Jangan lupa follow Instagram author ya : @elaretaa
Hidup Kiara digunakan hanya untuk bekerja dan bekerja menghasilkan uang untuk orangtuanya yang begitu kejam pada Kiara, tidak ada tempat mengadu hingga sang sahabat memintanya untuk bertemu dan saling melepas rindu karena lama tidak bertemu.
Niat awal yang ingin bertamu itu justru membuat hidup Kiara berubah, karena salah paham yang terjadi dimana Kiara tidur bersama Rafa Kakak dari sahabatnya dan membuat keluarga sang sahabat meminta agar Kiara dan Rafa menikah padahal Kiara tidak mengenal pria tersebut dan Kiara juga tidak tau bagaimana ia bisa berada di kamar Rafa dan tidur dengannya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa yang akan terjadi pada Kiara?
Kenapa Kiara bisa ada di ranjang tersebut bersama Rafa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagaimana Keadaanmu?
Rafa sampai di rumah sakit lalu membawa Kiara ke ruang pemeriksaan agar segera di tangani, Kurang lebih selama 2 jam Dokter menangani Kiara dan setelah itu Dokter pun keluar.
"Bagaiman keadaan istri saya?" tanya Rafa yang sudah harap-harap cemas.
"Keadaan pasien cukup memprihatinkan, pasien mengalami trauma benda tumpul pada perutnya, banyak bekas sayatan di tubuhnya, tangannya memar dan kakinya patah. Tapi, untung saja pasien segera di bawa ke rumah sakit sehingga pasien segera mendapatkan penanganan. Untuk saat ini pasien sudah melalui masa kritisnya, meskipun begitu keadaan pasien masih harus di pantau sampai pasien benar-benar di pastikan membaik, mungkin butuh waktu lama sekitar satu atau dua minggu dan selama itu pasien harus tetap dipantau perkembangannya," ucap Dokter.
"Lalukan apapun yang terbaik untuk istri saya, Dok," ucap Rafa.
"Pasti, Pak. Kalau begitu saya permisi," ucap Dokter.
Setelah Kiara diobati, Kiara pun di pindahkan ke kamar inap vip yang sudah Rafa pesankan, Rafa masuk ke dalam kamar tersebut dan ia tidak tega melihat tubuh lemah Kiara. "Gue bodoh, kenapa gue gak kepikiran kalau dia terluka karena keluarganya. Harusnya gue mikir sampai sana, gue udah gagal jadi suami, istri gue terluka kayak gini karena gue," gumam Rafa.
"Kamu gak salah, Rafa," ucap Mama Natasha yang baru saja datang.
"Ma," panggil Rafa.
Mama Natasha mendekat pada Rafa dan memeluknya, "Jadi, selama ini kamu gak tau siapa yang udah bikin Kiara terluka?" tanya Mama Natasha.
"Gak, Ma. Rafa pikir Kiara terluka di tempat kerjanya dulu, Mama kan tau kalau Kiara kerja kasar karena itu Rafa pikir dia terluka disana. Rafa gak pernah berpikir orangtuanya yang udah tega siksa Kiara, Ma," ucap Rafa.
"Kamu beneran gak tau?" tanya Mama Natasha dan diangguki Kiara.
"Astaga Rafa! Mama kira kamu tau makanya Mama gak kasih tau ke kamu," ucap Mama Natasha.
"Mama tau soal ini?" tanya Rafa.
"Mama tau, kamu gak ingat dulu waktu Mama berantem hebat di depan rumah sama Ibu-ibu," ucap Mama Natasha.
"Waktu Rafa kuliah itu?" tanya Rafa.
"Iya, waktu itu Ibunya Kiara yang datang dan marah ke Mama karena Mama laporin mereka ke polisi," ucap Mama Natasha.
"Rafa gak tau soal itu, harusnya Rafa inisiatif tanya Mama atau gak Rachel jelas-jelas sahabatnya Kiara," ucap Rafa.
"Kamu sih gak kepo orangnya, tapi yaudah semuanya juga sudah terjadi," ucap Mama Natasha.
"Udah gak usah dipikir lagi, sekarang Kiara selamat, jadi untuk selanjutnya yang kita harus lakukan adalah memperhatikan dia. Terutama kamu, Raf. Kamu itu suaminya Kiara, cuma kamu keluarga bagi Kiara," lanjut Mama Natasha.
"Pasti, Ma. Rafa bakal lebih perhatian sama Kiara, Rafa juga akan belajar buat bahagiain Kiara," ucap Rafa.
"Ini baru anak Mama," ucap Mama Natasha.
Malam harinya, Rafa masih setia menemani Kiara yang belum juga sadar. Rafa menatap lekat wajah istrinya itu dan tanpa bisa ditahan, ia langsung menangis di hadapan Kiara yang masih belum sadarkan diri. Jika Rachel melihatnya yang menangis, dapat Rafa pastikan jika Rachel akan mengejeknya habis-habisan.
