NovelToon NovelToon
Kesalahan Fatal

Kesalahan Fatal

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: veli2004

Desya yang terlahir dari keluarga sederhana ia dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang lelaki yang dimana lelaki itu inti dari permasalahannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon veli2004, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

malam pertama

Evan terlihat bahagia ketika menyapa tamu yang dimana ia adalah seorang wanita yang sangat cantik berpakaian elegan yang mampu memikat siapapun yang melihatnya.

Entah siapa wanita cantik yang sedang berbicara dengan Evan mereka berdua tertawa bahagia tapi tawa serta senyuman itu hanya untuk orang lain dan tidak untukku.

Aku memalingkan pandanganku kearah lain agar tak terlalu berlarut dalam kesedihan itu, sekarang waktu telah menunjukkan pukul 18:00 sangat tak terasa padahal aku baru saja duduk sebentar disini.

Ketika kedua orang tuaku pulang akupun memilih beristirahat dikamar lalu mengganti pakaianku dengan pakaian biasa.

Aku membantingkan tubuhku keatas kasur empuk yang sangat cantik itu dengan dihiasi bunga mawar merah yang membuat pesonanya semakin indah dipandang.

Mataku tertuju pada sebuah kotak kecil diatas lemari kamar Evan yang dimana itu menjadi kamar kita berdua, rasa penasaran ku mulai datang.

Aku mendekati lemari tersebut, belum sempat aku mengambil kotak kecil itu tanganku langsung ditepis oleh seseorang.

"Apa yang kamu lakukan? kamu tidak sopan dirumah orang lain rupanya" Ucap Evan yang sudah berada di belakangku.

"Maaf aku hanya penasaran dengan kotak kecil itu tuan" jawabku dengan suara yang gemetar.

Jujur saja aku sangat takut bila dekat dengan lelaki ini walaupun dia telah menjadi suamiku, ekspresi nya yang tak pernah ceria kepadaku seolah-olah dia membenciku.

"Jangan sesekali mengambil kotak itu, bukan hak mu! " sentak Evan yang membuat tubuhku gemetar ketakutan.

Aku hanya menganggukkan kepalaku, menurut atas apa yang ia ucapkan.

Tanpa aba-aba Evan memegang pinggang ku yang membuatku terkejut dan merinding atas apa yang ia lakukan, dia mendorongku hingga tubuhku tertahan oleh meja yang berada dibelakangku.

Mata kami saling bertatapan beberapa menit, aku hanya menatap wajah tampan lelaki yang menjadi suamiku, tatapan Evan sangat tajam.

"Kenapa? " tanyaku dengan suara yang pelan.

Namun, pertanyaan yang aku lontarkan kepadanya sama sekali ia tak gubris, Evan masih terus memandang wajahku tanpa mata yang berkedip.

Itu membuatku sangat gugup dan juga takut dengan tatapan mematikan yang diberikan Evan, aku jadi tidak nyaman bila berada di dekatnya lebih tepatnya aku gugup dengan keadaan ini.

Evan mendekatkan wajahnya ke wajahku sehingga wajah kami sangat dekat sekali, hembusan nafas Evan sangat panas.

"Tuan" teriak seseorang diluar kamar kami yang membuatku dan juga Evan terkejut, refleks kami melihat kearah pintu kamar.

"masuk" sahut Evan, kemudian seorang lelaki membuka pintu lalu masuk.

"Ada apa? " Tanya Evan.

"Ini semua berkas yang anda minta waktu itu Tuan" jawab lelaki itu dengan memberikan beberapa lembar kertas berwarna cokelat.

Sudah jelas berkas itu pasti penting untuknya itu berkaitan dengan pekerjaan Evan .

"Kamu boleh pergi" ucap Evan lalu meletakkan berkas tersebut kedalam lemari.

Evan berjalan menuju kamar mandi dengan membawa handuk di punggungnya, saat sudah tak kelihatan aku pun memilih untuk merebahkan tubuhku diatas kasur empuk itu.

"wangi sekali" gumamku.

Saat akan menutup kedua mataku aku dikagetkan dengan suara kasur yang goyang seperti ada yang naik ke atasnya aku langsung membalikan tubuhku untuk melihat siapa.

Ternyata Evan, dia sudah berada diatas tubuhku tanpa pakaian hanya menggunakan handuk berwarna putih, rambutnya masih basah namun aroma sampo yang ia gunakan sangat wangi.

"Sampo apa yang kamu gunakan? " tanyaku dengan polosnya.

