Ditengah hutan yg paling misterius, ada sebuah gubuk kecil, di sana Han Ma d besarkan oleh kakeknya.
Setelah tau bahwa orang yg membesarkan nya ternyata bukan kakek kandungnya, Han Ma turun gunung untuk mencari jati dirinya.
Akankah Han Ma mampu mencari jati diri nya, ikuti kisah Han Ma si Dewa Gila.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon macheyroe El sani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berlatih kembali
Dirasa cukup memahami semua tulisan dan gerakan dalam kitab, Han ma mulai berlatih jurus pukulan matahari.
Han ma pergi ke belakang gubuk mencari tempat yang luas, Han ma mulai memperagakan gerakan dari jurus pukulan matahari, meskipun agak sulit Han ma mulai bisa mempraktekkan jurus tersebut,
saat ini Han ma mulai mencoba memukul batu besar dengan menggunakan pukulan matahari, pertama-tama Han ma berdiri dan menghirup udara dan di lepaskan secara perlahan-lahan, berulangkali Han ma lakukan setelah dirasa cukup Han ma mulai mengepalkan tangan nya dan membuka langkah kaki kanan ke belakang, dan mulai mengumpulkan energi yang berpusat pada tangan nya Han ma bergumam kecil
"pukulan matahari" guman kecil Han ma,
Tinju nya di arahkan ke batu yang besar,
Boommm......
bunyi ledakan pukulan Han ma menghantam batu besar tersebut,
Terlihat batu beras tersebut hanya bergeser sedikit dari posisi semula, melihat itu Han ma tidak kecewa malah menambah semangat Han ma memukul batu tersebut dengan pukulan matahari nya,
Boommm......
Boommm.....
Boommm.....
Boommm....
Terdengar ledakan berkali-kali dan Han ma masih belum mampu menghancurkan batu tersebut,
Berulangkali Han ma mencoba tanpa rasa lelah di wajah nya yang tampan, keringat sebesar biji jagung pun sudah keluar dari tubuh Han ma,
Malam pun tiba,
han ma menyudahi latihan nya dahulu karena hari mulai malam, dan rasa lelah menghampiri Han ma, lelah karena berlatih dan membawa beban yang begitu berat di kaki dan tangan nya,
"sungguh gelang ini begitu menyusahkan" kata Han ma
Kini otot-otot Han ma mulai tampak dengan jelas, di kulit nya yang putih, di tambah dengan bermandikan keringat Han ma berjalan ke gubuk dari tempat latihan nya,
Dan terlihat batu besar tersebut sudah berjarak sekitar 10 meter dari tempat semula,
Setelah mandi dan sarapan malam bersama kakek nya Han ma bergegas masuk kamar,
dalam kamar Han ma tidak istirahat melainkan duduk mengambil sikap lotus dan berkultivasi untuk menambah energi yang terkuras saat berlatih,
Satu jam kemudian
Booommm......
Dentuman kecil terdengar dari tubuh Han ma menandakan bahwa Han ma sekarang sudah memasuki kultivasi tingkat pondasi 🌟 2 awal, berkat latihan nya yang keras dan gelang yang membawa beban di atas normal,
Han ma mampu mencapai batasannya dan merangsang Meridian dalam tubuh nya yang tersumbat kembali lancar dan sukses naik satu ranah.
setelah menstabilkan kekuatan nya Han ma pun membuka mata nya, dan bergumam
"sekarang aku naik tingkat dari pondasi 🌟 1 akhir ke pondasi 🌟 2 awal, sungguh tak sia2 latihan ku tadi" kata Han ma dengan wajah yang tersenyum,
ketika hendak berdiri senyum Han ma pun pudar, dengan helaan nafas Han ma bergumam,
"lupa lagi aku tentang gelang ini," guman Han ma sambil membiasakan diri dengan beban yang tambah berat,
Sekarang berat nya menambah dari per gelang 150 kilo sekarang jadi 200 kilo, dan keseluruhan nya 600 kilo beban yang Han ma bawa setiap saat.
Sekitar setengah jam Han ma mulai bisa menggerakkan tangan dan kaki nya, meskipun agak lambat, Han ma terus mencoba mengangkat kaki mengayunkan tangan, untuk menyesuaikan diri.
sampai setengah jam kemudian Han ma sudah bisa menggerakkan tangan dan kaki nya seperti biasa, bahkan sekarang Han ma bisa loncat-loncat dan mengayunkan tangan dengan biasanya,
merasa cukup bisa menyesuaikan diri dengan beban yang berat Han ma pun langsung terbaring di ranjang nya
Disaat Han ma terbaring, ranjang nya pun langsung ambruk, merasakan itu Han ma pun acuh tak acuh,
"peduli apa" acuh Han ma dan terlelap dalam tidur nya,
Karena hari ini Han ma berlatih begitu keras sampai-sampai ranjang ambruk pun Han ma tam peduli.
Yang ada dalam pikiran Han ma hanya istirahat untuk besok beraktivitas kembali,
Semisal,
bla bla bla si kakek dan ternyata bla bla bla
Misal.
"Ma-er, waktunya untuk makan."
contohnya seperti ini:
Pada suatu hari.... Anniv pergi ke kota Jakarta...
ya ya seperti itu
buat author nya untuk berkarya.
dan jangan lupa mampir di karyaku pertama ku ya./Smile//Smile/