NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar Naga

Legenda Pendekar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Komedi / Petualangan
Popularitas:238.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Shujinkouron

Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 14 – Taruhan

Xiao Chen kembali ke Vila Pedang Bambu dengan hati yang gelisah, khawatir dirinya telah melakukan suatu kesalahan yang besar karena bertemu dengan Jiang Kun hari ini.

“Setiap tindakanku dapat mengubah sejarah, jika aku tidak hati-hati maka masa depan yang terjadi akan jauh berbeda dengan yang kualami sebelumnya…” Xiao Chen berpikir keras sambil memandangi tiga Ginseng Air dihadapannya.

Salah satu alasan Xiao Chen mengurangi kontak dengan orang lain dari Lembah Seratus Pedang selama setahun terakhir adalah dirinya tidak ingin merubah terlalu banyak hal sampai akhirnya membuat semua tidak berjalan sesuai ingatannya. Bagi Xiao Chen cara paling aman adalah menjadikan dirinya lebih kuat secepat yang dia bisa.

Andaikan Xiao Chen memiliki kemampuan silat yang tinggi maka apapun yang terjadi di masa depan tidak akan menjadi masalah baginya. Sekarang dia khawatir keinginannya untuk memonopoli Ginseng Air terkendala akibat pertemuannya dengan Jiang Kun.

“Tidak ada gunanya aku berpikir semua itu sekarang, sebaiknya aku mencoba khasiat Ginseng Air ini.” Merasa belum bisa menemukan solusi dalam waktu dekat, Xiao Chen memilih untuk memasak ginseng yang paling kecil serta muda diantara ketiga yang berhasil dipanennya.

Ketiga ginseng ini berusia diatas sepuluh tahun, jika Xiao Chen mengkonsumsinya secara langsung maka tubuhnya belum tentu mampu menerima semua nutrisi tersebut sehingga dia memutuskan memasak Ginseng Air itu dengan cara direbus.

Khasiat Ginseng Air yang dimasak demikian berkurang tiga sampai empat puluh persen, sungguh disayangkan tetapi Xiao Chen tidak memiliki pilihan lain. Xiao Chen mengkonsumsi ginseng tersebut dalam sekali telan, sebelum duduk bersila dan mulai berlatih sesuai Kitab Dewa Naga Surgawi.

Tidak lama setelah Ginseng Air itu ditelannya, perut Xiao Chen terasa begitu dingin sementara kepalanya terasa panas. Wajah Xiao Chen sampai memerah dan ada sedikit asap putih keluar dari kepalanya. Proses tersebut berlangsung selama beberapa jam dan Xiao Chen harus siaga setiap detiknya.

Ketika seluruh nutrisi Ginseng Air tersebut berhasil diserap, Xiao Chen menghembuskan nafas dingin dari mulutnya.

Xiao Chen bangkit dari tempat duduknya dan melakukan beberapa gerakan, dia kemudian berdecak kagum setelah merasakan perubahan pada tubuhnya, “Tidak disangka Ginseng Air memiliki khasiat seperti ini, tidak heran begitu banyak yang menginginkan Sungai Rumput Giok di kehidupanku sebelumnya…”

Memang kualitas tulang Xiao Chen masih tetap Tulang Serigala Kuning tetapi kekuatan fisiknya meningkat cukup pesat serta otot-otot tubuhnya menjadi lebih bertenaga, yang pastinya perubahan ini bukan sesuatu yang bisa didapatkan dengan latihan satu atau dua bulan pada umumnya.

Xiao Chen kemudian merenung, setelah merasakan khasiat dari Ginseng Air ini dirinya semakin yakin bahwa akan membutuhkan tanaman tersebut untuk mengubah nasibnya di kehidupan ini.

“Tidak ada pilihan lain, aku akan mencari cara mengurus Ketua Sekte…” Xiao Chen mengaruk kepalanya.

Xiao Chen kemudian melakukan persiapan sebelum kembali meninggalkan Lembah Seratus Pedang melalui jalan rahasia yang dibuatnya.

Kali ini perjalanan Xiao Chen sedikit lebih singkat dari sebelumnya, setelah mengkonsumsi Ginseng Air, stamina dan kecepatan larinya meningkat. Seperti sebelumnya Xiao Chen membuat api unggun barulah dia memasuki Sungai Rumput Giok.

Beberapa saat kemudian Xiao Chen keluar dari sungai dengan dua Ginseng Air dalam genggamannya dalam kondisi tubuh begitu kedinginan.

“Biarpun tenaga fisikku bertambah tetapi toleransiku terhadap suhu dingin tidak mengalami perubahan…” gumam Xiao Chen sambil mengigil hebat.

Xiao Chen menyimpan dua ginseng yang berhasil di dapatnya sebelum mulai menghangatkan tubuhnya di depan api unggun.

