Second Life Valerie

*****

   "menantu mommy akhirnya datang juga. Sejak tadi mommy sudah menunggumu, sayang." ucap maria yang datang menghampiri valerie dan axcel yang sedang memasuki ruang keluarga.

  "ah, iya mom. Valerie tadi mempir dulu kerumah buat ngambil barang" ucap valerie menyambut pelukan hangat mommy maria.

  "istirahatlah dulu nanti, mommy panggil kalau sudah waktunya makan malam" mommy maria melerai pelukannya dan menatap wajah cantik valerie.

  "kamarku dimana mom?" tanya valerie yang mengundang tawa renyah dari mommy maria.

  "dikamar axcel. Ikutilah dia, dan segera lah beristirahat" jawab mommy maria mengelus kepala valerie lembut.

  "kami sekamar mom?" tanya valerie lagi.

  "iya sayang. Kalian sekamar, sudah sana axcel bawah istrimu naik" maria mendorong dengan pelan tubuh putranya.

   Melihat ekspresi valerie yang terlihat kaku mommy maria semakin melebarkan senyumannya. Setelah tubuh anak dan menantunya dihilang dari pandangannya ia membalikkan badannya kembali kedapur.

*****

   "masuk" ucap axcel yang tengah membuka pintu kamarnya dan menyingkirkan sedikit badannya. untuk memberi ruang agar valerie bisa masuk kedalam kamarnya. Setelah gadis itu masuk barulah axcel menutup kembali pintu kamarnya. Ia berjalan kearah gadis itu sambil mendorong koper valerie.

"haruskah kita se... Kamar?"

"emang kenapa?"

"seranjang juga?"

"yah, menurut kamu?"

"harusnya kita gak perlu sekamar"

"emang ada orang menikah gak sekamar?" tanya axcel ia pun segera masuk kedalam kamar mandi meninggalkan valerie dengan rasa cemasnya.

Ini adalah pertama kalinya ia sekamar dengan orang lain dan terlebih lagi itu adalah seorang pria. Dikehidupan lalunya ini tidak pernah terjadi sama sekali. Dan mengapa alurnya berubah jauh sekali valerie tidak bisa lagi menebak apa yang akan terjadi selanjutnya. Ceritanya melenceng terlalu jauh dari skenario cerita diversi masa lalunya.

Valerie menghela nafas kasar lalu mendudukkan badannya diatas tempat tidur milik axcel. Mata valerie kembali menyapu seluruh ruangan kamar. Dan ia baru menyadari jika kamar itu jauh berubah dari terakhir kali dirinya masuk.

Dari warna cat hingga dekorasinya semuanya diganti. Yang awalnya kamar itu cat berwarna hitam berpadu abu kini diganti dengan warna biru tenang. Dan ada juga meja rias disamping nakas sudah lengkap dengan segala kebutuhan valerie.

Sungguh valerie beruntung mendapatkan mertua sebaik mommy maria yang sangat mengenal dirinya. Meski pun mereka saling mengenal belum terlalu lama.

Dan sejauh ini valerie belum bertemu dengan nyonya tua dirumah itu. Apakah nenek itu masih sehat? Dan seingatnya jika nenek tua itu tinggal bersama dengan mommy maria. Namun, sudah kali kedua ia menginjakkan kakinya dikediaman colla itu. Belum sekali pun ia bertemu dengan nyonya tua kediaman colla.

Cek lek....

Mendengar suara pintu terbuka valerie membalikkan badannya dan melihat axcel yang baru keluar dari kamar mandi.

"aaaaaakkk!!!" teriak valerie sambil menutup matanya menggunakan kedua telapak tangan mungilnya.

"kenapa sih gak pakai baju dari dalam kamar mandi" gerutu valerie ia belum berani untuk membuka matanya.

"lupa bawah baju ganti" sahut axcel cuek.

"ishh... buruan pakai bajunya" perintah valerie.

Axcel hanya menggeleng gelengkan kepala lalu ia berjalan menuju walk in closed miliknya. Setelah mendengar langkah kaki axcel menjauh barulah valerie membuka matanya.

"astaga bisa mati muda gue lama lama jika terus berada disini tuhan!" valerie terus mengusap usap dadanya yang terasa sedikit sesak akibat keseringan kaget.

