Arabella harus menelan kekecewaan dan pahitnya kenyataan saat dirinya mengetahui jika pria yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya akan bertunangan dan menikah dengan wanita yang sudah dijodohkan dengan pria itu.
Arabella pikir dirinyalah wanita satu-satunya yang dicintai pria itu, tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai pelampiasan selama wanita yang dijodohkan berada di luar negeri.
"Bagaimana jika aku hamil? apa kau memilih ku dan membatalkan perjodohan mu?"
"Aku tidak mungkin mengecewakan kelaurga ku Ara."
Jawaban Maher cukup membuat hati Arabella seperti ditikam benda tajam tak kasat mata. Sakit, terlalu sakit sampai dirinya lupa bagaimana melupakan rasa sakit itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan sahabat
Arabella pergi ke butik bersama putrinya, wanita itu mengajak Amara yang sejak pagi rewel ingin ikut dengan mamanya.
"Dah Om papa?" Amara melambaikan tangannya saat mobil Samuel pergi meninggalkan parkiran butik.
"Ara jangan rewel jangan ganggu mbak-mbak yang sedang kerja ya."
Amara kecil mengangguk patuh, "Ara tidak nakal Mama, Ara kan mau sekolah," Ucapnya dengan suara yang khas.
"Tentu saja, Amara cantik tidak nakal." Arabella mengusap kepala putrinya, mereka bersama-sama masuk kedalam butik yang ternyata sudah ada pelanggan yang menunggu Arabella.
"Mbak, ada yang menunggu mbak." Samira menghampiri Arabella yang baru tiba.
"Halo Tante Mira?" Sapa Amara dengan senyum manisnya.
"Ya, ampun Tante ngak liat kamu sayang." Samira langsung mensejajarkan tingginya dengan Amara, "Tumben ikut Mama?" Tanya Samira setelah mencium pipi mulus Amara.
"Sayang, kamu sama Tante Mira dulu ya. Mama ada kerjaan." Arabella tersenyum menatap putrinya.
"Oke Mah." Amara melebarkan senyumnya.
"Mira titip Amara sebentar."
"Baik Mbak."
Arabella pun pergi setelah mencium pipi putrinya, wanita itu berjalan untuk menemui seseorang yang sudah menunggunya.
Entah siapa, Arabella juga tidak tahu. Pagi-pagi sekali tumben sekali ada pelanggan yang sudah menunggunya.
"Selamat pagi?" sapa Arabella saat melihat seorang wanita yang berdiri di depan jejeran gaun khusus pernikahan.
Wanita itu menoleh, dan tersenyum saat melihat seseorang yang dia tunggu.
"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" Arabella menyapa ramah dengan senyum, ia mengulurkan tangan pada wanita cantik yang juga tersenyum padanya.
"Feby," ucap wanita itu mengenalkan diri.
"Bella, silakan duduk."
Keduanya duduk di sofa dalam ruangan itu, wanita bernama Feby itu pun mengutarakan maksudnya datang ke butik Arabella.
"Saya ingin dibuatkan gaun pernikahan yang indah, dan saya percaya jika kamu bisa melakukanya," Feby tersenyum dengan mata berbinar, "Elegan dan terlihat mewah, saya tidak suka terlalu ramai jadi anda bisa mendesain seperti yang saya mau?"
Arabella tersenyum, tanganya ikut bergerak saat wanita bernama Feby itu menjelaskan keinginan.
"Saya akan kirim desain lewat email, nanti anda bisa lihat sesuai atau tidak, kalau boleh tahu acara resepsinya-"
"Satu bulan dari sekarang, dan itupun saya lakukan di Jakarta. Dan untuk hal ini saya percayakan semua dengan kamu Bella, saya harap kamu tidak mengecewakan saya." Tutur Feby dengan suara yang lembut namun penuh penegasan.
Arabella mengagguk mengerti, "Jadi nona ini tinggal di Jakarta?" Tanya Arabella sedikit kepo, orang Jakarta kok pesan baju pengantin jauh sekali, kenapa tidak pesan di sana saja yang jauh lebih banyak dan bagus.
"Kebetulan kelurga saya tinggal di kota ini, hanya saja saya bekerja di Jakarta dan calon suami saya berasal dari sana." Jelas Feby, "Kalau begitu aku pergi, jangan lupa untuk desain bisa kirim langsung."
Arabella tersenyum mengiyakan keduanya berjalan keluar dari ruangan tunggu dengan saling mengobrol, hingga atensi keduanya teralihkan saat seseorang sedang bercanda dengan Amara dan membuat Amara tertawa nyaring.
"Arga!" Pekik Arabella melihat pria yang sangat dia kenal, teman sekaligus atasanya dulu di pabrik.
Arga yang di panggil menoleh ke sumber suara dengan senyum.
"Itu Mama mu ayo kesana?" ajak Arga sambil menggandeng tangan Amara kecil.
"Mama!" Amara langsung memeluk perut Mamanya.
"Hay, lama tidak bertemu?" sapa Arga dengan senyum seperti biasa, dirinya melihat Arabella yang semakin cantik di usianya yang sudah matang dan keibuan.
"Baik, kamu dengan siapa?" Arabella balik bertanya.
Sedangkan Feby lebih dulu permisi sebelum Arga dan Amara mendekat padanya.
"Em," Arga garuk kepala dengan senyum kaku.
"Sayang, lihat ini!!"
Arabella dan Arga sontak menatap wanita yang baru saja muncul dengan gaun pesta.
Arabella membulatkan kedua matanya dengan bibir terbuka lebar.
"Cha! itu kamu!" Pekik Arabella tak percaya.
Sedangkan wanita yang di panggil Cha hanya meringis dengan senyum lebar memperlihatkan giginya.
Jadi Cha dan Arga?