkan pertanyaan secara bersamaan,
"Waaah!!! kau sungguh hebat Nona! siapa namamu?"
"Jangan menyentuhnya, Hendri!! atau kita akan berduel!!" Panca seketika menampik uluran tangan Hendri yang ditujukan pada Seruni.
"Astaga!! kau ini sungguh mengerikan jika telah memperlihatkan watak aslimu, Panca!!"
"Apa kau baru menyadari hal itu?"
Omong kosong apalagi yang Tuan Panca pamerkan dihadapan para sahabatnya? kenapa sikap pria ini sungguh tak bisa ditebak? dia terkadang lembut, manis, bahkan juga kasar dalam satu waktu!
Terlebih lagi sahabatnya berkata tentang watak asli? seperti apa sebenarnya watak asli Tuan Panca? kenapa diriku jadi semakin ketakutan sekarang?
kok kayak g ngerti kepribadian suami sendiri sih...