Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perampok yang dirampok
...Bab 30...
Seorang pemuda, mengenakan kemeja berwarna biru yang sangat pas dengan postur tubuhnya, dipadu dengan celana jeans dan kacamata hitam melangkah memasuki ruangan dimana di ruangan tersebut terdapat sebelas orang dengan tiga orang duduk dan delapan orang berdiri yang tampaknya sedang bersiap-siap melakukan sesuatu.
Setelah memasuki ruangan pemuda yang tidak lain adalah Rey itu melepas kacamata yang dia kenakan, kemudian dia menatap ke arah pemuda yang sebaya dengannya yang tidak lain adalah Ryden adanya.
Setelah tatapan mereka bertemu, Rey memejamkan matanya. Sesaat, seperti memutar film, kenangan demi kenangan terlintas dalam benaknya. Kenangan dimana dirinya diperlakukan bagaikan sampah di keluarganya sendiri. Bahkan, sampai babu sekalipun di keluarga tersebut tidak menghormati dirinya sebagai anak dari calon kandidat kuat yang akan menggantikan tuan besar Clifford sebagai kepala keluarga selanjutnya.
Semuanya bermula setelah ayah dan ibunya dinyatakan hilang dan tewas dalam sebuah kecelakaan. Entah kabar itu benar atau tidak, tapi setelah kepergian itu, kedua orang tuanya tidak pernah kembali lagi. Mungkin keduanya benar-benar telah tiada. Dan Rey pun sudah pasrah akan hal itu. Akan tetapi, buntut dari kedua orang tuanya yang tak pernah kembali lagi, ditambah kondisi kesehatan tuan besar Clifford sebelumnya yang semakin memburuk, hal ini dimanfaatkan oleh paman dan para sepupunya untuk menganiaya dirinya. Di mulai dari istri Hendrix, Hyden, Jyden dan Ryden, semua mereka memperlakukannya tidak lebih baik dari seekor hewan peliharaan. Bahkan, seekor anjing mungkin lebih berharga daripada dirinya ketika itu.
Puncak penderitaan yang dialami oleh Rey adalah, ketika Hendrix, merencanakan untuk membunuhnya agar tidak ada lagi saingan bagi anaknya untuk menjadi tuan muda pertama di keluarga Clifford. Beruntung ada Tuan Marlon ketika itu yang sangat sigap menyelamatkan Rey untuk segera meninggalkan kamarnya. Jika tidak, hari ini mungkin tidak akan ada yang namanya Panglima tertinggi kekaisaran Erosia dan Raja Utara. Tidak ada yang namanya Tukang jagal dari Utara, dan kemungkinan perjanjian damai beberapa tahun dengan negara tetangga tidak akan terealisasi.
Berita diluar tentang Rey menjadi simpang-siur. Sebagian mengatakan, Rey meninggalkan keluarga Clifford karena mengalami guncangan kejiwaan karena satu persatu orang-orang yang dia sayangi meninggalkannya. Sebagian pula ada yang mengatakan bahwa dirinya sengaja diusir dari kediaman Clifford agar tidak menjadi pesaing bagi kursi kepala keluarga seterusnya. Tapi, hanya orang-orang dalam lah yang mengetahui bahwa sebenarnya ada rencana tersembunyi untuk membunuh Rey ketika itu. Dan saat ini, potongan-potongan adegan itulah yang muncul dalam benak Rey.
Berulang kali Rey memejamkan matanya, kemudian menggelengkan kepalanya sekedar ingin mengusir kenangan yang terus mengusik pikirannya.
Setelah cukup mampu untuk menguasai pikirannya, barulah Rey sedikit merasa tenang.
"Kita bertemu lagi, sepupu ku, Ryden," kata Rey mengawali kata dari mulutnya setelah memasuki ruangan itu.
"Cuiiih. Sepupu kata mu. Jangan bertele-tele dengan ku!" Cibir Ryden. Matanya dengan serakah menelusuri seluruh tubuh Rey. Dalam benaknya, Rey tidak ada apa-apa baginya. Jangankan delapan pengawal, dirinya saja mampu menumbangkan Rey hanya dengan sekali pukul seperti yang dia lakukan delapan tahun yang lalu.
Sementara Ryden terus mengukur kemampuan Rey, Jacob yang sejak tadi masih diam segera membuka mulut.
"Anak buangan ini. Ternyata masih hidup. Tapi syukurlah. Dengan begitu, kita bisa menyelesaikan masalah perusahaan ini pada hari ini juga,"
Plak!
Terdengar suara tamparan yang sangat renyah ketika Jacob selesai berucap.
Kini, tampak Jacob terhuyung-huyung menutupi pipinya sambil menatap seolah-olah tak percaya bahwa kata-kata pertama yang dia ucapkan akan dibalas dengan tamparan yang kontan.
