Kesalahan satu malam yang tak disengaja membuat dirinya terpaksa mengandung anak dari mas ipar nya .
Akibat kehamilan itu , satu persatu rahasia mulai terbongkar .
"Kenapa harus serumit ini jalan yang harus aku lalui ".- Naretta
"Meskipun seluruh dunia mencaci dan menolak mu . Ingatlah , masih ada aku yang menjadi garda terdepan untuk melindungi mu ".- Xabiru Kaivan Winata.
"Apapun cobaan nya , kita hadapi sama-sama ".- Dean Agani
akan kah Naretta mampu bertahan dengan segala cobaan dan mempertahankan rumah tangganya ?
simak kelanjutannya cerita nya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Bayi tampan itu begitu nyaman dalam gendongan Naretta . Kaivan yang melihat nya pun tersenyum bahagia .
Kaivan POV on ...
Entah harus dengan apa aku berterimakasih pada wanita yang dengan tulus mau mengandung dan melahirkan penerusku .
Gejolak rasa bahagia tak dapat aku rangkai dengan kata-kata . Kulihat Naretta begitu menyayangi Gala , dengan tak ada rasa benci sedikit pun pada hati wanita itu padahal aku sudah merusak rumah tangganya dan memperk*** nya .
Entah terbuat dari apa hati wanita itu . Jujur saja , aku iri pada Dean yang lebih dulu bisa bersanding dengan Naretta . Wanita cantik dan juga baik hati , bagi ku dia bagaikan malaikat tak bersayap yang bisa menggetarkan jiwa ku .
Kulihat senyumnya terus mereka diwajah nya yang cantik . Siapa pun yang akan melihatnya pasti akan terpesona .
Aku hanya berharap jika nanti Naretta mau menerima pinanganku , aku berjanji akan menjadikan dirinya satu-satunya Ratu dihatiku dan tak akan pernah aku menyakitinya . Dan jikapun dirinya menolak ku , tak apa aku tak akan memaksa . Mungkin aku juga tak akan berniat menikah dengan siapapun .
Aku pernah dengar suatu pepatah yang mengatakan "Jika tidak dengan mu , maka tidak dengan siapapun".
Dan , Yaa .. Itulah yang aku rasakan .
Pov Kaivan Off ...
.
.
"Om .. Tante , terimakasih sudah bantu jaga Gala saat kami pergi ". Ucap Kaivan tulus
"Tak apa nak , Gala juga cucu kami . Iya kan pah ?" jawab Mama Tesa
Papa Anggara mengangguk membenarkan ucapan Mama Tesa .
"Nar .." panggil Kaivan yang menatap Naretta sedang asyik menimang baby Gala .
"Ya mas .." sahut Naretta tanpa mengalihkan pandangannya dari baby Gala .
"Mau ikut pulang ke penthouse?"
Naretta menggeleng pelan ."Aku mau ikut mama sama papa aja . Mulai hari ini aku kembali tinggal dengan orang tua ku ". Ujarnya
Kaivan mendesah kecewa , dirinya berharap Naretta mau tinggal bersama dengannya dipenthouse .
"Mas Kai gak usah khawatir , meskipun aku membawa Gala untuk tinggal bersama ku . Aku tak akan melarang Mas Kai untuk selalu bertemu dengan Gala kapan pun Mas Kai mau ". Kata Naretta seakan tau kekecewaan Kaivan
"Yang dikatakan benar , Nak Kaivan boleh berkunjung kerumah jika ingin bertemu dengan Gala . Dan pintu rumah om dan Tante selalu terbuka buat Nak Kaivan ". Ujar Mama Tessa lembut
Kaivan tersenyum tipis , sejenak dia bisa merasakan jika kebaikan dan ketulusan hati Naretta ternyata menurun dari Mama Tesaa , Papa Anggara sangat beruntung bisa memiliki istri secantik dan sebaik Mama Tesa .
"Terimakasih om , Tante .." ucap Kaivan
.
