NovelToon NovelToon
Istri Sewaan Tuan Muda

Istri Sewaan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Pelakor jahat
Popularitas:19.4k
Nilai: 5
Nama Author: Haraa Boo

Dipaksa menikah dengan pria beristri membuat Delia berani berbuat nekad. Ia rela melakukan apa saja demi membatalkan pernikahan itu, termasuk menjadi istri sewaan seorang pria misterius.

Pria itu adalah Devanta Adijaya, seseorang yang cenderung tertutup bahkan Delia sendiri tidak tahu apa profesi suaminya.

Hingga suatu ketika Delia terjebak dalam sebuah masalah besar yang melibatkan Devanta. Apakah Delia bisa mengatasinya atau justru ini menjadi akhir dari cerita hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haraa Boo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebatas pernikahan kontrak

Margaret melirik tangan Anna sambil memberikan tatapan membunuh. "Lepasin tangan kotor kamu dari baju saya!"

Anna segera melepaskan tangannya tanpa berkata apa-apa. Keberanian Anna memang patut untuk diapresiasi.

Sementara itu Margaret langsung mengibaskan baju yang tadi disentuh oleh Anna dan mulai berjalan meninggalkan mereka.

Mendengar suara pintu terbuka membuat Keyla segera menoleh. Kecemasan pun nampak jelas di wajah gadis itu, sejak tadi ia hanya bisa berjalan mondar-mandir sambil menunggu seseorang keluar dari ruangan Delia.

Akhirnya Margaret keluar dengan wajah kesal. Keyla yang sudah lelah hanya dengan menebak-nebak, kini langsung menerobos masuk untuk memeriksa kondisi Delia. Dan benar saja, Delia tiba-tiba mulai merasakan sesak setelah kepergian Margaret.

Napas Delia memburu dengan kedua mata yang sudah memerah menahan tangis.

"Del, kamu kenapa?" Tanya Anna panik.

Delia tidak menjawab, bahkan tatapan gadis itu seperti kosong. "Delia jawab aku!!!" Anna sampai harus mengguncang-guncangkan tubuh Delia untuk mengembalikan kesadarannya.

"Apa aku harus memanggil Tuan Devan?" kata Keyla yang mulai terlihat cemas.

Tak ada jawaban dari Anna membuat Keyla berpaling begitu saja, namun tiba-tiba tangan Delia menahannya.

Delia menatap Keyla sambil tersenyum. Entah apa yang ada dipikiran Delia, bisa-bisanya ia tersenyum ditengah kondisi seperti ini.

"Jangan.. Aku nggak papa?" ucap Delia dengan suara lirih.

"Delia.. Apa yang Nyonya katakan sama kamu, apa dia mengancamku?" tanya Anna, sekian lama ia bekerja dengan Devan tentu sudah paham dengan watak Margaret.

Delia hanya menggeleng.

Anna tak bisa menghilangkan pikiran buruknya, ia bahkan langsung meluapkan amarahnya dengan menjambak rambutnya sambil berteriak. "Ahhh shittt! Kenapa aku bisa seceroboh ini!"

Keyla yang melihat itu hanya bisa menunjukkan ekspresi bingung. Kenapa Anna begitu berlebihan?

Anna yang sudah frustasi kembali menghampiri Delia, ia bahkan sudah berjongkok di depan gadis itu.

Ditatapnya wajah Delia dengan cukup lama. "Aku bisa simpan rahasia ini, jadi tolong kamu katakan sama aku. Aku nggak akan bisa maafin diri aku kalau sampai sesuatu yang buruk menimpa kamu Del."

Delia mengusap lembut tangan Anna. "Nggak ada hal buruk yang akan menimpa aku Na, dan nggak ada ancaman apapun. Maaf kalau aku tadi sedikit syok karena tiba-tiba saja nafasku sesak, bukan karena Nyonya Margaret," jawab Delia.

"Kamu yakin?"

"Iya," jawab Delia sambil menganggukkan kepalanya.

