Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Pak Darmawan percaya bahwa Dennis tidak mungkin menjadi seseorang yang telah menghancurkan keluarganya maupun bisnisnya, seperti apa yang Ibrahim tuduhkan kepadanya.Saat ini pak Darmawan dihadapkan pada kebimbangan yang sangat besar mengenai kedua putranya.Mana yang harus ia percaya? Entahlah,semua pemikiran itu hanya membuat kepala pak Darmawan semakin terasa pusing.
Sementara itu di dalam kamarnya,Ibrahim menyuruh Nafisah istirahat setelah apa yang barusaja ia alami saat bersama Dennis.Dengan penuh perasaan bersalah sekaligus sedih,Ibrahim mencoba mengobati luka memar di leher Nafisah dengan mengoleskan salep pereda nyeri di lehernya.
Ibrahim tak menyangka kalau adiknya itu akan berani mencelakai istrinya dibelakangnya,Ibrahim tidak tahu apa yang akan dialami oleh istrinya itu jika ia tidak memutuskan untuk menyusul Nafisah keluar.
"Mas,mas Ibrahim kenapa?Kok melamun gitu dari tadi?" tanya Nafisah pada suaminya.
"Aku benar benar sangat takut Nafisah,tadi itu aku hampir saja kehilanganmu.Maafkan aku karena aku datang terlambat untuk menolong mu dari Dennis,aku terlalu meremehkan Dennis dan tidak memikirkan keselamatan mu." ucap Ibrahim yang tidak bisa menyembunyikan rasa ketakutannya dan juga rasa bersalahnya pada Nafisah.
"Tolong jangan berkata seperti itu mas,ini semua bukan salah mas Ibrahim,jadi mas tidak perlu meminta maaf kepada Nafisah.Tidak ada yang perlu dikhawatirkan mas,buktinya Nafisah masih baik baik saja disini bersama mas Ibrahim." ucap Nafisah yang benar benar tidak ingin membuat suaminya itu kepikiran terhadapnya.
"Kejadian hari ini tidak akan pernah aku maafkan dan aku lupakan,Nafisah.Cepat atau lambat aku akan memberi Dennis hukuman yang setimpal atas semua yang ia lakukan kepadaku,keluargaku,dan juga istriku." ucap Ibrahim dengan tekad yang bulat.
"Tapi mas,aku benar benar sangat khawatir dengan masalah ini.Mas Ibrahim tahu kan kalau mas Dennis adalah orang yang licik dan juga kejam,dia akan melupakan ikatan keluarga diantara kalian berdua hanya untuk bisa mencapai keinginannya.Nafisah hanya tidak ingin terjadi sesuatu kepada mas Ibrahim, Nafisah takut mas." ucap Nafisah dengan putus asa.
"Kau tidak perlu terlalu mengkhawatirkan ku sayang,kali ini aku tidak akan membiarkan Dennis berhasil mencelakai ku.Kali ini aku telah mempersiapkan semuanya dengan matang, sehingga membuat Dennis tidak akan bisa mengelak dari perbuatannya selama ini.Aku berjanji kepadamu Nafisah,aku tidak akan pernah membiarkan Dennis menang." ucap Ibrahim
Malam itu di kediaman Darmawan, tampak pak Darmawan tengah seorang diri di ruang kerjanya untuk memikirkan maksud dari perkataan Ibrahim mengenai Dennis.Selama ini pak Darmawan tidak memiliki kecurigaan terhadap anak sambungnya itu karena memang Dennis selalu menunjukkan perilaku yang sopan dan menurut terhadap semua perintahnya.Namun setelah pak Darmawan melihat raut wajah Ibrahim yang begitu membenci Dennis,benar benar membuat pak Darmawan ingin tahu kebenaran apa yang coba diungkapkan oleh Ibrahim mengenai Dennis.
Untuk itu pak Darmawan pun akhirnya memutuskan untuk mengetahui kebenarannya sendiri dengan memata matai Dennis,anak sambungnya.
Pak Darmawan pun akhirnya keluar dari ruang kerjanya untuk menuju ke kamar Dennis, setibanya disana pak Darmawan mendengar suara keributan dari dalam kamar Dennis yang tertutup.Pak Darmawan yang merasa penasaran dengan keributan yang terjadi di dalam kamar anak sambungnya itu, akhirnya memutuskan untuk menguping pembicaraan yang sedang dilakukan oleh Dennis dan bima.