Bagaikan keluarga yang harmonis , siapa yang melihat nya pasti akan berpikir jika Kaivan dan Naretta adalah sepasang suami istri yang tengah berbahagia karena kelahiran putra mereka .
Apalagi dengan posisi Kaivan memeluk erat pinggang Naretta yang sedang menggendong baby Gala , dan sebelah tangannya membawa tas berisi perlengkapan putra nya . Sudah cocok disebut suami sayang istri .
Sepanjang lorong rumah sakit banyak pasang mata menatap kearah mereka . Tapi kedua nya seolah tak memperdulikan hal itu , toh mereka juga tidak merugikan siapapun .
Tadi saat mereka hendak pulang , tiba-tiba Papa Anggara mendapat telpon dari Asistennya jika ada meeting dadakan dikantor . Alhasil Papa Anggara dan Mama Tesaa berpamitan untuk pulang duluan , mau tidak mau Naretta terpaksa diantar oleh Kaivan .
.
Kaivan membukakan pintu mobil untuk Naretta , setelah memastikan wanita nya duduk dengan nyaman sambil menggendong baby Gala . Barulah Kaivan masuk kedalam mobil dan duduk dikursi kemudi , kemudian perlahan mobil meninggalkan pelataran rumah sakit .
.
.
Disisi lain , kini Dean berniat ingin menjual apartemennya dan membeli rumah dikawasan perumahan minimalis .
Sebelum Dean pindah kerumah baru nya , dirinya menyempatkan untuk mengunjungi Sani dirumah sakit jiwa . Sesampainya disana dia langsung menemui dokter yang menangani Sani selama berada disana .
Dokter mengajak nya untuk melihat keadaan Sani .
Ceklekk ...
Dokter membuka ruang rawat Sani . Terlihat wanita itu kadang menangis , tertawa tak jarang pula Sani juga berteriak mengamuk .
Seperti saat ini , ketika Dean masuk kedalam seketika Sani menoleh dan menatapnya tajam bak pedang yang siap menggores tubuhnya .
"Aakhhh kau pembunuh .. Kau membunuh anak ku Deann .. Kau Kep*r*t .. Aku membenci mu .." teriak Sani hendak melukai Dean tapi kaki nya sudah yang terikat membuatnya tak bisa meraih tubuh Dean .
"Tolong kembalikan anak ku , hanya dia yang kupunya satu-satunya .. Tolong selamatkan putriku .." kini Sani menangis meraung-raung .
Sungguh siapapun melihat kondisi nya pasti akan tidak tega melihat wanita yang biasa nya kuat sekarang jiwa nya berantakan .
Begitu juga yang dirasakan oleh Dean , jujur saja hatinya tersayat melihat wanita yang telah melahirkan anak nya justru mengalami gangguan jiwa . Mungkin juga salah nya yang terlambat menyelamatkan putri nya hingga dia pun harus merasakan kehilangan darah daging nya untuk selama nya .
"Begini lah kondisi Nona Sani tuan , setiap ada perawat masuk dia mengira itu adalah anda . Hanya dengan disuntikan obat penenang barulah nona Sani bisa ditenangkan . Tingkat emosionalnya benar-benar tinggi " ujar dokter menjelaskan .
Dean terdiam , matanya memerah menahan laju air matanya . Sungguh inikah karma yang Tuhan berikan untuk nya ? Ini sudah cukup setimpal dengan dosa nya .
Kejadian ini menjadi sebuah penyesalan besar yang tak akan Dean ulangi lagi .
Kehilangan orang-orang yang dicintai nya secara bersamaan . Semua pria belum tentu sekuat Dean , tapi hidup masih terus berlanjut tak mungkin dirinya hanya berdiam diri meratapi nasib yang sudah terjadi .
Dean yang tak tega melihat kondisi Sani pun langsung berpamitan pada dokter , dan meminta Dokter untuk terus mengobati Sani agar wanita itu bisa hidup seperti sebelumnya . Dan Dean juga berjanji akan selalu mengunjungi Sani saat dirinya senggang .
.
.
.