Sepuluh tahun Carla Magdalena mencintai Paman angkatnya, yang menjadi walinya, menggantikan ke-dua orang tuanya yang sudah meninggal.
Carla begitu posesif pada Pamannya, ia akan marah, serta berteriak kepada setiap wanita, yang mendekat pada Pamannya, Bastian Kenneth.
Sehingga Bastian begitu membenci Carla, dan selalu mengabaikan Carla.
Sepupu jauh Carla, Ivanka Caroline, pihak dari Ayah Carla, menjadi saingan Carla untuk mendapatkan cinta Bastian.
Ivanka Caroline menghasut Bastian, sehingga Bastian semakin membenci Carla.
Sampai Carla meregang nyawa di tangan sepupunya itu, Bastian tidak perduli sama sekali.
Sakit hati melihat kenyataan, membuat Carla menyadari, kalau ia begitu bodoh, terlalu mencintai Bastian Kenneth.
Seandainya ia di beri kesempatan, untuk menjalani kehidupan kedua, Carla berjanji, tidak akan pernah mencintai Bastian lagi, ia menyesal telah jatuh cinta kepada Bastian Kenneth.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29.
Bastian memandang Rocky, yang berdiri memandangnya juga, "Apa?!" ia merasa tidak percaya, apa yang baru saja di katakan Rocky.
"Dokter Jeff mengatakan, obat yang anda minum, bukan obat yang biasa ia berikan!"
Rocky meletakkan dua botol aspirin, ke atas meja kerja Bastian, "Yang ini, isinya telah di ganti, dan yang ini, obat yang biasa di berikan Dokter Jeff!"
Rocky menjelaskan dua botol aspirin, yang ia letakkan di atas meja.
"Siapa yang telah berani melakukan ini! sepertinya selama ini sudah ada seseorang, yang melakukan hal curang di belakangku!!" Bastian mengepalkan tangannya dengan erat.
"Sepertinya ada seseorang yang ingin mengendalikan anda, Tuan!" kata Rocky, dengan nada hati-hati, menyampaikan kepada Bastian.
"Apa?!" kembali Bastian tidak percaya.
"Dokter Jeff menjelaskan, kandungan pada zat yang ada pada sebutir aspirin palsu itu, memiliki zat yang dapat membuat darah berpacu dengan cepat, tidak pada yang seharusnya, dan zat lainnya, bisa menurunkan daya ingat, sehingga bisa membuat seseorang mengalami penyakit alzheimer, jika di konsumsi dalam jangka waktu yang lama!"
Bastian terdiam memandang Rocky, ia tidak menyangka selama ini dirinya tengah di pantau seseorang.
Seseorang yang pastinya ingin mengambil alih grup Miller.
Bastian merasa selama ini tidak memiliki kecurigaan pada seseorang, yang ternyata diam-diam sudah berencana untuk menyingkirkan dirinya.
"Tuan, saya mencurigai ada orang dalam Mansion, yang bekerja sama dengan seseorang yang ingin menyingkirkan anda!"
"Aku memang merasa aneh beberapa hari ini, setelah melihat perubahan pada sikap Carla, aku jadi selalu memikirkannya, hingga lupa meminum obat seperti biasanya!" ujar Bastian merenung.
Bastian memandang Rocky lagi, "Menurutmu, siapa kira-kira dia?"
"Saya tidak dapat untuk menebaknya, karena semua terlihat begitu normal!" jawab Rocky.
"Kamu diam-diam periksa semua orang yang ada di Mansion Miller, dan cctv yang ada di sekitar kamarku!" kata Bastian memberi perintah, "Kalau mengingat emosi ku belakangan ini, semuanya mengarah kepada Carla, sepertinya seseorang ingin aku membenci Carla!"
Tiba-tiba, Bastian dan Rocky saling pandang dengan lekat, dan terdiam beberapa detik.
Ia pun, akhirnya tahu, siapa kira-kira yang menginginkan ia menjadi seperti orang idiot.
"Apakah kamu yakin perempuan itu?" tanya Bastian memandang Rocky, merasa kurang yakin.
"Kalau saya lihat selama Nona Ivanka, masuk ke dalam Mansion Miller, anda sangat membenci Nona Carla, dan selalu memarahi, serta mengabaikannya!" jawab Rocky apa adanya.
"Jadi.. selama ini kalian melihat perubahan yang mencolok padaku?"
"Iya, Tuan!"
Bastian mengusap wajahnya dengan kasar, ia benar-benar tidak sadar, ternyata selama ini telah diperdaya.
"Kenapa kamu tidak mengatakannya padaku?"
"Saya pernah mengatakannya kepada anda, tapi anda tidak menghiraukan perkataan saya sama sekali!"
Bastian menekan pelipisnya dengan kuat, ia merasakan kepalanya berdenyut, terasa sangat sakit sekali.
Ia kemudian memandang botol aspirin, perlahan tangannya meraih botol tersebut, tapi mendadak ia menghentikan tangannya, untuk mengambil botol tersebut.
"Rocky, sepertinya aku perlu pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dan sakit kepala yang selalu datang, aku tidak ingin sering mengkonsumsi aspirin lagi!"
Bastian menarik tangannya.
Rocky memandang Bastian, meneliti raut wajah Bosnya tersebut, "Apakah sakit kepala anda begitu terasa sakit sekali, sehingga harus selalu meminum aspirin, Tuan?" tanya Rocky.
"Iya, terasa berdenyut, dan sangat tidak nyaman!" ucap Bastian, yang kembali menekan pelipisnya.
"Saya akan hubungi Dokter Jeff, agar ia meluangkan waktunya untuk khusus pemeriksaan pada anda!"
"Iya, dan satu lagi, bagaimana dengan pria yang bernama Andrian itu?"
"Masih belum ada laporan mengenainya, tapi laporan mengenai Nona Carla...!"
"Kenapa dia?" tubuh Bastian duduk dengan tegak, begitu mendengar nama Carla di sebut Rocky.
Rocky mengambil ponselnya, lalu memberikan sebuah video berdurasi tiga menit kepada Bastian.
"Anda bisa melihat sendiri, Tuan!" ujarnya.
Mata Bastian nanar menatap layar ponsel Rocky, sebuah rekaman video, di mana Carla minum teh, lalu menghampiri meja di belakang tempat duduknya.
Lalu Carla menyiram kepala seorang wanita dengan tehnya, dan melihat wajah wanita yang di siram, mirip sekali dengan Ivanka, lalu Carla menarik rambut Ivanka, serta menampar wajah Ivanka.
"Besarkan suaranya, aku kurang jelas mendengar apa yang ia katakan!" Ujar Bastian, merasa ada kata-kata di antara Carla dan Ivanka, yang membuat ia merasa terkejut.
Rocky mengulang kembali video tersebut, dengan menaikkan volume suara dalam rekaman video tersebut.
Tubuh Bastian membeku, mendengar setiap perkataan Carla dan Ivanka, dalam rekaman video berdurasi tiga menit tersebut.
Bersambung.....