Aku Wanita Pendukung Di Era 70

Dua saudari keluar dari pasar gelap dengan senyum yang aneh. Meimei tidak tahu dirinya sedang dijual, dia sebenarnya sedang menghitung uang dari hasil penjualan itu.

Wanwan sudah memiliki tujuan baru dan dia tersenyum senang dengan hasil hari ini .Bukan saja dirinya menjalin hubungan dengan calon orang kaya di masa depan .Tapi juga menghasilkan uang yang tidak sedikit hanya dengan mengandalkan senyum kakak perempuannya.

Dan kabar bagusnya adalah dia juga menemukan calon kakak ipar yang lebih bagus daripada calon kakak ipar yang akan membuat Kakak perempuannya ini sengsara.

Jika dia bisa menemukan jalan untuk menghentikan penderitaan itu, maka dia akan melakukannya lebih awal. Namun wanwan hanya bisa meminta maaf kepada calon keponakan yang mungkin tidak akan pernah lahir.

"oke kakak penjualan di pasar gelap lebih cepat dari yang aku pikirkan . Jadi kita bisa berbelanja membeli benang dan jarummu"

Meimei tidak pernah berpikir untuk memegang uang sebanyak ini. rasanya seperti jantungmu akan keluar dan melompat-lompat ke tanah.

Ini bukan uang majikan ataupun uang nenek tapi ini adalah uangmu sendiri.

Sampai ketika mereka tiba di koperasi pemasukan pemasaran Meimei masih tidak percaya dan dia tidak sadar kakinya melangkah seperti sedang melangkah di awan.

Wanwan menepuk pundaknya dan pada saat itulah dia baru tersadar.

"Kakak apakah melihat itu selimut pernikahan itu sangat bagus .Dulu kau tidak memiliki uang untuk membelinya. Tapi lihatlah, sekarang kita tidak saja memiliki uang tapi juga tiket kain. Ayo pilih Kakak ,dengan seperti itu kau tidak perlu lagi menjahit selimutmu dan bisa kembali ke rumah lebih awal"

"Wanwan benarkah pemilik ubi ingin membelikan uang ini sebagai biaya? Kau tidak sedang berbohong dengan kakak kan?" kata Meimei yang merasa sedang bermimpi.

"Kakak perempuan Apa gunanya aku berbohong. Ini uang hasil yang kita dapatkan hari ini. Kakak perempuan jangan pikir untuk membawanya kembali ke rumah. Beli semua untuk keperluanmu dan utamakan selimutmu oke"

Wanwan langsung menunjuk selimut yang dia pikirkan kepada penjual. Penjual menurunkannya dan membiarkan calon pembeli menilai sendiri.

"motifnya bagus namun kainnya agak jelek apa ada kainnya lebih bagus daripada ini?" tanya wanwan. Sekarang mereka memiliki uang dan dia berniat untuk membeli yang terbaik untuk kakak perempuannya ini.

"Ada "kata penjual itu ,"tapi harganya sedikit mahal yang ini cuman, 120 rupiah tapi yang paling bagus harganya dua kali lipat dengan tiket kain."

"tidak apa-apa "kata Wawan," Ayo perlihatkan padaku"

Penjual itu langsung menurunkan kain yang lebih bagus dibandingkan dengan kain pertama. Sekali pandang wanwan menyukainya dan dia langsung memesannya.

Setelah membayar wanwan tidak meninggalkan lokasi tapi justru matanya jatuh kepada sebuah pakaian atasan wanita yang berwarna merah.

Pada tahun ini negara tidak menganjurkan orang-orang menggunakan pakaian mewah pada hari pernikahan. Juga tidak ada pakaian pernikahan seperti gaun dan semacamnya.

Pernikahan memang hanya sesimpel itu. Namun beberapa orang mengakalinya dengan tetap menggunakan pakaian baru yang berwarna merah.

"Kakak penjual bisakah kau memperlihatkan pakaian merah itu. Kakakku akan menikah dua minggu lagi ,kupikir pakaian itu bisa cocok untuknya"

"Oh jadi kakakmu ini akan menikah. Kalau begitu aku akan memperkenalkan kalian dengan pakaian yang lebih bagus daripada ini ayo lihat lah"

Sebuah pakaian dari sudut berbeda diambil dan itu jelas lebih bagus dibandingkan dengan pakaian pertama. Mungkin penjual tadi merasa tingkat keuangan keduanya lebih bagus jadi dia rela mengeluarkan pakaian lebih baik.