***

Dengan di dampingi Anna dan Keyla, Delia sudah melangkah keluar. Delia tampak tersenyum bahagia, namun begitu ekor matanya menatap Margaret ada perasaan khawatir yang seketika itu menyerangnya.

Sementara itu, di depan Delia tampak sosok tinggi nan gagah sedang terpukau menatapnya. Pria dengan setelan jas putih itu tersenyum tanpa mengedipkan matanya sedikitpun.

Delia tak bisa menyembunyikan rasa gugupnya ketika langkahnya hampir mendekat ke arah Devan. Apalagi tatapan kagum Devan yang secara terang-terangan ditunjukkan di depan semua orang, menambah irama jantung Delia semakin berpacu dengan lebih cepat.

'Jangan gugup Delia, tenang. Kamu harus bisa mengontrol diri kamu,' gerutu Delia dalam hati berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Langkah Delia terhenti ketika ia sudah berdiri di hadapan Devan. Delia hanya bisa menundukkan kepalanya, sementara Devan masih belum bosan untuk menatap wajahnya.

"Bagaimana, apa terlihat cantik hari ini?" tanya Delia dengan pipi yang semakin merona.

Devan segera mengalihkan pandangannya, "Ayo kita selesaikan acara ini dengan cepat."

Dengan di gandeng Devan, Delia dituntun untuk mendekat ke pendeta. Mereka mengucapkan janji pernikahan satu sama lain tanpa ada kendala apapun.

Devan sudah memasangkan cincin di jari Delia, begitu pun sebaliknya. Untuk sesaat Delia merasa jika ini adalah pernikahan sungguhan. Ia bahkan tertawa lepas saat Devan menyunggingkan senyum termanisnya.

Namun tiba-tiba ada sesuatu yang mengganjal di diri Delia. Senyumnya bahkan langsung sirna. Sesekali Delia akan melirik ayahnya yang duduk di sebelah kirinya dengan tatapan penuh kekhawatiran.

Di sesi foto keluarga pun, Delia seperti tidak percaya diri. Beberapa kali fotografer meminta Delia untuk tersenyum lepas karena wajahnya seperti memendam kesedihan.

"Apa yang mengganggu pikiranmu?" bisik Devan yang juga sadar akan hal itu.

"Tidak, aku hanya gugup." Delia melirik Devan lalu tersenyum paksa.

"Apa tadi terjadi sesuatu?"

Delia hanya menggelengkan kepalanya. Tak mungkin ia mengatakan keresahannya pada Devan.

Pernikahan itu berjalan dengan cepat sama seperti yang diharapkan Devan. Para tamu undangan sudah meninggalkan kediamannya, kini hanya tinggal Margaret seorang.

Perlahan Margaret berjalan mendekati Delia. "Kamu harus ingat kata-kata saya, atau-"

"Saya paham, dan secepatnya saya akan membereskan masalah ini," potong Delia, wajahnya sudah berubah tegang.

"Ehemmmbb." Suara deheman Devan membuat Margaret sedikit menjauhkan tubuhnya dari Delia.

Devan yang tadi sempat pergi sebentar untuk mengambil air minum, membuat Margaret memiliki kesempatan untuk mendekati Delia.

Devan mendekat lalu menatap Margaret dengan penuh curiga, "Mami ngapain masih disini?"

"Menyapa menantu mami, apalagi. Oh iya mami sudah siapkan wine jauh-jauh dari Prancis sebagai kado pernikahan kalian, semoga kalian suka," jawab Margaret sambil mengedipkan satu matanya bermaksud untuk menggoda mereka.

Devan yang paham akan maksud maminya hanya bisa melirik Delia dengan wajah yang sudah memerah.

"Mami pulang dulu, sekali lagi selamat untuk pernikahan kalian," ucap Margaret sambil cepika-cepiki dengan Devan dan juga Delia.

Kini hanya tinggal mereka berdua di ruangan itu. Devan berjalan ke sebuah meja lalu mengambil sebuah dokumen dari dalam lacinya.

"Ini adalah isi dari surat perjanjian pernikahan kita. Kamu baca baik-baik jika ada yang membuat kamu keberatan kamu bisa katakan." Devan sudah menyerahkan maps itu pada Delia.