Evan tak menjawab pertanyaanku wajahnya kemudian didekatkan ke wajahku aku bisa dengan jelas merasakan nafas Evan yang naik turun.

Bibirnya kemudian ditempelkan kebibirku yang dimana itu adalah satu ciuman panas yang diberikan olehnya, aku menikmatinya.

Dia kemudian mengecup leherku yang membuatku merinding dan geli, tanganku refleks memegang dada Evan.

Tubuhku memberikan respon dengan cepat kepada Evan, aku tak tahu kenapa bisa begini aku hanya pasrah karna memang ini nikmat.

Tak hanya itu desahan kecil pun kemudian aku keluarkan yang membuat Evan semakin liat, dia menurun kebawah dan membuka kedua pah* ku.

Aku hanya menurut saja sesaat kemudian rasa sakit yang baru ku alami sangat terasa saat Evan menghantam bagian intimku.

Aku mengigit bibirku dan juga kedua tanganku memegang erat bantal yang berada disampingku, Evan mengecup lagi leherku, air mataku berjatuhan menahan sakit yang luar biasa itu.

Beberapa menit setelah Evan puas aku tergeletak lemas dengan rasa sakit yang tak bisa aku utarakan.

"Lemah sekali" ucap Evan kemudian turun dari kasur dan meninggalkanku sendirian di kamar itu.

"Dasar, kamu bahkan tidak tahu gimana rasa sakitnya sial*n lelaki gil*" umpat ku saat dia tak terlihat lagi.

Teriakan-teriakan dari kicauan burung membuatku terbangun dari tidur nyenyak, aku me ngusap kedua bola mataku dan saat aku hendak bangun tiba-tiba saja semua tubuhku sangat sakit apalagi dengan daerah intimku.

“sial*n“ Umpat ku dalam hati.

Aku memaksakan untuk turun dari kasur menuju kamar mandi yang memang kamar mandi tersebut berada dalam kamar kami.

Setelah selesai mandi aku memilih turun namun, rasa sakit itu selalu saja membuatku risih dan enggan untuk berjalan.

"Kemana tuan Evan? " Tanyaku kepada seorang pelayan yang sudah selesai menyiapkan sarapan pagi.

"Tuan sudah berangkat kerja Nyonya" sahutnya.

"Baiklah kalau begitu" jawabku yang langsung meninggalkan ruang makan tersebut.

Sementara para pelayan lainnya hanya memperhatikanku dengan tatapan yang aneh entah mengapa aku pun tak tahu.

"Ruangan apa ini" Ucapku saat sudah masuk kedalam ruangan yang berada di ujung .

Ruangan itu seperti gudang namun sangat luas dengan diisi barang-barang yang sudah kusam dan rusak serta ada beberapa barang yang sudah tak terpakai walau masih sangat bagus.

"Foto? ".

Aku mengambil sebuah foto yang berada dibawah lantai tersebut, aku mengamati foto itu dengan seksama. Yang dimana didalam foto itu ada Evan serta wanita yang sangatlah tak asing seperti pernah bertemu dengannya namun entah dimana.

Foto itu ku letakkan kembali ditempat semula aku melihat-lihat lagi sekitar ruangan itu seperti barang-barang lainnya yang mungkin cukup menarik untuk dilihat.

Diruangan itu juga ada beberapa lukisan yang ditutupi dengan kain putih, aku yang penasaran mendekat kearah lukisan itu lalu membukanya.

"Sangat cantik" gumamku.

Hari ini hari minggu yang dimana juga hari libur ditempat kerjaku, aku memang memilih untuk terus bekerja agar tak merepotkan Evan.

Suasana dirumah yang kami tinggali itu sangatlah sejuk dengan dibelakang rumah itu di tumbuhi bunga yang banyak serta ada tempat duduk dan juga ayunan.

Aku duduk di ayunan itu dan melihat pemandangan yang sangat cantik dengan dihiasi berbagai macam bunga. Serta udaranya yang sejuk membuatku sangat nyaman bila berada disini.

1
Menteng Jaya
masih lanjut kan thor
vell: iya msih
total 1 replies
Menteng Jaya
thor lanjutin dong kebiasaan deh berhenti ditengah jln
Menteng Jaya
kenapa didalam rumah evan ga ada satupun yg ngobrol sama sya sih thor?.
♥\†JOCY†/♥
Terima kasih telah membuat kami terhibur dengan cerita yang luar biasa ini. Semoga terus sukses 🙏
Matsuri :v
Cerita seru banget, gak bisa dijelasin!
Myōjin Yahiko
Sempat lupa waktu sampai lupa mandi, duh padahal butuh banget idung dipapah😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!