Dalam kehidupan sebelumnya, Xin Yi tidak pernah mengerti. Mengapa Gu Rui, yang disebut sebagai Putri satu-satunya keluarga Gu, selalu membidiknya.
Selalu merebut apa yang jadi miliknya, dan berusaha mengalahkan nya disetiap hal yang ia lakukan.
Tidak sampai suatu hari, Xin Yi menemukan catatan lama ibunya.
Dia akhirnya mengerti, bahwa yang sebenarnya anak kandung Tuan Gu adalah dirinya...
" Xin Yi, matilah dengan tenang dan bawa rahasia itu terkubur bersama tubuhmu. "
Gu Rui membunuhnya dengan kejam, merusak reputasinya, mencuri karya miliknya, dan memfitnah nya sebagai putri palsu yang hanya ingin menipu harta ayahnya.
....
" Tunggu, jadi maksudnya aku adalah Xin Yi itu sekarang.. "
Xi Yi, seorang pemenang penghargaan aktris terbaik selama lima tahun berturut-turut.
Harus kehilangan nyawanya akibat ditikam sampai mati oleh fans fanatiknya.
Dia kemudian terlahir kembali sebagai Xin Yi didunia yang lain.
Dia adalah seorang aktris, mampukah dia berubah menjadi Xin Yi Idol.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 : Kehebohan sebelum Tampil
Setelah perdebatan panjang dan beberapa sesi latihan yang penuh ketegangan, Xin Yi, Gu Rui, dan Li Anya akhirnya sepakat untuk memilih tema lagu yang menggabungkan kekuatan mereka bertiga. Lagu tersebut diberi judul "Rise Beyond Shadows"—sebuah lagu bertema perjalanan keluar dari kegelapan menuju cahaya, melambangkan perjuangan dan pertumbuhan mereka sebagai individu.
Konsep Lagu:
Verse 1 (Li Anya): Dimulai dengan nada melankolis, Li Anya menyanyikan bagian pembuka dengan suara lembutnya, menggambarkan rasa ragu dan ketidakpastian.
Pre-Chorus (Gu Rui): Bagian ini diisi oleh vokal emosional Gu Rui, yang menambahkan intensitas dan menunjukkan perjuangan untuk keluar dari kegelapan.
Chorus (Xin Yi): Xin Yi mengambil alih dengan nada yang kuat dan penuh semangat, membawa energi yang menular. Bagian ini menjadi klimaks lagu, menandakan keberanian untuk bangkit.
Bridge: Lagu ini memiliki elemen rap yang diisi oleh Xin Yi, menambahkan sentuhan modern dan dinamis.
Outro: Ketiganya menyanyikan harmoni bersama, menutup lagu dengan rasa kemenangan.
***
Proses Latihan yang Akhirnya Lancar
Setelah beberapa kali latihan yang diwarnai ketegangan, Xin Yi mengambil inisiatif untuk meredakan konflik.
Xin Yi: “Gu Rui, aku tahu kita punya banyak perbedaan, tapi kalau kita terus seperti ini, kita hanya akan mempermalukan diri sendiri di atas panggung. Mari kita fokus pada apa yang bisa kita capai bersama.”
Gu Rui: (menghela napas) “Aku hanya tidak ingin terlihat buruk.”
Li Anya: “Kita semua ingin terlihat bagus. Tapi kalau kita bersatu, hasilnya pasti luar biasa.”
Setelah diskusi mendalam, mereka akhirnya mencapai kesepakatan tentang pembagian part dan koreografi. Gu Rui, meskipun masih sedikit enggan, mulai mengikuti arahan Xin Yi dan Li Anya.
Latihan pun berjalan lebih lancar, dan mereka mulai melihat potensi luar biasa dari kolaborasi mereka. Bahkan Gu Rui, yang sebelumnya banyak mengeluh, akhirnya mengakui bahwa lagu ini bisa menjadi sesuatu yang besar.
***
Penentuan Kostum Panggung
Hari pemotretan untuk kostum panggung tiba. Tim desain telah menyiapkan tiga set kostum yang sesuai dengan tema lagu mereka:
Xin Yi: Sebuah gaun modern dengan potongan asimetris, dihiasi dengan kristal yang memantulkan cahaya. Gaun ini memberikan kesan kuat dan elegan, mencerminkan perannya sebagai pusat energi dalam lagu.
