NovelToon NovelToon
Between Us

Between Us

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rose Skyler

Elora percaya bahwa cinta adalah segalanya, dan ia telah memberikan hatinya sepenuhnya kepada Nolan, pria penuh pesona yang telah memenangkan hatinya dengan kehangatan dan perhatian. Hidup mereka terasa sempurna, hingga suatu hari, Nolan memperkenalkan seorang teman lamanya, kepada Elora. Dari pertemuan itu, segalanya mulai berubah.

Ada sesuatu yang berbeda dalam cara mereka bersikap. Perhatian yang terlalu berlebihan, dan senyuman yang terasa ganjil. Perlahan, Elora mulai mempertanyakan kebenaran hubungan mereka.
Apakah cinta Nolan kepadanya tulus, atau ada rahasia yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Skyler, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Kecewa

"El, maafkan aku," ujar Nolan begitu kembali setelah menelpon, namun dia tampak terburu-buru

"Ada apa kak?" 

"Aku harus ke rumah sakit sekarang, ada urusan mendesak. Kamu nggak apa-apa kan, kalau pulang sendiri? Atau.. Alden, apa kamu bisa mengantarnya pulang?" 

"Nggak perlu kak," potong El, sebelum bosnya menjawab. "Aku bisa pulang sendiri. Kak Nolan pergi aja kalau memang mendesak," 

"Baiklah, aku pergi dulu," ujarnya lalu memeluk kekasihnya dan memberikan kecupan singkat dikeningnya. Setelah itu Nolan langsung bergegas pergi

El menghela napasnya dengan berat, menatap kepergian kekasihnya dengan lesu. Kenapa rasanya susah sekali baginya untuk bisa menghabiskan waktu bersama. Padahal dia juga ingin seperti pasangan pada umumnya, yang bisa berkencan seharian. Jalan-jalan, nonton, dan makan bersama.

"Kecewa?" 

El langsung menoleh, dia sampai lupa akan keberadaan bosnya. Namun El hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Alden, karena ujung-ujungnya dia pasti akan mencibirnya..

"Terlalu kecewa hingga tidak bisa berkata-kata?" ujar Al sarkas

Akhirnya El menatap pria yang duduk di hadapannya. Namun dia terkejut melihat tatapan pria itu yang begitu dingin, menusuk. 

El terlalu malas untuk berdebat dengannya, dia lebih memilih untuk tetap diam dan pergi. "Saya permisi dulu Pak," ujarnya lalu berdiri dan beranjak sembari mendorong trolly belanjaannya

"Dia seorang dokter, wajar kalau ada urusan darurat yang tiba-tiba dan mengharuskannya pergi. Harusnya kamu bisa lebih memahaminya." Ujar Al, tidak disangka dia mengikuti El. "Jangan bertingkah seperti anak kecil!"

El sontak menghentikan langkahnya dan menatap bos nya dengan kesal. "Jadi menurutmu aku tidak memahaminya? Dan seolah-olah hanya kamu yang paling memahaminya." Balas El dengan menunjuk pria di hadapannya, dia bahkan sudah tidak mempedulikan tentang status atasan dan bawahan

El lantas tersenyum miring, "iya sih, sejak awal kan kamu memang menganggap ku anak kecil yang bodoh, yang nggak ngerti apa-apa. Dan nggak bisa memahami urusan orang-orang dewasa macam kalian," setelah menumpahkan kekesalannya, El bergegas melanjutkan langkahnya, meninggalkan Al yang masih terpaku di tempatnya.

***

Hari-hari biasa di kantor. Jadwal siang ini, Alden akan rapat diluar dengan rekan bisnisnya. El sudah menyiapkan semua berkasnya, tinggal menunggu waktu berangkat.

Alden keluar dari ruangannya, diikuti oleh Dani. Dia langsung menghampiri meja El, "berkasnya sudah siap kan?"

"Kamu juga ikut meeting di luar?" 

"Iya, kan memang aku sama Pak Al yang meeting hari ini," El tampak bingung , lalu Dani melanjutkan. "Kamu belum tahu, kamu nggak ikut meeting kali ini, tapi Pak Al ada tugas lain buatmu," lalu Dani menjelaskan pekerjaan yang seharusnya adalah tugasnya. Namun Alden menyuruh mereka untuk bertukar tugas.

"Kamu mengerti kan?" El hanya mengangguk. "Inget jangan sampai telat, Bu Anis tidak suka orang yang tidak tepat waktu, dia akan langsung mencoret mu kalau membuatnya kecewa," 

Setelah serah terima tugas, Dani melenggang pergi mengikuti bosnya. 

"Sepertinya dia masih marah, karena perkataan ku padanya tempo hari," gumam El.

El langsung menggelengkan kepalanya, dan tidak ingin memikirkannya lagi, dia bergegas menyiapkan berkas untuk bertemu dengan Bu Anis. Dia hanya perlu menemui orang tersebut untuk menandatangani dokumen perjanjian. 

Elora segera berangkat menuju kantor Bu Anis, yang jaraknya lumayan jauh. Masih sekitar 1 jam lagi sebelum janji bertemu. Menurut perhitungannya, dia bisa sampai tepat waktu. Namun, tidak ada yang bisa memprediksi apa yang bisa terjadi di jalanan.

Bruakkkk...

Sebuah mobil didepannya, tiba-tiba menabrak pembatas jalan lalu terguling. Asap mengepul dari dalam mesin mobil itu. Taksi yang ditumpangi El ikut berhenti. Akan tetapi orang-orang yang melihatnya tidak bergegas untuk turun membantu

Tanpa pikir panjang El berlari menuju mobil yang terguling itu.

