Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 16.
Julia merangkul Harry dengan erat, merasa tidak nyaman melihat beberapa pasang mata memandang mereka berdua tanpa berkedip.
Beberapa pasang mata itu menatap Julia dan Harry dengan wajah terkejut.
Di sini mereka di bawa Lucas, di sebuah Mansion yang cukup besar, rumah mewah keluarga Lucas.
Ruang makan sesaat hening begitu Lucas memperkenalkan Julia dan Harry.
Lucas merangkul bahu Julia yang memeluk putra mereka dengan erat, pria itu merasakan tubuh Julia tegang melihat tatapan mata orang tua Lucas.
"Mereka istri dan anakku!" sahut Lucas lagi memperjelas perkataannya tadi.
"Sejak kapan kamu memiliki seorang kekasih? dan anak ini, benarkah dia putramu?" sahut Ibu Lucas memandang Julia dari atas sampai ke bawah, tidak mempercayai apa yang di bawa putranya itu ke rumah mereka.
Lucas yang tidak ingin menikah, dan tidak ingin di kenalkan dan di jodohkan dengan wanita mana pun, tiba-tiba datang membawa seorang wanita dan anak kecil.
Tentu saja membuat seisi rumah itu terkejut bukan main, Lucas sepertinya berbohong dengan mereka.
"Apakah dia wanita sewaan mu, agar kami tidak ribut terus mendesakmu untuk segera menikah?" tanya Ibu Lucas lagi dengan nada tidak senang.
"Sudah ku jelaskan dari dulu, aku memiliki seorang wanita yang akan ku jadikan istriku, dia lah orangnya!" ujar Lucas semakin erat memeluk bahu Julia.
"Dan ini putra kandungku, namanya Harry! Ayo Harry, sapa Kakek dan Nenek!" ujar Lucas lagi pada Harry, yang sedari tadi memegang tangan Julia yang memeluk bahunya dari belakang.
"Kakek, Nenek...aku Harry, senang bertemu dengan Kakek dan Nenek!" sahut Harry dengan lancar dan jelas, suaranya terdengar sangat lembut khas anak seusia Harry.
Kedua orang tua Lucas terkejut mendengar nada bicara Harry, Ibu Lucas dengan lekat memandang Harry tidak berkedip.
Mata wanita tua itu tiba-tiba terbelalak menatap Harry dengan lekat, sampai mulutnya menganga tidak percaya.
Anak kecil itu sangat mirip dengan Lucas sewaktu kecil dulu.
Tanpa sadar tangan wanita itu menggenggam pergelangan tangan suaminya dengan erat.
"Lucas, jangan katakan kalau kamu telah melakukan sesuatu beberapa tahun lalu!" sahut wanita itu tercekat.
"Ya Ma, Mama benar!" jawab Lucas jujur.
Ibu Lucas langsung menatap Julia dengan lekat lagi, menatap wajah menantu dadakannya yang tiba-tiba muncul, tanpa pernah sekalipun di perkenalkan Lucas mau pun di ceritakan Lucas mengenai sosok Julia.
Sementara beberapa pasang mata yang lain menatap Julia dan Harry tidak senang, tatapan mata penuh benci.
"Apakah kamu percaya kalau anak itu memang benar putramu Lucas?" sahut wanita sebaya Ibunya yang juga ada di ruang makan itu.
"Tentu saja Tante, Harry adalah putra kandungku!" jawab Lucas dengan yakin.
"Kak, kamu jangan langsung percaya dengan perkataan wanita itu, kamu harus selidiki dulu, jangan-jangan dia menipumu kak!" sahut seorang wanita cantik yang ada juga di ruang makan tersebut.
Lucas menatap wanita itu dengan datar dan dingin, dia tidak menjawab perkataan wanita itu.
Wanita itu tidak ada hak untuk mengetahui tentang urusan pribadinya dan keluarga barunya, cukup antara orang tuanya dan dirinya yang mengetahui mengenai Julia dan putranya Harry.
"Mulai hari ini istriku sudah menjadi bagian dari keluarga Silvester, Julia Lucas Silvester!" sahut Lucas sembari mengeratkan pelukannya pada bahu Julia.
Kedua wanita yang tidak di tanggapi Lucas, terlihat tidak senang menatap Julia.
"Baiklah, sekarang aku sudah memiliki kakak ipar dan keponakan yang tiba-tiba sudah besar, aku senang saja, yang penting kak Lucas bahagia!" sahut adik Lucas yang sedari tadi diam saja.
Adik Lucas bangkit dari duduknya, lalu menuju tempat biasanya Lucas duduk.
"Kamu pindah, di sini tempat duduk kakak iparku!" sahut adik Lucas pada wanita cantik yang tadi di abaikan Lucas, yang duduk di sebelah kursi Lucas.
Wanita itu terlihat enggan untuk pindah.
Adik Lucas menatapnya dengan lekat dan tajam.
Wajah wanita itu langsung memerah menahan kesal dengan perubahan ini, kursi yang akan menjadi tempat duduknya, akhirnya ada yang mengambilnya.
Bersambung......