Bukan hanya Jacob, semua orang yang ada di tempat itupun terkejut melihat betapa ringannya tangan Rey.
"Singa, walaupun terpisah dari koloni, tetaplah singa. Sedangkan anjing, walaupun diikat dengan rantai emas, tetaplah anjing. Sadar diri dan tau posisi mu jika berkata. Jangan sampai seseorang memotong lidah mu!' Kata Rey sambil mengambil beberapa lembar tisu, kemudian menyeka tangannya seolah-olah merasa kotor karena menyentuh kulit Jacob. Masih kurang, dia segera mengambil segelas air, kemudian menyiramkannya pada tangannya dan menyipratkan airnya ke segala arah.
"Fiuh.., sialan kau!" Kata Ryden sambil menghindari percikan air yang dikibaskan dari tangan Rey.
"Dari mana asal anjing-anjing yang kau bawa ini?" Tanya Rey sambil melemparkan gelas di meja secara serampangan. Gelas itu menggelinding, kemudian jatuh ke lantai dan pecah berderai
"Kau..?!"
"Jangan membentak ku. Aku belum tuli. Telingaku masih waras," Rey terus menginterupsi Ryden sehingga wajah pemuda itu menjadi merah padam menahan marah. Kemudian, tanpa menunggu kata-kata dari Ryden, Rey pun berbalik, kemudian menatap ke arah Tuan Marlon. "Kakek, katakan, apakah orang-orang ini yang membuat kerusuhan di kantor, kemarin?" Tanya Rey dengan nada datar.
"Benar," jawab Tuan Marlon singkat.
"Apakah kakek sudah menghitung berapa total kerugian yang diakibatkan oleh orang-orang ini?" Kembali Rey bertanya. Namun, kali ini dia sambil mengedipkan matanya.
"Sudah, Tuan muda. Total kerusakan tidak seberapa. Hanya saja, yang parah adalah, kerusakan mental yang dialami oleh para staf kita. Jika di total, biaya kerusakan barang-barang seperti kursi, meja dan beberapa lukisan, totalnya lima ratus juta dollar. Kemudian, kerusakan mental semuanya berjumlah sebelas orang ditambah resepsionis yang paling parah. Untuk sepuluh satpam, masing-masing untuk satu orang, biaya kerusakan mental mereka adalah dua ratus juta dollar per-orang. Untuk petugas resepsionis, satu kali tamparan dendanya dua ratus juta, satu kali keningnya dibenturkan di atas meja, biayanya tiga ratus juta. Jadi, untuk keseluruhan totalnya adalah, dua miliar tujuh ratus juta. Eh salah, total keseluruhannya adalah, tiga miliar dollar," jawab Tuan Marlon panjang kali lebar yang membuat Ryden dan Jacob membelalakkan mata mereka. Ini adalah perampokan terang-terangan. Mana ada harga kursi dan meja sebesar lima ratus juta dollar. Apakah kursi tersebut terbuat dari emas?
"Hmmm.., baiklah. Sekarang, aku ingin bertanya. Bagaimana caramu menjelaskan kepada ku tentang kerugian yang diderita oleh perusahaan karena ulah kalian. Ingat! Aku tidak mau Dollar Hongkong. Aku mau Dollar Amerika!" Terlihat senyuman Rey seperti senyuman seorang bajingan yang sudah terbiasa memeras orang.
Kali ini Ryden dan Jacob benar-benar kena batunya. Niat datang ke kota Utara untuk mengambil alih perusahaan Sky provider, alih-alih berhasil, justru dirinya yang dirampok. Benar-benar dia telah menjatuhkan sebongkah batu yang tepat mengenai kakinya sendiri.
"Kau ingin aku mengganti rugi atas kerugian yang diderita oleh perusahaan? Apa kau punya kemampuan untuk itu?" Tanya Ryden menantang. Dia jelas menganggap bahwa apa yang dikatakan oleh Rey tadi adalah sebuah lelucon. Begitu juga dengan tuntutannya. Baginya, Rey adalah sampah yang tidak memiliki kemapuan apa-apa. Sekali sampah, tetaplah sampah.
"Kau boleh mencobanya," jawab Rey acuh tak acuh. Kemudian, dia melangkah ke arah pintu ruangan yang sedikit rusak, kemudian menutup kemudian menguncinya sembari menatap ke arah Ryden dengan tatapan penuh provokatif.
"Sialan. Hari ini, jika kau tidak mampus, aku akan memasang nama ku terbalik. Kau mampus, Sky provider akan aku ambil. Hahahaha..!"
"Begitu kah? Kalau begitu majulah. Tapi jika kau gagal, jangan harap bisa meninggalkan kantor Sky provider dengan tubuh utuh. Kecuali, kau membayar ganti rugi yang aku derita,"
"Sialan. Maju kalian. Patahkan anggota tubuhnya. Biarkan dia menjadi orang cacat seumur hidupnya!" Perintah Ryden kepada delapan orang anak buahnya.
