"Suami" Pilihan Orang Tuaku

...Matahari bersinar cerah di pagi hari Minggu itu, memberikan suasana hangat dan tenang di rumah Rini. Tidak seperti biasanya, Rini tidak bangun pagi-pagi untuk membuat kue dan pergi ke berjualan keliling. Hari ini adalah hari liburnya. Rini memutuskan untuk mengambil waktu sejenak dari rutinitasnya yang padat untuk bersantai bersama keluarganya di rumah....

...Di ruang tamu, anak Rini, Rania, sudah bangun lebih dulu dan sedang asyik menonton acara kartun kesukaannya di televisi. Rini berjalan keluar dari kamar dengan wajah segar dan tersenyum melihat putrinya....

"Pagi, sayang! Hari ini ibu tidak jualan. Ibu senang bisa temani kamu seharian di rumah"

Rania menoleh kearah Rini dengan wajah yang sangat bahagia, ia berlari mendekati Rini

"bu! Hari ini kita mau ngapain?"

"Hmmm, ngapain ya? Bagaimana kalau kita bikin sarapan bareng dulu?"

"Asyik! Aku mau bantu ibu masak!"

...Rini tersenyum melihat antusiasme Rania. Mereka berdua lalu menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Rini mengeluarkan bahan-bahan sederhana seperti telur, bawang, nasi putih, dan daun bawang. Dengan bahan seadanya, Rini mulai memasak nasi goreng, sementara Rania hanya membantu melihat-lihat ibu nya memasak saja ....

...Sementara itu, ketiga ipar nya Lia , Linda dan Nur, hari Minggu ini, mereka juga memutuskan untuk menikmati suasana santai di rumah. Setelah mencium aroma harum dari dapur, Nur masuk dengan wajah penasaran....

"Wah, mbak, masak apa nih? Wangi sekali." Ucap Nur basa basi

"Cuma sarapan sederhana, Nur. Nasi goreng kampung. ayo sini Kita sarapan bersama." Ucap Rini

"Tentu saja mbak. Tapi aku mau panggil mbak Lia dan mbak Linda dulu, setelah itu aku akan bantu mbak siapkan piring ya." Ucap Nur sambil berlalu ke kamar untuk memanggil kedua kakak nya.

...Tak lama kemudian, Linda dan Lia ikut bergabung. Linda sedang sibuk dengan koran pagi, sementara Lia sibuk bertukar pesan dengan agus. Mereka semua duduk bersama di meja makan, menikmati sarapan yang hangat. Gelak tawa dan obrolan ringan mengisi suasana pagi itu....

"Kayak dari tadi mbak perhatiin ada yang makan sambil senyum-senyum sendiri nih." Ucap Rini sambil melirik ke arah Lia

Lia memasang wajah salah tingkah nya sambil tertawa kecil. "Hehe, yang mbak maksud aku ya?"

Belum sempat Rini menjawab, Nur sudah menyambar. " Ya iyalah mbak, jadi siapa lagi kalau bukan mbak. Dari tadi tuh ya, mbak mainin hp sambil senyum-senyum sendiri, kayak orang kesambet.

"Kesambet cinta nya mas Agus tuh" sambung Linda.

"Sudah sudah Lia jangan di godain terus, ntar pipinya tambah merah" ucap Rini yang disambut tawa oleh ke tiga ipar nya.

...Setelah sarapan, mereka semua bekerja sama membersihkan meja. Suasana kebersamaan begitu terasa. Selesai bersih-bersih, mereka semua bergeser ke ruang keluarga....

...Di ruang tamu, mereka duduk di atas tikar sambil menikmati damainya suasana pagi. Rania mulai memutar film kartun kesukaan nya, dan mereka nonton bersama. ...

...Beranjak siang, Rini melihat sekeliling nya dan ternyata Rania telah tertidur pulas di atas tikar bersama dengan ke tiga Tante nya itu. Mereka tertidur saat sedang asik menonton film kartun....

"hmm.. Bisa-bisanya mereka tertidur saat sedang menonton" ucap Rini sambil menepuk keningnya.

...Rini kemudian mengambil selimut dari kamar, Rini menyelimuti anak dan ke tiga iparnya itu. Kemudian Rini menghidupkan kipas angin dan mematikan televisi....

Saat Rini berbaring diatas tikar, Rini tiba-tiba teringat dengan suaminya Edi. "mas Edi sedang apa ya disana. Seandainya saja mas Edi disini, kebahagiaan ini akan terasa lengkap".

