cerita ini mengisahkan tentang menderitanya seorang perempuan yang menjadi korban salah sasaran yang di lakukan oleh seorang presdir yang terkenal kejam dan dingin. wanita itu harus rela hidup sendiri dan berjuang menghidupi kelima anaknya karena dia di usir dari rumahnya ketika mengetahui dia hamil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cuzythree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Anak anak menggemaskan itu sudah berlarian menuju pantai tempat di mana mereka sering bermain
"sayang jangan ikut berlari nanti kamu bisa jatuh" teriak emeli yang melihat putri bungsunya berlari mengejar saudaranya
"tenang saja mommy el tidak apa apa" balas gadis bulat itu
Edric yang melihat tubuh bulat berlari hingga bergoyang kesana kemari membuatnya tertawa kecil karena putrinya itu sungguh terlihat menggemaskan dalam setiap hal
seketika tawa edric berubah jadi rasa panik ketika melihat el yang terjungkal di atas pasir pantai karena tersandung salah satu kakinya sendiri
"el kamu tidak apa apa sayang" panik emeli
edric langsung berlari ke arah emeli dan el di ikuti oleh josh jantungnya sudah berdetak tidak karuan ketika matanya melihat sendiri bagaimana putrinya terjungkal begitu keras
"mommy kaki el sakit" rengek elisa sambil terisak
Keempat anak emeli langsung menghampiri elisa ketika mendengar teriakan emeli tadi
"hiks... Hiks.... Hiks... Daddy kaki el sakit" adu elisa pada daddy nya
Edric langsung melihat ke arah pergelangan kaki putrinya dan seketika matanya melotot melihat kaki putrinya sudah bengkak
"iya sayang ayo kita ke rumah sakit kaki el bengkak jadi harus segera di obati" ucap edric dengan raut wajah khawatir
"josh cepat siapkan mobil" teriak edric
Josh yang mendengar teriakan tuannya tanpa menjawab langsung berlari untuk mengambil mobilnya di depan rumah emeli dan segera mengendarainya menuju ke arah pantai tempat di mana elisa terjatuh tadi
"ayo emeli kita bawa ke rumah sakit" ucap edric ketika josh sudah membawa mobilnya
Emeli pun mengangguk dan membawa anak nya yang lain untuk segera memasuki mobil tersebut dan segera menuju rumah sakit
Hanya butuh waktu 20 menit mereka sampai di rumah sakit besar di sekitar sana
"dokter cepat obati anakku atau aku hancurkan rumah sakit ini jika terjadi sesuatu dengan anakku" teriak edric setelah keluar dari mobil sambil menggendong elisa
Para dokter jaga yang tahu siapa edric langsung berlarian untuk segera mengobati anaknya karena mereka tidak mau sesuatu yang buruk akan terjadi jika berani menyinggung orang di hadapan mereka
"baik tuan kami akan segera mengobati putri anda" ucap salah satu dokter dengan suara bergetar menahan takut
Dokter pun segera membawa elisa menuju ruang pemeriksaan dan melakukan tugas mereka sebaik mungkin jika tidak mereka akan terkena amukan dari pebisnis besar dari new york tersebut
keempat saudara elisa mereka duduk di ruang tunggu sambil menangis dalam diam mereka merasa menyesal karena tidak menjaga adiknya yang super ceroboh itu karena mengajaknya berlarian
"mommy maaf gara gara kami el jadi masuk rumah sakit" ucap claudia yang air matanya tidak bisa berhenti menetes
"tidak sayang el pasti baik baik saja" emeli pun berusaha menenangkan anaknya yang lain agar tidak selalu merasa bersalah
"tapi adik jadi sakit gara gara mengejar kami mom bagaimana nanti kalau el demam lagi" devan takut el akan seperti sebelum sebelumnya karena imun tubuh el paling lemah dan sangat mudah sakit