"Serang!" Kata mereka kemudian meluru kearah Rey dengan tinju masing-masing melayang ke satu arah, yaitu bagian kepala Rey. Dapat dibayangkan jika delapan kepalan tinju itu mengenai sasaran, bisa bonyok kepala Rey. Tapi, mereka lupa siapa yang mereka hadapi. Tukang jagal dari Utara bukan nama kosong belaka. Itu dia dapatkan setelah membantai ratusan ribu pasukan prajurit musuh.
Begitu serangan akan menemukan sasarannya, Rey segera berkelit, kemudian..,
Prak..! Praaak..! Praaak..!
"Aaaaa...,"
"Wadau..."
Bugh..!
Plaaak..!
Begitu Rey berkelit, dia segera mencengkeram tinju lawan, kemudian memutar berlawanan arah sehingga terdengar suara renyah dari tulang yang patah. Setelah itu, dia menyodokkan sikut nya ke belakang yang langsung mengenai rusuk lawan hingga patah di beberapa bagian.
Keganasan Rey tidak berhenti sampai di situ saja. Seolah-olah sifat singa yang tertidur dalam dirinya dibangkitkan, dia mengamuk sejadi-jadinya sehingga tempat itu kini menjadi tempat pembantaian sepihak.
Tidak sampai satu menit, semua kedelapan orang pengawal Ryden sudah lumpuh dan sedang meringis kesakitan sambil menggeliat di lantai.
Selesai dengan anak buahnya, Rey langsung melompat, menjambak rambut Jacob, kemudian membanting kepalanya di dinding ruangan hingga terdengar suara renyah dari kepala yang rengkah.
Jacob merosot dari dinding dan ambruk ke lantai dengan darah terus mengucur dari belas luka yang dia derita.
Senyum Rey semakin sadis manakah dengan gerakan cepat menendang meja dimana Ryden sedang duduk terpaku menyaksikan semua yang terjadi dengan rasa tak percaya.
Brak...!
Bugh..,
"Uhuuuuk..,"
Begitu Rey menendang meja, meja tersebut langsung terbalik dan terus menjepit Ryden di dinding.
"Bagaimana? Apakah aku memiliki kemampuan?" Tanya Rey dengan sebelah kakinya menginjak meja dan menekankan kakinya membuat Ryden semakin terjepit.
"Se.., sepupu.., to.., tolong ampuni aku. Anggap saja aku hanyalah kentut yang tak berwujud," kata Ryden meminta ampunan.
"Kentut memang tak berwujud. Tapi aku menghormati hidung ku. Karena, walaupun tanpa wujud, tapi bau nya mengerikan,"
"Maafkan aku, sepupu!" Ryden terus meminta ampun. Karena terjepit, ditambah lagi kaki Rey yang terus menginjak meja, dia kini merasakan semakin sulit untuk bernafas.
"Tiga miliar dollar. Kalau tidak, aku akan menelepon Hendrix untuk menyiapkan pemakaman untuk mu," kata Rey tanpa sedikitpun rasa belas kasihan.
"A.., aku.., aku setuju,"
Baru lah Rey mengangkat kakinya yang tadi menginjak meja. Kemudian, dia menarik tubuh Ryden yang terjepit seperti menarik boneka saja, kemudian langsung membantingnya di atas lantai.
"Kakek, segera pinta mereka untuk menyelesaikan ganti rugi. Aku akan menunggu di luar. Jika dalam sepuluh menit mereka tidak membayar, aku akan membunuh mereka semua," kata Rey. Dia membuka pintu, kemudian meninggalkan ruangan yang seperti kapal pecah tersebut.
Ryden mana berani tidak menuruti tuntutan dari Rey. Nyawa baginya lebih penting daripada uang. Dia yakin, dengan kekejaman yang baru saja dia saksikan dari Rey, pasti sepupunya itu tidak menganggap nyawanya sebagai sesuatu yang sangat berharga. Rey pasti berani membunuhnya. Kemudian dia membangunkan Jacob, lalu meminta untuk membantunya mengumpulkan uang untuk membayar ganti rugi yang sebenarnya tidak bisa dikatakan rugi di pihak Rey. Justru dirinya yang rugi saat ini. Sudah jatuh, ketimpa tangga lagi. Sudah ditimpa tangga, malah kejatuhan martil. Sakit kan?
Setelah selesai melakukan pembayaran, dengan keadaan compang-camping, dan gaya berjalan yang tidak normal, sepuluh orang itu teringsut-ingsut meninggalkan kantor Sky provider. Dalam hati Ryden tidak henti-hentinya mengutuk kesialan yang dia alami. Ternyata, menjadi perampok yang dirampok itu tidak enak.