Ini hanya kemeja simple yang memiliki warna merah namun kancingnya berwarna kuning keemasan. Ada juga sulaman bunga di bawah. Meskipun ini hanya atasan tapi ini juga lebih bagus.

"Pakaian ini bisa dipadukan dengan celana berwarna hitam atau juga bisa memakai rok hitam" kata penjual lagi.Kata orang penjual di era ini sangat tidak masuk akal tapi Wanwan pikir, layanan ini masih di terima kok.

Ini sebenarnya wanwan tanpa sadar memiliki tingkat percaya diri yang tinggi.Membuat orang tanpa sadar tidak meremehkan dia meskipun wanwan memakai kain kasar.

"Wanwan cukup,ini sudah cukup"kata Meimei yang sempat merasa dingin dengan cara adik perempuan berbelanja.

Tapi Wanwan tidak peduli jika kakaknya marah . Dia langsung memesan rok yang dipikir cocok untuk kakak perempuannya ini .Tidak lupa juga dengan sepatu pansus warna hitam pekat.

Agar pengantinnya lebih cantik dia juga membeli ikat rambut yang cocok. Meimei masih muda dan dia masih cocok dengan memakai ikat rambut dengan gaya apapun.

Jarang sekali ada pengantin yang memakai sanggul dan semacamnya di tahun ini.Namun ikat rambut masih dibenarkan di sini.

Oh jangan lupa wanwan juga memiliki pemerah pipi yang cocok untuk digunakan pada hari pernikahannya.

Pokoknya kakak perempuan harus terlihat cantik dan menawan pada hari itu karena pada hari itu dia adalah seorang Ratu sehari.

Meimei yang sempat merasa bahagia dengan uang yang dihasilkan tiba-tiba merasa murung lagi .Uang itu belum sempat panas di tangannya tapi sudah dihabiskan dengan cepat oleh adik perempuannya.

Dia benar-benar ingin marah dan mengutuk. Tapi sayang hal-hal yang dihabiskan oleh adik perempuan adalah untuk dirinya sendiri. Bagaimana mungkin dia tega untuk marah.

Entah bagaimana Meimei merasa senang bahkan matanya segera memerah.

Dia bahkan tidak tahu kapan mereka meninggalkan koperasi pemasukan dan pemasaran.

"Wanwan... nenek.. nenek pasti marah jika tahu ini"kata Meimei dengan sedih.

Dia senang diberikan barang-barang ini oleh adik perempuannya tapi kemudian dia tiba-tiba ingat, nenek Han akan menjungkirbalikkan dunia jika dia kembali dengan barang-barang ini.

Wanwan tahu apa yang dikhawatirkan olehnya, jadi dia berkata ,"kakak perempuan jangan takut .Serahkan semuanya kepadaku aku akan menyimpannya dan akan mengembalikannya kepadamu jika waktunya sudah tiba"

"Dimana kalau akan menyimpannya?"

"Hahaha kakak perempuan aku tidak bodoh seperti kau. Selama ini aku memiliki tempat rahasiaku sendiri dan tidak ada orang yang bisa menemukannya sama sekali.Jangan takut. Sekarang kakak harus berhenti menjahit karena aku sudah memberikan selimut kan "

Meimei mengangguk kepala dengan cepat. Jujur dia membenci pekerjaan di rumah majikan. Hampir 2 bulan dia di sana namun selimut yang dijahit tidak ada setengahnya sama sekali.

Dia sudah kelelahan dan ini adalah waktunya untuk menyerah.

Setelah mendapatkan jaminan dari adik perempuan, Meimei merasa lega. pernikahannya akan datang 3 minggu lagi dan dia sudah cukup puas mendapatkan bahan-bahan ini.

Dengan cara seperti itu dia tidak akan pergi ke rumah mertua dalam kondisi malu.

Sementara itu Wang Yihan, benar-benar meminta anak buahnya untuk menjual ubi jalar manis dan beberapa keranjang buah-buahan liar.Baginya menjual barang seperti ini hanya semudah menjentik jari.

Tapi hari ini dia juga memerintahkan orang-orang untuk mengikuti seorang pria Desa.

Orang ini tentu saja adalah tunangan Meimei.

Namanya juga tong Gie.