Li Anya: Sebuah gaun panjang berwarna pastel dengan detail bunga-bunga kecil, memberikan kesan lembut namun anggun.
Gu Rui: Setelan bergaya edgy dengan jaket kulit berwarna gelap, dipadukan dengan celana yang dihiasi rantai perak, memberikan kesan misterius.
Namun, saat melihat kostum Xin Yi, Gu Rui tidak bisa menyembunyikan rasa tidak puasnya.
Gu Rui: “Kenapa pakaian Xin Yi terlihat jauh lebih mencolok? Ini tidak adil!”
Stylist: “Setiap kostum dirancang untuk mencerminkan karakter masing-masing dalam lagu. Tidak ada yang diistimewakan.”
Gu Rui: (menyilangkan tangan) “Tetap saja, ini tidak adil.”
Gu Rui mencoba memprotes kepada produser, tetapi keluhannya tidak dihiraukan.
Gu Rui Menelpon Fang Yin
Di ruang ganti, Gu Rui menelpon ibunya, Fang Yin, dengan suara gemetar.
“Ibu, mereka memperlakukan aku seperti ini lagi! Kostumku sangat biasa, sementara Xin Yi selalu mendapatkan yang terbaik!” Gu Rui terisak.
Fang Yin menjawab dengan nada dingin, “Bukankah produser sudah sepakat untuk membantu kita mengeliminasi Xin Yi? Mengapa sekarang dia berubah pikiran?”
Fang Yin langsung menghubungi produser untuk menyampaikan kemarahannya.
“Bukankah kita sudah punya kesepakatan? Kau akan membantu Gu Rui bersinar dan menyingkirkan gadis itu,” kata Fang Yin tajam.
Produser, yang sudah lelah dengan desakan Fang Yin, menjawab dengan tegas. “Nyonya Fang, saya rasa Anda salah paham. Tidak ada eliminasi dalam 10 episode pertama. Acara ini dirancang untuk memberi para peserta kesempatan mengejar mimpi mereka.”
Fang Yin mendengus. “Lalu kenapa Xin Yi terus diistimewakan?”
Produser menghela napas panjang. “Karena dia memiliki semua yang dibutuhkan untuk debut—penampilan, kemampuan, dan daya tarik. Bahkan jika ada eliminasi, Xin Yi tidak akan pernah masuk daftar itu.”
Fang Yin marah besar. “Kau akan menyesali ini!” katanya sebelum menutup telepon.
Produser menggeleng frustrasi. “Kenapa aku harus menghadapi ini? Ini bukan reality show keluarga,” gumamnya sambil memijat pelipisnya.
***
Kehebohan Sebelum Penampilan
Hari itu adalah hari besar. Semua peserta bersiap untuk tampil di panggung yang telah dihias megah. Namun, di ruang ganti Xin Yi, suasana berubah menjadi kacau.
“Gaunku!” seru Xin Yi, menatap potongan besar di bagian bawah gaun panggungnya. Bahan sutra biru tua yang dihiasi kristal kini robek, seperti seseorang sengaja memotongnya dengan gunting.
Li Anya yang baru saja masuk ke ruang ganti langsung terkejut. “Apa yang terjadi? Ini… ini bencana! Kita akan tampil kurang dari satu jam!”
Xin Yi mengerutkan kening, menatap potongan gaun itu dengan ekspresi dingin. Dia tahu siapa pelakunya. Di sudut ruangan, Gu Rui berdiri dengan senyum kecil yang nyaris tidak terlihat.
“Oh, Xin Yi, aku baru tahu. Apa yang terjadi dengan gaunmu?” tanya Gu Rui dengan nada pura-pura prihatin. “Kalau kau butuh bantuan, aku bisa meminjamkan pakaian panggungku. Kebetulan aku membawa cadangan.”
Xin Yi menatapnya dengan dingin, tapi tidak berkata apa-apa. Dalam hatinya, dia tahu bahwa ini adalah bagian dari rencana Gu Rui untuk mempermalukannya.
