Karena tidak ingin menyakiti hati sang mama, Garren terpaksa menikahi gadis pilihan mamanya.
Namun baru 24 jam setelah menikah Garren mengajukan perceraian pada istrinya.
Tapi perceraian mereka ada sedikit kendala dan baru bisa diproses 30 hari kedepan.
Bagaimanakah kisahnya? Apakah mereka akan jadi bercerai atau malah sebaliknya?
Penasaran? Baca yuk! Mungkin bisa menghibur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode dua puluh
Garren pergi ke dapur, namun ia hanya melihat meja makan saja. Kemudian ia meneguk air putih tanpa menyentuh makanan di meja makan.
Garren berangkat ke perusahaan, dengan kecepatan maksimal ia mengendarai mobilnya agar segera tiba di perusahaan.
Pintu gerbang tertutup dan tidak ada seorangpun karyawan yang datang. Garren melihat jam tangannya.
"Sudah jam 8 pagi, mengapa gerbang masih terkunci?" gumam Garren.
Seorang petugas keamanan menghampiri Garren. Kemudian membuka pintu gerbang untuk tuan nya, lalu menunduk hormat.
"Mengapa pintu gerbang masih terkunci? Dan kemana semua orang?"
"Tuan, ini hari minggu, para karyawan semua libur, Tuan," jawab penjaga keamanan.
Garren istighfar dalam hati. Dan mengutuk dirinya sendiri karena pelupa. Dengan perasaan malu ia masuk kedalam mobil dan segera pergi dari situ.
Petugas keamanan kembali mengunci pintu gerbang. Setelah mobil Garren tidak terlihat lagi, petugas keamanan pun tertawa terpingkal-pingkal.
"Ada apa? Apa yang kamu ketawakan?" tanya rekannya.
"Tuan Garren," jawabnya.
Rekannya menoleh kesana-kemari, namun tidak ada siapa-siapa. Kemudian ia kembali ke tempatnya semula.
Sementara Garren melajukan mobilnya menuju apartemen yang ditempati oleh Septy. Ia tidak habis pikir, mengapa bisa lupa, jika hari ini hari libur?
Tiba gedung apartemen, Garren segera memarkirkan mobilnya. Ia berlari kecil masuk kedalam lift dan menekan angka yang dituju.
Garren membunyikan bel pintu saat tiba di depan pintu Apartemen yang ditinggali Septy. Beberapa kali ia menekan bel, namun pintu tidak dibuka.
Akhirnya Garren menekan sandi pintu tersebut dan langsung terbuka. Garren masuk dan tidak mendapati siapa-siapa di dalam.
Garren mencari setiap sudut ruangan kalau-kalau Septy menyelinap atau bersembunyi.
"Kemana mereka? bahkan pelayan pun tidak ada," gumam Garren. Garren pun menghubungi nomor telepon Septy. Dan ternyata terhubung.
"Assalamualaikum Mas, ada apa?"
"Sayang, kamu dimana?"
"Aku di mansion Oma Diva."
Garren langsung mematikan sambungan teleponnya tanpa mengucap salam. Ia segera keluar dari apartemen dan berlari ke dalam lift.
Tiba di lantai bawah ia kembali berlari kecil menuju parkiran dan langsung masuk kedalam mobil.
Garren melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar secepatnya sampai ke mansion Oma Diva nya.
Namun diperjalanan, Garren harus terkena macet. Garren beberapa kali membunyikan klakson mobil. Hingga polisi menghampirinya.
"Mohon maaf Tuan, didepan ada terjadi kecelakaan, jadi harap bersabar. Jika tuan ingin cepat, sebaiknya berbalik arah dan memilih jalan lain," ucap polisi itu dengan sopan.
Garren keluar dari mobil dan melihat ternyata ia terperangkap dalam kemacetan. Maju tidak bisa, mundur ada mobil lain.
Garren kembali masuk dan terpaksa menunggu kemacetan berakhir. Garren menyandarkan kepalanya disandaran kursi.
Ia menghela nafas panjang, niatnya ingin secepatnya sampai ke mansion. Tidak tahu nya terjebak di jalanan.
"Lama banget sih, mana perut sudah sangat lapar," batinnya.
Bagaimana tidak? Dari semalam tidak makan, hingga pagi ini juga tidak makan. Padahal masak kan pelayan juga tidak kalah enak.
Satu jam berlalu, akhirnya satu persatu mobil mulai bergerak. Garren akhirnya merasa lega. Setelah semuanya terkendali, Garren kembali melajukan mobilnya.