Rafa menangis karena ia teringat saat menemukan Kiara di kamar mandi tadi, Rafa bisa menebak jika Kiara sering di kunci di kamar mandi karena ucapan Kiara tadi saat Rafa menemukannya.
"Sesakit itu ternyata jadi kamu, seharusnya aku gak marah sama kamu. Maafin aku, Kiara. Mulai sekarang aku akan berusaha merubah sikapku ke kamu, tapi aku gak yakin apa aku bisa. Aku harap kamu bisa memaklumi jika sikapku ke kamu berubah-ubah karena aku sedang belajar," gumam Rafa.
Rafa pindah ke sofa, lalu mulai mengerjakan beberapa pekerjaan yang hari ini ia tinggalkan, "Kenapa banyak banget sih kerjaan ini? padahal gue bosnya, tapi kenapa gue juga sibuk gini terus apa gunanya gue punya pegawai," gumam Rafa
Rafa begitu fokus dengan pekerjaannya hingga suara rintihan mengejutkan Rafa dan ia melihat kearah Kiara yang sudah bangun, "Kamu sudah bangun, sebentar," ucap Rafa dan menekan bel yang ada di sebelah Kiara untuk memanggil Dokter.
Setelah itu, Dokter pun datang dan segera memeriksa keadaan Kiara. "Bagaimana Dok?" tanya Rafa.
"Keadaan pasien sudah membaik, namun pasien tetap harus istirahat dan tidak banyak gerak karena tubuhnya masih lemah. Kami akan pantau terus sampai pasien benar-benar pulih," ucap Dokter.
"Terimakasih Dok," ucap Rafa dan diangguki Dokter, lalu Dokter pun keluar dari kamar inap tersebut.
"Bagaimana keadaanmu? mana yang sakit?" tanya Rafa.
Kiara hanya menggelengkan kepalanya, "Masih sakit bibirnya? yaudah kalau masih sakit jangan bicara dulu ya atau kalau mau bicara, bicaranya pelan-pelan aja," tanya Rafa.
Meskipun Kiara hanya diam dan meresponnya dengan menggelengkan kepalanya, Rafa justru tidak marah karena ia mengerti jika saat ini Kiara memang kesulitan untuk meresponnya, dimana bibir Kiara yang terluka cukup parah hingga membuat Kiara kesulitan berbicara ataupun sekedar membuka mulut.
Suasana di kamar inap tersebut begitu hening karena baik Rafa maupun Kiara tidak ada yang bersuara hingga tiba-tiba pintu kamar inap tersebut terbuka dengan kasar dan menampilkan Rachel yang menangis.
"Kiara hiks hiks," Rachel mendekat pada Kiara, namun ia tidak berani memeluk Kiara karena tubuh Kiara penuh luka, ia hanya mengusap pelan tangan Kiara yang tidak tertutup perban.
"Lo gapapa? jahat banget orangtua lo, maafin gue ya yang telat datangnya, gue tadi lembur dan belum sempat buka hp," ucap Rachel.
Kiara yang melihat Rachel menangis pun hanya menganggukkan kepalanya, "Sumpah ya rasanya gue pengen banget nyiksa orangtua lo, gue juga pengen mereka merasakan apa yang udah lo rasakan," ucap Rachel.
"Kak, Kakak harus buat orangtua Kiara dapat balasannya, mereka harus di penjara seumur hidup bahkan kalau bisa mereka harus dihukum mati," lanjut Rachel.
"Iya iya Dek, sabar dulu. Kamu kalau ngomong jangan lupa napas," ucap Rafa.
"Rachel marah sama mereka! soalnya mereka itu sering banget jahat sama Kiara dan ini yang terparah, untung aja Kak Rafa tadi ada disana dan menyelamatkan Kiara. Rachel gak tau sih kalau tadi Kak Rafa gak ada disana, bisa-bisa Kiara udah gak selamat Kak," ucap Rachel yang kembali menangis.
"Jangan nangis, nanti Kiara juga ikut nangis lagi," ucap Rafa.
Rachel pun menghentikan tangisannya dan menatap Kiara, "Cepet sembuh ya Ki, nanti kalau lo udah sembuh kita nonton drama bareng," ucap Rachel.
"Drama terus," ucap Rafa.
"Biarin aja sih Kak," ucap Rachel.
"Tapi, kenapa Kak Rafa bisa ke rumah Kiara?" tanya Rachel.
Setelah pertanyaan Rachel, Kiara pun menatap Rafa menunggu jawaban Rafa. Sebenarnya sejak tadi, Kiara juga bertanya-tanya bagaimana bisa Rafa ada di rumahnya.
.
.
.
Bersambung.....