Li Anya panik. “Bagaimana ini? Untuk menemukan kostum pengganti yang cocok dalam waktu sesingkat ini, itu hampir tidak mungkin!”
Namun, Xin Yi tetap tenang. Dia mengangkat gaunnya yang rusak, mengamati kerusakan dengan saksama. “Tidak masalah. Aku akan memodifikasi gaun ini.”
Xin Yi langsung mengambil alat jahit darurat dari stylist yang kebetulan berada di dekatnya. Tangannya bergerak cepat, memotong bagian bawah gaun yang robek dan merapikan tepinya dengan jahitan sederhana.
“Kita akan mengubah ini menjadi gaun pendek,” katanya, suaranya penuh keyakinan.
Li Anya memperhatikan dengan kagum. “Kau benar-benar tahu apa yang kau lakukan.”
Gaun yang tadinya panjang hingga menyapu lantai kini berubah menjadi gaun mini asimetris dengan potongan modern. Xin Yi menambahkan lapisan tulle transparan dari sisa bahan yang ada di ruang ganti, menciptakan efek seperti sayap di bagian belakang.
Untuk menambah kesan glamor, dia meminta stylist menambahkan beberapa kristal tambahan di bagian dada dan bahu.
“Aku butuh sesuatu yang lebih mencolok,” gumam Xin Yi sambil berpikir. Dia mengambil ikat pinggang perak dari salah satu kostum cadangan di ruang ganti dan menggunakannya untuk menonjolkan siluet gaun itu.
Hasil akhirnya adalah gaun pendek berwarna biru tua dengan aksen kristal yang memantulkan cahaya, memberikan kesan anggun dan kuat. Tulle di bagian belakang menambahkan elemen dramatis, membuat gaun itu terlihat seperti dirancang untuk momen besar.
Gu Rui, yang menyaksikan semua ini dari sudut ruangan, mulai merasa tidak nyaman. Dia tidak menyangka Xin Yi akan mampu mengubah situasi yang hampir menjadi bencana menjadi sesuatu yang bahkan lebih memukau.
“Wah, kau benar-benar cepat berpikir,” kata Gu Rui dengan nada yang terdengar seperti pujian, tapi Xin Yi tahu ada sindiran di baliknya.
Xin Yi hanya tersenyum tipis. “Terima kasih. Aku selalu siap untuk hal-hal tak terduga.”
Gu Rui menggertakkan giginya, merasa rencananya gagal total.
***
Persiapan Terakhir
Li Anya membantu Xin Yi menyempurnakan penampilannya dengan mengganti aksesori agar sesuai dengan gaun yang telah dimodifikasi. Mereka juga meminta makeup artist untuk menambahkan sentuhan dramatis pada riasan Xin Yi, dengan eyeliner tebal dan lipstik merah tua yang menonjolkan aura percaya dirinya.
Ketika Xin Yi berdiri di depan cermin, dia tersenyum puas. “Ini bahkan lebih baik dari yang aku bayangkan.”
Li Anya mengangguk setuju. “Kau benar-benar luar biasa. Kalau aku di posisimu, mungkin aku sudah menyerah.”
Xin Yi menatap pantulan dirinya di cermin. “Tidak ada yang bisa menghentikanku. Tidak hari ini.”
***
Saat waktu tampil semakin dekat, suasana di balik panggung semakin tegang. Gu Rui, meski merasa tidak puas dengan hasil akhir Xin Yi, mencoba menyembunyikan rasa frustrasinya. Dia tahu bahwa di atas panggung, hanya performa yang akan menentukan segalanya.
Xin Yi melangkah ke panggung dengan kepala tegak, gaunnya yang memukau memantulkan cahaya lampu, menarik perhatian semua orang. Dia tahu bahwa ini adalah saatnya untuk membuktikan bahwa tidak ada yang bisa menjatuhkannya, bahkan rencana licik seperti ini.
Dengan gaun yang telah dimodifikasi menjadi mahakarya baru, Xin Yi berdiri di depan ribuan penonton, siap menunjukkan bahwa dia tidak hanya berbakat, tetapi juga tidak terkalahkan. Namun, apakah ini cukup untuk membungkam Gu Rui dan rencana liciknya selanjutnya?
Duh siapa itu kak, apa bakal ada penguntit dirumah xin yi?