Hanaya, wanita cantik yang harus rela menjual tubuhnya dengan pria yang sangat ia benci. Pria yang telah melukai hatinya dengan kata-kata yang tak pantas Hana dengarkan.
Mampukah Hana hidup setelah apa yang terjadi padanya?
Atau bagaimana kah nasib pria yang telah menghina Hana saat tahu kebenaran tentang Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
"Mami aku janji, aku akan melunasi secepatnya. Jadi tolong pinjamkan aku uang mami." Hana memohon pada Mami untuk membantunya membayar biaya operasi sang ayah.
Ya, tujuan utama Hana saat ini adalah mami. Karena Hana yakin pasti saat ini mami memiliki banyak uang, apalagi mami sudah menjual kelab malam tempat Hana bekerja.
"Hana. Kau kira uang itu sedikit?" tanya Mami.
"Aku janji akan membayarnya mami. Aku janji."
"Pakai apa? Daun?" tanya mami . "Hana, kau hanya pengawai kelab malam dengan gaji yang tak seberapa, dan sekarang kau sudah tidak bekerja. Jadi, bagaimana bisa kamu akan mengganti uang sebanyak itu."
"Tapi aku janji mami. Aku akan bekerja keras dan mengganti uang mami."
"Tidak." Tolak mami.
"Mami ku mohon. Aku butuh uang untuk ayahku." Mohon Hana, sambil menangis. Karena sungguh Hana saat ini sedang gelisah takut. Takut jika sesuatu terjadi pada ayahnya. Takut jika Hana tak mampu mendapatkan pinjaman untuk biaya sang ayah.
"Tidak Hana. Lebih baik kamu pulang. Karena sampai kapan pun mami tidak akan meminjamkan kamu uang" Tegas Mami.
"Mami.."
Mami melihat tubuh Hana dari atas hingga ke bawah.
"Kau punya tubuh bagus. Dan sewaktu kerja di kelab banyak pria yang mau membayarmu. Lebih baik kau jual tubuhmu saja." Ide mami, dan langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.
"Mami... Mami.." Teriak Hana memanggil sambil mengetuk pintu yang telah tertutup. "Mami.." Lirihnya, lalu beberapa saat kemudian, Hana sadar tidak akan mungkin mami mau meminjamkan uang dengan nominal yang segitu banyaknya.
"Ya Rabb, apa harus.." Lirih Hana sambil berjalan. Air mata terus saja berjatuhkam membasahi pipinya. Ia tidak tahu harus kemana lagi dan meminta pertolongan ke pada siapa lagi. Hana sadar betul, ia tidak memiliki siapa-siapa.
"Kemana aku harus pergi?" Hana duduk tepat di atas trotoar. Ia terus saja menangis meluapkan perasaan yang saat ini ia rasakan. Perasaan campur aduk semua berkecamuk di dalam dirinya.
Seketika perkataan mami kembali terlintas di dalam benaknya.
"Haruskah?" Gumamnya.
Ya, kali ini Hana langsung memantapkan dirinya demi menolong sang ayah tercinta.
"Dia.. Hanya dia.. Semoga saja dia mau menolongku." Kata Hana, lalu berdiri dan langsung menghentikan taxi.
•••••••••
"Permisi tuan." Ucap Roy saat masuk ke dalam ruangan dimana ada Adit dan juga Elang.
"Ada apa?" Tanya Elang, dan Roy langsung mendekat dan membisikkan kabar pada Elang, seketika sudut bibir atas Elang naik membuat seutas senyum yang sangat dingin.
"Mau kemana?" Tanya Adit dengan setengah sadar karena terlalu banyak minun.
"Ada hal yang harus aku selesaikan."
Dan tanpa fikir panjang, Elang pun melangkah keluar.
"Apa betul dia berada di rumah?" Tanya Elang saat kini dia sedang berada di atas mobil.
"Iya tuan. Nona Hana menunggu tuan di rumah." Jawab Roy.
Elang tersenyum devil. Ia tidak menyangkah sama sekali jika wanita itu datang dengan sendirinya tanpa di minta ataupun di paksa.
Dan setelah beberapa saat, mobil yang Elang tumpangi kini sudah terparkir di halaman rumahnya. Elang turun dari mobil sambil melonggarkan dasi.
"Tuan kaya." Ucap Hana, saat Elang masuk ke dalam rumah.
Tanpa menjawab, Elang pun terus melangkah dengan memasang wajah datarnya. Elang terus berjalan melewati Hana yang berdiri.
"Tuan kaya." Panggil Hana, namun Elang terus saja melangkah. "Aku ingin mengambil uang 500 juta itu." Ucap Hana dengan penuh keyakinan membuat Elang menghentikan langkahnya.
semangat terus thor
pediih tau
Karena bagi yang tidak mengetahui rasa sakitnya Hana, pasti akan mudah luluh dg perlakuan sepele Elang