"Tuan muda Dennis tolong kendalikan emosi anda, percayalah tuan muda, semuanya pasti akan berjalan baik baik saja.Tuan Ibrahim tidak mungkin berani untuk melawan anda" ucap bima yang mencoba menenangkan Dennis yang saat ini merasa kesal karena harus memberikan semua buku rekening,buku keuangan dan data karyawan ayahnya kepada Ibrahim.
"Bagaimana aku bisa tenang bima kalau kakakku yang penyakitan itu ingin mengambil semua yang aku inginkan dari ayah!!!Kau tahu bima,butuh waktu lama bagiku agar bisa mengendalikan bisnis ayah dan merebutnya dari mas Ibrahim.Dan sekarang setelah ayah mengetahui kalau mas Ibrahim sudah sembuh dan tidak penyakitan,dia ingin aku mengembalikan semua tanggung jawab mengurus bisnis ke tangan mas Ibrahim.Aku tidak terima bima,aku tidak bisa menerimanya." ucap Dennis dengan nada tinggi yang membuat pak Darmawan mampu mendengar semua perkataan yang diucapkan oleh Dennis meskipun pintu kamarnya saat ini tengah tertutup.
"Lalu apa yang bisa kita lakukan saat ini tuan muda?Tuan muda tentu tidak akan menyerahkan semua buku rekening, buku keuangan dan data karyawan kepada tuan Ibrahim?" tanya bima
"Tidak ada yang bisa kita lakukan lagi bima kecuali mencabut akar masalah yang menghalangi jalanku untuk menguasai semua harta ayah." ucap Dennis.
"Apakah tuan bermaksud ingin melenyapkan nyawa tuan Ibrahim lagi?" tanya bima yang benar benar membuat pak Darmawan sangat terkejut sekaligus tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengarkan.
"Tidak bima,sudah terlalu sering aku berusaha untuk melenyapkan nyawa mas Ibrahim namun kakakku itu tidak pernah mati dari dunia ini." ucap Dennis
"Lalu tuan muda ingin menghabisi nyawa siapa jika itu bukan tuan ibrahim?" tanya bima
"Aku ingin melenyapkan nyawa ayahku sendiri yaitu tuan Darmawan." ucap Dennis yang seketika itu langsung membuat pak Darmawan serasa ditusuk ribuan pisau ke jantungnya saat mendengar rencana anak sambungnya itu.
Air mata kekecewaan serta kesedihan segera keluar dari pelupuk mata pak Darmawan,ia tidak pernah menyangka kalau anak sambung yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri akan tega menghabisi nyawa ayah dan saudara sambungnya sendiri hanya untuk menguasai semua hartanya.
Pak Darmawan begitu menyesal karena sudah memasukkan bahaya ke dalam keluarganya dan juga rumahnya.Seketika pak Darmawan dibuat teringat oleh kata kata Ibrahim yang mencoba untuk menyadarkannya mengenai sifat asli Dennis.
Pak Darmawan benar benar sangat menyesal karena terlalu mempercayai Dennis daripada anak kandungnya sendiri.Dan setelah semua yang terjadi,pak Darmawan pun akhirnya segera bergegas keluar rumah untuk bertemu dengan Ibrahim ke bandung malam itu juga.Ia ingin meminta maaf kepada anaknya itu dan merangkulnya erat erat.
Kepergian pak Darmawan yang begitu mendadak tentu saja membuat kedua istrinya begitu mencemaskannya.Bagaimana tidak cemas?Pak Darmawan pergi malam malam tanpa memberitahu ataupun meminta sopir kediamannya untuk mengantarnya ke tempat tujuannya.
Bahkan telpon dari kedua istrinya tidak ada satupun yang pak Darmawan jawab.Saat ini pikiran pak Darmawan hanya ada Ibrahim saja,dan bagaimana caranya menuntaskan penyesalan yang saat ini tengah pak Darmawan rasakan.
Malam sudah semakin gelap saat mobil milik pak Darmawan berhenti halaman rumah milik Ibrahim dan Nafisah, seusainya mematikan mesin mobilnya,pak Darmawan pun segera keluar dari dalam mobilnya untuk mengetuk pintu rumah anaknya.
tp tidak mungkinlah ya...... karena nafisah seperti itu kan menyelamatkan keluarga darmawan.
atau bisa juga, Nafisah hamil dlm keadaan koma. gitu