Bagaimana tidak akan kaget, valerie seumur hidupnya belum pernah melihat lelaki bertelanjang dada. Di dua kehidupan dan dua kali menikah pula namun, yang namanya melihat lelaki bertelanjang dada didepannya belum pernah. Anggaplah mata valerie masih suci dan sekarang telah ternoda akibat melihat axcel yang hanya mengenakan handuk pendek saja.

Oh my got.. Jantung valerie tidak aman mulai sekarang.

Tak ingin memusingkan axcel valerie menghampiri kopernya dan mengambil setelan baju rumahannya dan membawanya menuju kamar mandi. Masuk kedalam kamar mandi valerie kembali dibuat bingung. Bagaimana tidak semua kebutuhannya tersusun rapi dirak rak pojok kamar mandi. Apakah bundanya memberikan informasi kepada mommy maria begitu detailnya?. bahkan sampai merek shampo dan cream rambut semuanya sama persis.

Senyuman valerie mengembang kala melihat perlengkapannya yang begitu banyak berbanding terbalik dengan milik axcel. Ia yakin jika axcel akan sakit kepala melihat barang barang valerie memenuhi setiap sudut kamar mandinya.

15 menit berlalu ia telah selesai mandi dan saatnya ia mengganti pakaian dengan pakaian yang telah ia bawah sebelumnya. Kaos rumahan dipadukan dengan celana kain panjang berbahan crinkle.

"axcel apa lo punya hair dryer?" tanya valerie yang tengah mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil.

"ada di laci meja rias" jawab axcel tanpa mengalihkan pandangannya pada laptop yang berada diatas pangkuannya.

Sejenak mata valerie terpaku dengan tampilan axcel yang sangat mempesona dimatanya. Pakaian santai yang membungkus tubuh atletisnya dan dengan wajah seriusnya tetap fokus dengan layar laptop didepannya.

Valerie menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan segala macam pikiran kotornya. Ia mengalihkan pandangannya kearah meja laci. Sesuai arahan dari axcel valerie pun membuka satu persatu anak laci meja riasnya. Dan ia menemukan dilaci paling bawah ia segera mengeringkan rambutnya. Namun, matanya masih mencuri curi pandang pada axcel yang terlihat sangat tampan.

"ada apa?" tanya axcel ia menyadari jika valerie sering melirik kearahnya.

"ga papa" jawab valerie tersenyum kaku ia tak menyangka axcel sepeka itu. Hanya lirikan saja axcel dapat mengetahuinya sungguh kepekkaan yang kuat batin valerie.

"jika ada yang kamu butuhkan atau inginkan. Jangan sungkan untuk memberi tahuku valerie." ucap axcel dengan wajah yang masih sama fokus kearah layar laptop.

"apa kamu mendengarkan ku?" tanya axcel karena tak mendengar jawaban dari wanita bar bar didepannya. Dan sayangnya wanita bar bar itu adalah istrinya.

"em.. Iya gu.. E denger kok" cicit valerie terbata bata.

"dan satu lagi" jeda axcel pandangan lelaki itu naik dan menatap waja valerie yang tengah menatapnya. Kedapatan tengah menatap wajah serius lelaki itu valerie hanya dapat membuang pandangannya kesembarang arah.

"aku tak ingin mendengar kata lo gue lagi dari bibir mu valeri. Jika tidak--" ucap axcel menggantung lelaki itu menatap valerie dengan tatapan yang sulit valerie artikan.

"a...apa?" dengan ragu valerie bertanya.

"aku akan menggigit bibirmu" ucap axcel ia pun memutuskan pandangan dari wajah kaget valerie. Ia kembali menatap laptopnya sedangkan valerie jangan tanyakan lagi. ia sudah kaku karena mendengar omong kosong yang keluar dari mulut axcel. Dan sayangnya hal itu sukses membuat hatinya ketar ketir.

Valerie terus mengeringkan rambutnya dengan kepala yang cenat cenut karena terus memikirkan ucapan axcel yang terakhir itu.

Melihat tingkah valerie lelaki itu tak kuasa untuk tidak tersenyum meski pun samar samar.