...kemudian Rini menoleh kearah Lia. Rini melihat ponsel Lia yang sedang nganggur di pinggir tikar. Rini terus memandangi hp tersebut. ia berfikir untuk menghubungi Edi. setelah berfikir agak lama, kemudian Rini memutuskan untuk mengambil hp Rini dan menelfon suaminya Edi....

Rini berjalan menuju kamar...

Tutttt tutttt tutttt bunyi sambung telepon

Rini : "Halo, Mas. Lagi sibuk nggak? Aku ganggu nggak kalau telfon sekarang?" Suara Rini memulai percakapan

Edi : "Halo, Lia ada apa? Ucap Edi yang tidak mengenali suara rini.

Rini : "ini aku Rini mas, istri kamu. Apakah aku mengganggu mas"

Edi : "Sayang, maafin aku, pikir lia. Nggak kok, nggak ganggu. Aku lagi istirahat sebentar. Gimana kabarmu di rumah?"

Rini : "Aku kabar baik mas. Cuma ya, kadang rasanya sepi aja di rumah kalau nggak ada Mas. Anak kita juga sering nanyain kapan Mas pulang."

Edi : "Iya, Mas juga kangen sama kalian. Kalau urusan kerjaan di sini cepat selesai, Mas pasti langsung pulang untuk menjemput kalian. Kamu jaga kesehatan ya, jangan banyak pikiran"

Rini : "Iya, aku usahain. Tapi Mas, aku mau nanya sesuatu... boleh nggak?"

Edi : "Tentu, Sayang. Ada apa? Kok nadamu terdengar serius."

Rini : "Aku cuma... ya, aku cuma pengen tahu. Di sana, Mas baik-baik aja kan? Maksudku... Mas masih setia sama aku, kan?"

...Rini sebenarnya mau minta penjelasan tentang gosip perselingkuhan Edi yang didengar nya dari mulut tetangga. Namun ia takut membuat Edi tersinggung dan marah. Jadi Rini berusaha agar bertanya tanpa harus menyinggung hal itu kepada Edi....

Edi : hening sejenak "Sayang, kenapa kamu tanya begitu? Ada yang bikin kamu khawatir?"

Rini : "Nggak tahu, Mas. Mungkin aku terlalu banyak mikir. Aku tahu kita jauh, dan aku cuma takut... takut ada yang berubah. Aku takut Mas jadi... berpaling."

Edi : "Sayang, dengar ya. Memang, kita jauh dan situasi ini nggak mudah buat kita berdua. Tapi kamu harus tahu, rasa sayang dan cinta Mas buat kamu nggak akan berubah cuma karena jarak. Mas di sini kerja keras juga demi kita, demi masa depan kita."

...Ucap Edi yang menutupi kebenaran tentang hubungan nya dengan Siska. Sebenarnya Edi memang sangat mencintai Rini, namun Edi berfikir memanfaatkan waktu kekosongan nya sebelum akhirnya ia akan menjemput Rini dan anaknya....

Rini : "Aku tahu, Mas. Maaf kalau aku jadi ragu dan curiga. Aku cuma takut kamu."

Edi : dengan nada lembut "Kamu nggak perlu minta maaf, Sayang. Wajar kalau kamu merasa seperti itu. Mas cuma minta satu hal: percayalah sama Mas. Selama kita masih saling percaya, Mas yakin kita bisa lewatin ini semua. Mas juga di sini nggak tergoda sama siapa pun. Kamu tetap satu-satunya buat Mas."

Rini : menghela napas lega "Iya, Mas. Maaf kalau aku jadi emosional. Aku percaya kok sama Mas. Aku cuma butuh denger dari Mas langsung."

Edi : "Mas ngerti. Nggak apa-apa kok. Mas juga kangen dan ingin pulang secepatnya. Kamu yang sabar ya, kita akan segera kumpul lagi. Sekarang, kamu jaga kesehatan dan semangat di rumah, oke?"

Rini : "Iya, Mas. Kamu juga ya. Jangan lupa makan dan istirahat yang cukup. Aku sayang Mas."

Edi : "Mas juga sayang kamu. Nanti kalau ada waktu luang, kita telfon lagi ya. Biar kita tetap merasa dekat meski jauh."

Rini : "Iya, Mas. Makasih ya, udah nenangin aku."

Edi : "Sama-sama, Sayang. Ingat, Mas di sini selalu mikirin kamu dan anak kita. Udah dulu ya sayang, mas mau lanjut kerja."

Rini : "Iya, Mas."

...Percakapan pun berakhir dengan perasaan yang lebih tenang di hati Rini....

...Kemudian Rini keluar dari kamar dan meletakkan kembali hp Lia di pinggir tikar ditempat nya semula....