"Mbak, jangan kesana..bahaya, bisa meledak mobilnya!" Teriak sang supir tapi tidak digubris olehnya

El berusaha membuka pintu mobil yang terbalik itu namun tidak bisa. Ia kebingungan, lalu mencari batu untuk memecahkan kaca mobilnya. Saat ia berusaha keras, beberapa orang akhirnya ikut datang dan membantunya.

Mereka ikut memecahkan kaca mobil itu.

Setelah El berhasil memecahkan kacanya, dia langsung menarik seorang anak laki-laki yang masih sadar, namun dengan luka di kepalanya. Dia menggendong anak itu pergi menjauh. Lalu kembali untuk menolong anak perempuan yang masih di dalam.

Beberapa orang itu berhasil menolong sang supir dan seorang perempuan. Tinggal seorang anak perempuan yang tidak sadarkan diri. Cukup sulit bagi El untuk mengeluarkannya. Sementara, terlihat percikan api dari mesin mobil.

"Cepat pergi mbak, mobilnya akan meledak!" Ujar seorang pria. Namun El tidak menghiraukannya. Dia terus mencoba menarik garis kecil itu, hingga akhirnya terlepas. 

Dia segera berlari membawanya menjauh. Semua orang berteriak, berseru agar dia cepat menyingkir. 

Duarrr... 

Mobil itu benar-benar meledak. El jatuh tersungkur bersama dengan gadis kecil yang digendongnya. Beberapa orang langsung membantunya berdiri dan menjauh. 

"Kamu berani sekali mbak, nyaris saja tadi." Ujar seorang bapak-bapak

Tidak lama, polisi dan juga ambulan berdatangan. Mereka langsung membantu para korban untuk dibawa ke rumah sakit. Sebelum naik, anak lelaki yang dia selamatkan, datang menghampiri.

"Kakak ayo ikut ke rumah sakit juga," 

"Kakak tidak bisa ikut, kakak masih bekerja. Kamu bisa menghubungi keluargamu kan.?" tanya El memastikan

Anak itu mengangguk, "tapi, kakak juga terluka," ujar sang anak sembari menunjuk lengan El yang berdarah, akibat terkena kaca mobil.

Dia bahkan tidak menyadarinya, dan tidak merasakannya, karena panik. Dia lantas tersenyum hangat, "ini hanya luka kecil, tidak apa-apa. Kamu cepat pergi, gadis kecil itu harus segera dirawat," ujar El seraya menunjuk gadis yang tadi ia selamatkan. 

"Nama kakak siapa?" Tanya anak itu

"Elora, kamu bisa panggil kak El. Sekarang kamu cepat naik ke ambulan ya," titah El, yang dibalas anggukan oleh anak itu

"Terimakasih kak El. " Ujarnya lalu segera berlari naik ke ambulan 

"Mbak, berani banget. Saya tadi sampe deg-degan lihat nya," ujar sopir taksi. "Mbak nggak mau ke rumah sakit dulu?" Ujarnya setelah melihat darah di lengan El

"Nggak perlu pak, ini hanya goresan kecil." Setelah itu, El kembali ke taksi dan membersihkan lengannya dengan tisu.

Sesampainya di kantor Bu Anis, waktu sudah lewat setengah jam. Ia langsung menuju ke resepsionis untuk minta bertemu dengannya. 

"Sayang sekali anda terlambat. Bu Anis sudah pergi setengah jam yang lalu," ujar sang resepsionis

"Kalau boleh tau, pergi ke mana ya?"

"Kalau soal itu kami juga tidak tahu, yang lebih tahu sekretarisnya."

El lalu mencoba untuk bertemu dengan sekretaris bu Anis. Untung saja dia mau bertemu. 

"Bu Anis sudah membatalkan rencana kerja sama nya," ucap seorang wanita begitu menemui El. Dia adalah sekretaris Bu Anis

"Kenapa dibatalkan? Mungkin saya bisa menemuinya, kalau boleh tahu, beliau pergi ke mana?"

"Kamu masih tanya kenapa? Dia tidak suka orang yang tidak tepat waktu, dan kamu sudah membuang waktunya. Maka dari itu, dia tidak berminat lagi pada kerja sama ini," ujarnya tegas

"Tapi, saya ingin mencoba menemuinya. Kamu kasih tahu saja di mana dia?"

"Ngotot banget sih! Aku kasih tahu ya, percuma saja kalau kamu menemuinya. Kalau beliau sudah kecewa, beliau tidak akan mendengarkan mu, apa pun yang kamu katakan. Jadi, kamu pergi saja.!" Pungkas wanita itu lalu beranjak pergi

El telah gagal dalam tugas kali ini, apalagi sebelumnya, dia juga telah menyinggung bosnya. Dia kembali ke kantornya dengan lemas. Dia pasrah jika memang akan dipecat hari itu juga.

El kembali ke mejanya, dan melanjutkan pekerjaannya. Tidak lama, Alden kembali dengan raut wajah dinginnya. Dia berhenti tepat di depan meja El.

"Tidak bisakah kau melakukan sesuatu dengan benar?" Ujar Alden dengan kesal. "Kau hanya diminta untuk mengantarkan dokumen untuk ditanda tangani. Bisa-bisanya kau gagal untuk hal sepele seperti ini." Alden lalu kembali ke ruangannya, dan menutup pintunya dengan keras.

*

*

1
Yuri Lowell
Gue ga bisa berhenti baca!!
Rose Skyler: udah ada bab baru kak😊
total 1 replies
Libny Aylin Rodríguez
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
Rose Skyler: sudah up kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!