Dia pria bertubuh gemuk namun memiliki pekerjaan di pabrik kaca. Alasan kenapa keluarga menemukan Meimei sebagai pasangan ini karena tubuhnya tidak meskipun latar belakangnya bagus, tapi wanita kota tidak akan memilih dia sebagai pasangan.

Meimei sendiri hanya pernah bertemu satu kali.Itu adalah hari di mana Mak comblang mempertemukan mereka atas janji pernikahan.

Jika mereka berdua berdiri, pria ini hanya berada di bahu Meimei. Dengan setinggi itu dia juga memiliki perut bulat dan leher yang pendek jadi tidak ada yang menginginkan dia sebagai pasangan.

Tapi Wanwan menyebutkan jika pria ini memiliki kekasih lain. Jika Wang Yihan berniat menjadi hubungan yang serius dengan Meimei .Maka dia harus mencari alasan yang bagus agar Meimei bisa memutuskan hubungan dengan pria ini.

Wanwan tidak menyebutkan jika pria ini memiliki kelainan khusus ketika berhubungan seks. Perilaku semacam inilah yang kelak akan membuat Meimei sengsara seumur hidup.

"Kakak Wang, pria ini jelek banget .Kok ada ya gadis yang menginginkan dia sebagai suami?"kata salah satu bawahan Wang Yihan.

"Alasan karena dia bisa mendapatkan kakak ipar mu,itu hanya karena maharnya sedikit tinggi dibandingkan dengan orang lain.Tapi aku bisa memberikan yang lebih daripada yang dia berikan"Gumam Wang Yihan.

Dia sebenarnya mampu melakukan itu karena kehidupannya sedikit berbeda dengan orang lain.

Wang Yihan adalah yatim piatu sejak kecil dan dia dibesarkan oleh keluarga pamannya. Paman ini tidak jujur ketika dia ada di rumah. Ada beberapa kisah yang menyebabkan dia enggan meringankan tangan dalam keluarga ini.

Salah satunya adalah Paman yang menginginkan rumahnya di kota.

Keluarga Ibu Wang yihan memiliki sebuah rumah di kota kabupaten. Ada tahun di mana semua keluarganya meninggal dunia.Secara otomatis rumah ini jatuh ke tangan ibu Wang Yihan. Lalu sang Ibu juga meninggal dan berakhir ke tangannya sebagai putra satu satunya.

Nah rumah inilah yang dirongrong oleh paman Wang.Wang Yihan membangun karakter sebagai seorang preman hanya demi untuk menjaga rumah ini.Tapi Paman Wang adalah pria nakal yang selalu menyebarkan desas-desus.

Itulah kenapa orang-orang berkata, Dia adalah pria pemalas dan suka meremehkan orang lain.

Namun dia juga tidak menampik hal tersebut .Karena dia memang tidak pernah ingin bekerja di ladang untuk menghasilkan poin demi keluarga paman.

Dulu dia hanya bisa melihat dari kejauhan gadis yang dia suka karena reputasi nya.Lagipula Meimei memiliki pasangan yang ditentukan oleh keluarga.

Sekarang wanwan menyebutkannya jika dia menyukai pria yang memiliki status seperti Wang Yihan.

"Jika kau tidak memiliki orang tua, ini bagus.Bukankah ketika menikah kakak perempuanku akan langsung menjadi penguasa rumah? kakak ipar.. aku yakin kau akan menyerahkan kekuatan keuangan kepadanya kan? Kau adalah kakak ipar pilihanku dan aku akan mendukungmu hahaha"

"Oh kakak ipar kau juga memiliki rumah di kota .Jadi kenapa aku tidak menyukaimu sebagai kakak ipar ku kan.Hahahaha kakakku benar-benar akan jatuh ke sarang madu jika rencana ini berhasil"

Kata-kata seperti itu terus-menerus berkeliaran di benaknya. Membuat dia tersenyum tanpa alasan yang membuat bawahan nya harus ngacir.

Bukan apa-apa, cuman giginya itu loh.

Hei Wang Yihan hanya bisa menghela nafas dan berkata dengan kesal,"lain kali aku akan gosok gigi oke"

"Ya Kakak, jika kau sedikit menjaga kebersihan ku pikir kakak ipar akan langsung klepek-klepek loh"

"Begitu?"

Beberapa anak buahnya langsung mangut-mangut. Mereka tidak tahu apa yang dipikirkan tapi jujur Wang Yihan sebenarnya tidak jelek-jelek amat.