“Kau muncul lebih pagi hari ini…”

Tidak lama setelah Xiao Chen kembali mengenakan pakaiannya, Jiang Kun muncul dihadapannya terlihat keheranan. Jelas Jiang Kun bertanya-tanya apa yang sebenarnya Xiao Chen lakukan di tepi Sungai Rumput Giok.

Xiao Chen hanya tersenyum canggung lalu memberi hormatnya, Jiang Kun kemudian mengajak Xiao Chen ke meja batu yang kemarin keduanya datangi untuk bermain catur.

Kali ini meja tersebut tidaklah kosong melainkan ada seorang sepuh lainnya yang sedang duduk di salah satu kursi batu, Xiao Chen mengenali pakaian yang dikenakan kakek tersebut sebagai jubah dari Rumah Tungku Giok, sekte yang memusatkan pelatihan terhadap ilmu pengobatan.

“Kupikir kau tidak akan datang juga hari ini…” Jiang Kun tersenyum tipis pada Kakek tersebut.

“Saudara Jiang, semalam aku mendadak kedatangan tamu penting sehingga tidak bisa menepati janji pertemuan kita.” Kakek itu memberi penjelasan namun tidak terlihat bersalah.

Perhatian Kakek tersebut kemudian beralih kepada Xiao Chen yang berdiri di samping Jiang Kun, “Siapa yang kau bawa ini? Jangan bilang ini keturunanmu, kalian berdua sama sekali tidak memiliki kemiripan.”

“Tua Bangka Huang, hari ini sepertinya aku harus memberimu pelajaran…” Jiang Kun mengulung lengan jubahnya, dia tentu mengerti maksud ucapan tersebut.

“Pelajaran apa yang kau maksud? Seingatku aku masih menang dua ronde darimu sejauh ini.” Kata Kakek itu sambil tertawa kecil.

Xiao Chen berusaha tidak menunjukan ekspresi apapun, tetapi dia bisa menebak identitas dari Kakek di hadapannya. Hanya ada satu orang dari Rumah Tungku Giok yang bisa bersikap demikian pada Jiang Kun yaitu Ketua Sekte Rumah Tungku Giok, Huang Dan.

“Chen’er, sepertinya aku harus menunda permainan denganmu, perhatikan kami bermain dulu…” bisik Jiang Kun pada Xiao Chen.

Xiao Chen hanya bisa menurut, dia memandang kedua sesepuh itu mulai beradu keahlian bermain catur. Xiao Chen menonton pertandingan tersebut dari samping meja.

Kemampuan permainan Jiang Kun dan Huang Dan bisa dikatakan berimbang, kekalahan bisa tercipta karena satu kesalahan langkah saja dan dalam ronde ini, Jiang Kun yang melakukan kesalahan.

“Setelah tiga tahun akhirnya aku kembali unggul tiga kemenangan.” Huang Dan tertawa lepas tanpa peduli tubuh Jiang Kun yang bergetar hebat.

Jiang Kun segera kembali tenang dalam beberapa tarikan nafas, “Hari ini kondisi pikiranku sedang tidak baik karena banyaknya masalah sekte sebab itu kau cukup beruntung bisa menang dariku.”

“Tua Bangka Jiang, omong kosong apalagi yang kau katakan? Setiap kali kalah selalu saja sama alasanmu.” Huang Dan terkekeh.

Jiang Kun mendengus kesal karena dia menyadari Huang Dan akan habis-habisan mengolok dirinya, “Kali ini sungguh benar, dengan permainanmu yang begitu buruk hari ini bahkan Chen’er bisa mengalahkanmu.” Jiang Kun menepuk pundak Xiao Chen, membuatnya terkejut.

Huang Dan menaikan alisnya, dia merasa Jiang Kun sudah kehilangan akal sehat karena kalah darinya. Menurut Huang Dan mustahil Xiao Chen mampu mengalahkannya dalam permainan catur.

“Tua Bangka sepertinya kekalahanmu kali ini memang berkaitan dengan pikiranmu yang bermasalah…” Huang Dan berusaha terlihat serius saat berkata demikian tetapi terlihat jelas dirinya sedang menahan tawa.

“Oh, Tua Bangka Huang jika kau begitu percaya diri bagaimana jika kita bertaruh?” Senyum Jiang Kun melebar dengan cepat.

 

 

1
PapaNoKen03
/Joyful//Joyful//Joyful/
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
Ari Chutez
ak jg balik lagi
Herman Zulkarnain
Luar biasa
Asri
mantap alur ceritanya
Andrian Pesik
karya ini sangat menarik dan luar biasa
PujaKelana
Kecewa
PujaKelana
Biasa
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
Yudi Priadi
namanya cerita ya begitu
Yudi Priadi
memulai petualangan
Yudi Priadi
mulai konfliktiba
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
Yudi Priadi
mulai menanam budi
sahar ludin
neks
sahar ludin
mantap
Guntursyam Asmara mantap banget
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!