Delia membacanya dengan teliti, namun baru sebentar membaca mata Delia sudah menunjukkan protesnya.

"Ini.. Kenapa disini tertulis pernikahan kita hanya 2 tahun?"

Sejak awal Delia tidak pernah diberitahu bahwa mereka hanya akan menikah kontrak. Yang ia tahu bahwa Devan menikahinya hanya untuk menggantikan pengantin sungguhannya.

"Pernikahan ini hanya sekedar formalitas. Kita sama-sama diuntungkan bukan, kamu terbebas dari ibu tirimu sedangkan aku terbebas dari pernikahan bisnis yang juga tidak aku inginkan."

"Selama masa pernikahan, pihak pertama dan pihak kedua tidak boleh mencampuri urusan masing-masing. Kalaupun mendesak hanya pihak pertama yang boleh." Delia membacakan isi surat itu dengan wajah terheran-heran.

"Pihak pertama dan kedua tidak boleh melakukan kontak fisik yang berlebihan. Jika ada salah satu pihak yang melanggar isi surat perjanjian ini maka akan dikenakan denda sebesar 30 USD atau setara dengan 500.000.000," lanjut Delia.

"Apa ada yang membuat kamu keberatan?" tanya Devan mencoba menelisik wajah Delia.

Perasaan getir seketika menyesakkan dada Delia. Ia tidak menyangka jika Devan melakukan hal sejauh ini hanya untuk menjaga jarak darinya.

Delia langsung menandatangani surat perjanjian itu tanpa berpikir panjang.

"Kamu bisa tetap tinggal di kamar kamu sekarang, aku akan mencari kamar lain," ucap Devan kemudian sambil membereskan dokumen itu.

Delia hanya melirik malas sambil melepas heelsnya, lalu ia pergi meninggalkan Devan tanpa berkata apapun.

Devan menatap heels yang ditinggalkan oleh Delia, lalu berjalan mendekatinya. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul begitu tangan Devan menyentuh heels itu, namun Devan berusaha untuk mengabaikannya.

BERSAMBUNG...

1
Haraa Boo
😅😅 Nanggung bgt ya kak
Maira_
Hmm, curang kamu Dev, udh dimasukin baru sadar😄
Maira_
masih hidup dong
Was Sikem
katanya belinda lumpuh kq bs jalan, membingungkan ceritanya
Haraa Boo: terimakasih atas koreksinya, mohon maaf itu kesalahan penulisan kak🙏🙏
total 1 replies
Sunny Eclaire
rupanya si mami gak semudah itu
Sunny Eclaire
awokawok delia enggak peka blas
Nabila Meilani
aku mampir kak, semangat nulisnya 😊💐
Tomat _ merah
Semangatt thor, ceritañya baguss/Smile//Smile/
Maira_
lanjut thor, mkin seruu
Haraa Boo
makasih kak🥰
ARIES ♈
semangat kak..🫰🏻🌸
💫0m@~ga0eL🔱
bagus novelnya , lanjutkan thor. Oma titip iklan aja y🙏
Haraa Boo
Tenang kak, Devan udah ada pawangnya😜😜
Maira_
Bgus Devan, kmu hrus tetap pada pndrianmu, kmu sdah memutuskan untuk mmlih Delia
Sylvia Rosyta
aku mampir kak 😊 semangat buat nulisnya 💪
seftiningseh@gmail.com
Terima kasih sudah mendukung aku
Maira_
Gimana kalau Belinda tiba-tiba muncul, gak rela aku😢
Maira_: 👍 siap thor
Haraa Boo: Ikuti terus ya kak, meski Belinda muncul kisah Delia dan Devan akan selalu menjadi yg dinanti🩷
total 2 replies
yanah~
mampir kak 🤗 ceritanya menarik, apalagi visualnya Liu haocun 😍
Haraa Boo
makasih kkak cntik🤩
Yoona
aku dh mampir juga, semangat nulis nya💞💞💞
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!