Sementara Wang Yihan bergerak mengikuti arahan dari wanwan.

Wanwan dan Meimei sudah pun kembali ke desa dengan gerobak sapi. Tiba di pintu gerbang keduanya berpisah. Meimei harus menyerahkan benang dan jarum yang diminta oleh majikannya sekaligus untuk mengundurkan diri.

Sedangkan wanwan harus menyerahkan keranjang yang penuh dengan rumput makanan babi sebagai alibi jika dia tidak pernah pergi ke kota.

Kebetulan sekali dia menemukan tempat yang tidak ada orang dan buru-buru mengeluarkan keranjang yang penuh dengan rumput babi. Tanpa terburu-buru wanwan bergerak menuju ke tempat penghitungan rumput babi.

Tapi dia tidak pernah menyangka jika song an berdiri tepat di depan nya.

Song an berdiri tegak dengan wajahnya yang cukup tampan .

Rupanya udara panas di pedesaan tidak begitu mengganggu kulitnya yang putih ditambah dengan pakaiannya rapi ,dia memang benar-benar pria pilihan di desa.Ini memang cocok dengan karakter yang ditulis di dalam novel.

Wanwan sempat terpana namun dia menggelengkan kepalanya lagi. Pria tampan macam apa yang tidak pernah lihat dia lihat di era modern.

Mari berpura-pura tidak kenal satu diantara yang lain.

"halo permisi bisakah aku lewat?" katanya

"Wanwan sebenarnya aku ada urusan untuk berbicara dengan bisakah kita berbicara di sudut sana?" kata song an yang tidak memberi jalan untuk Wanwan.

"Ada apa bisakah kau bicara di sini saja .Aku tidak ingin menimbulkan kecurigaan "kata wanwan yang sedikit tidak nyaman dengan hal ini. Dia tidak boleh memiliki interaksi baik secara sengaja dan tidak sengaja dengan pria ini.

Song an tidak memaksa karena dia memang cukup tahu diri. Jadi dia hanya bisa menyebutkan pemikirannya sekarang.

"Ehem.. Sebenarnya aku pernah melihat kau bernyanyi beberapa kali dan kupikir kau memiliki bakat bagus. Apakah kau berniat untuk menjadi penyiar di Komune?" song an tersenyum manis.Dia tidak bisa menyebutkan masalah penyelamatan.Dia pikir, memberikan wanwan pekerjaan,akan lebih di sukai.

Benar saja, wanwan terlihat tertarik sampai dia bertanya "penyiar radio di komune?"

"Ya Aku memiliki seorang kenalan di sana dan aku sudah merekomendasikanmu. apakah kau ingin pergi gajinya lumayan dan waktu kerjanya fleksibel"

Song an menyebutkan beberapa hal lagi mengenai betapa baiknya pergi bekerja di Komune.

Wanwan langsung tertarik dengan ide ini hanya saja dia tidak menyukai orang yang membawa pesan. Dengan itu dia hanya bisa menarik nafas panjang dan menggeleng kepala dengan lemah.

"Tidak perlu kupikir dunia kerja tidak cocok denganku,aku buta huruf" tolak nya.

Padahal ketika wanwan berkata seperti itu, hatinya sedang menangis.Dia ingin pergi tapi tidak ingin bertemu dengan song an .

"Kenapa tidak kau sangat cocok dengan hal ini suaramu bagus bahkan ketika kau sedang berbicara kau. Kau adalah gadis paling berbakat di desa kan" kata song an lagu.Dia pikir wanwan tidak tau kebaikan apa yang bisa di dapatkan ketika dia pergi untuk mengambil pekerjaan ini.

Song an segera menghembuskan puji pujian.Jika ini adalah gadis biasa mungkin mereka akan besar kepala dan merasa deg-degan mendengarnya. Tapi ini adalah wanwan yang sudah terbiasa menerima pujian serta kritikan di era modern.

"Tuan an aku sudah terbiasa hidup dalam kondisi seperti ini. Jika kau memang memiliki kemampuan untuk memberikan aku pekerjaan itu ,lalu kenapa kau tidak mau memberikannya kepada kekasihmu?" tandas wanwan dengan cepat.

Deg...

Song an berdiam untuk beberapa waktu .Entah kenapa dia merasa seperti sedang tertangkap ketika hendak selingkuh.

Memanfaatkan waktu itu wanwan langsung berlari pergi meninggalkan lokasi, sementara song an masih terpaku di tempat.