"doakan saja supaya el tidak akan demam dan membuat kita semua khawatir" mulut emeli memang bisa bicara begitu tapi tidak dengan hatinya dia pun sangat khawatir kalau putrinya itu akan demam seperti biasa apalagi tadi dia terjatuh cukup keras
"iya mom" sahut mereka bersamaan
Edric yang menyimak obrolan ibu dan anak itu merasa ada yang janggal apakah terjadi sesuatu dalam diri anaknya itu tapi karena keadaan yang tidak tepat membuat edric menahannya untuk tidak bertanya terlebih dahulu
Ceklek
Pintu ruang pemeriksaan el di buka oleh dokter yang langsung menghampiri edric dan yang lainnya
"bagaimana keadaan anakku" tanya edric to the point
"kaki anak anda keseleo tuan kami sudah memeriksanya beberapa kali beruntung tidak terjadi keretakan pada tulangnya setelah di rawat beberapa hari pasti anak anda akan segera sembuh" jelas dokter itu hati hati
semuanya bernapas lega setelah mendengar penjelasan dari dokter tersebut
"baiklah segera pindahkan ke ruang perawatan yang terbaik untuk anakku" ucap edric lagi
"baik tuan" sahut dokter tersebut sambil menundukkan kepalanya hormat
"kalian pulang saja biar uncle josh yang temani biar mommy dan daddy yang menemani el bagaimana" edric tidak ingin anaknya yang lain ikutan sakit jika terlalu lama berada di rumah sakit
"tidak dad kita akan menjaga el" sahut adrian tegas dan di angguki yang lain
Edric langsung menghembuskan napas dengan kasar karena dia pun tidak bisa melarang mereka
"baiklah" sahut edric pasrah
Mereka semua mengikuti brangkar el yang di bawa menuju ruang perawatan yang sudah di siapkan
"cepat sembuh adik" ucap adrian yang matanya berkaca kaca melihat kaki el di balut perban
Sedangkan claudia sudah menangis di pelukan daddy nya melihat adiknya yang sedang tertidur dengan kaki di balut perban
"tidak apa apa el akan segera sembuh dan bermain lagi dengan kalian jangan tunjukkan wajah sedih kalian nanti el akan menangis dan tidak cepat sembuh" nasihat emeli pada keempat anaknya
Mereka langsung menghapus air matanya agar ketika el bangun dia tidak melihat wajah sedih mereka
"mommy el bangun" teriak devan heboh setelah menunggu selama satu akhirnya el bangun juga
Mereka semua langsung mendekati ranjang elisa untuk melihat keadaannya dan edric pun langsung memencet tombol di samping ranjang untuk memanggil dokter
"biar kami periksa dulu tuan" ucap sang dokter ketika memasuki kamar rawat el
Edric dan yang lainnya pun mundur untuk memberikan ruang agar dokter leluasa memeriksa
"semuanya normal tuan hanya kaki yang keseleo saja yang membutuhkan perawatan beberapa hari agar lekas pulih" jelas dokter tersebut setelah selesai memeriksa
"keluarlah" ucap edric tanpa basa basi
Emeli hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan edric yang acuh
"daddy" panggil el
"ya sayang di mana yang sakit" ucap edric panik
"disini" sahut el menunjuk perutnya
"apa perutmu sakit sayang" tanya emeli tak kalah khawatir
"iya mom perut el sakit karena belum di kasih makan" sahut el sambil nyengir
Semuanya langsung tepuk jidat mereka kira perut el beneran sakit ternyata dia hanya lapar
"baiklah kamu mau makan apa sayang" tanya edric dengan lembut
"el mau pizza yang besar di atasnya keju dan sosis banyak banyak" celoteh gadis bulat itu
"baiklah akan daddy belikan dan kalian mau makan apa hem" tanya edric pada keempat anaknya yang lain dan juga emeli
"samain el aja dad dan apa pun yang daddy beli akan kami makan" sahut betrand cepat
Edric menoleh ke arah emeli tanda minta persetujuan karena bagaimanapun edric belum tahu apa saja yang di sukai anaknya dan emeli pun mengangguk kecil tanda setuju