Hingga akhirnya Garren pun tiba di mansion Oma Diva. Garren memarkirkan mobilnya sembarangan.
Dan ia melihat sudah banyak mobil terparkir didepan mansion. Sudah bisa dipastikan jika itu adalah mobil keluarganya yang lain.
"Assalamualaikum," ucap Garren saat masuk.
"Wa'allaikum sallam," jawab mereka serentak.
Garren melihat tatapan aneh dari dua bocah itu, bahkan Carla dan Carlos pun langsung menghadangnya.
"Ada apa Cil?" tanya Garren.
Carla dan Carlos tidak menjawab, keduanya malah meletakkan telunjuknya ke leher masing-masing. Seolah menorehkan sesuatu.
"Nih anak nyeremin banget, untung ponakan sendiri," batin Garren.
Ternyata Lita sudah menceritakan semuanya tentang Garren dan Septy. Mereka tentu saja kecewa dengan tindakan Garren.
Garren langsung ke ruang keluarga dan ternyata semua sudah berkumpul. Bahkan pak penghulu juga sudah ada.
"Ada apa ini? Kenapa semua menatapku seperti itu?" tanya Garren. Seakan dia lupa akan kesalahannya.
Kemudian iapun diminta untuk duduk didepan penghulu, meskipun bingung, Garren pun menurut saja.
"Ma, Pa, ini ada apa? Bukankah harus menunggu 3 bulan lagi?"
"Sudah jangan banyak tanya, sekarang kamu harus nikah ulang. Dan ingat jangan main-main dengan pernikahan," jawab Carel.
Akhirnya Garren pun mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Kemudian terdengar kata sah dari saudara-saudara dan keluarga yang lain.
"Sama kita bro, harus nikah dua kali. Bedanya aku tidak mempermainkan pernikahan," kata Arthur.
Garren tersenyum kikuk, ia tidak tahu harus bilang apa? Yang jelas ini adalah pelajaran yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.
Sementara Septy sedang dirias didalam kamar pun menitikkan airmata haru. Sekarang Garren kembali menikahi dengan versi berbeda.
Jika waktu itu karena terpaksa, tapi sekarang Garren sudah mulai mencintainya. Itulah yang membuatnya terharu.
Ternyata hanya dalam beberapa minggu, ia sudah berhasil menaklukkan hati suaminya. Dengan kebaikan dan kesabaran nya, hati Garren pun luluh.
Awalnya Septy juga bingung, ia berpikir jika mama mertuanya hanya ingin mengajak nya berkunjung ke mansion Oma Diva.
Namun saat tiba di mansion, Septy malah disuruh berdandan cantik dan mengenakan pakaian pengantin.
Kini Septy pun diminta untuk segera turun, dengan diiringi oleh Carla dan Carlos Septy perlahan menuruni anak tangga.
"Apa perlu langsung adakan resepsi?" tanya Lita. Karena disini Lita lah yang paling antusias.
"Nanti saja, kita adakan pesta meriah nantinya," jawab Marissa.
Septy pun akhirnya diminta untuk duduk disamping Garren. Septy mencium tangan suaminya dan Garren mencium kening istrinya.
"Masih mau main-main?" tanya Darmendra.
Garren menggeleng cepat. "Aku kapok Opa."
Mereka semua tertawa mendengarnya. Disini Kenneth lah yang tertawa paling keras. Seolah mengejek Garren.
Hingga Raya menyikut pelan suaminya, barulah Kenneth berhenti tertawa. Bagai api disiram air, Kenneth langsung terdiam.
Ibra menghampiri Garren dan menepuk pundaknya. "Jika pria menyebutkan aku ceraikan kamu, lalu menyebutkan nama istri juga binti nya maka akan jatuh talak. Dan bila dalam rumah tangga tidak ada masalah, lalu tiba-tiba menyebutkan seperti tadi, maka dinamakan talak makruh."
Garren mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Ibra. Kemudian ia manggut-manggut.
"Makanya, seorang suami tidak boleh menyebutkan seperti yang kukatakan tadi, meskipun itu hanya sekedar candaan. Jadi saat kita menggauli istri kita, hukumnya ha*am atau z*nah," ucap Ibra lagi.
(Mohon maaf jika salah, soalnya aku juga kurang tau. Silahkan dibetulkan di komentar ya.)
Mereka yang mendengar nya semuanya terdiam. Dan pak penghulu hanya manggut-manggut saja.
"Dengar itu, jangan main-main dengan talak," ucap Darmendra.
Kemudian Carel memberikan amplop kepada pak penghulu. Sementara Garren mentransfer sejumlah uang ke rekening pak penghulu.