Tak ada yang bisa menebak akhir dari sebuah perjalanan Cinta, bahkan kadang buta akan Serigala berbulu Domba.
Tak pernah menyangka akan akhir yang begitu tragis, sebuah pengkhianatan dari orang yang dicintai, bahkan bertahun-tahun menjalin ikatan, namun nyatanya hanya sebuah tipuan.
Apalagi kalau bukan demi harta dan tahta, itulah yang menjadi tujuan utama, tidak perduli akan kasih dan sayang yang di utarakan, dan Luka akan tetap Sakit pada Akhirnya.
Jangan bilang Tuhan tidak pernah adil pada kehidupan, pada kenyataannya DIA membuat apa yang di Tanam akan di Tuai, Sakit yang dirasakan tak akan sia-sia, luka yang tertoreh pasti akan ada obatnya, terkadang rasa sakit membuat kita menjadi Luar biasa.
Begitulah keajaiban kehidupan, akan tertulis dalam Novel you're AMAZING, perjalanan seorang wanita dengan semua lukanya, mampu bangkit dan berdiri kembali bersama dengan Laki-laki yang luar Biasa.
Salam sehat, semangat dan jangan lupa bahagia...Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ini Baru awal
Seperti yang dijanjikan, kini Sifa sudah berhadapan dengan CEO Sparta Group, rupanya seorang laki-laki muda yang mungkin seusia dengan Than.
"Wah, maaf saya baru saja dikabari jika ada undangan penting dengan sang Direktur perusahaan TRULA GROUP, dan rupanya_?"
"Iya Tuan Charlie, sekarang bukan lagi saya yang menjadi direktur TRULA GROUP, perkenalkan Nona Sifa, Ibu Direktur" sahut Rusman menjelaskan.
Charlie manggut-manggut mengerti, lalu kemudian mereka bersalaman, Sifa memberikan senyuman sopan begitu juga sebaliknya.
Sebuah surat perjanjian dikeluarkan, karena Sifa tak ingin ber basa-basi tanpa sebuah bukti, dan apa hasilnya?, seperti yang telah diperkirakan oleh Sifa, sang CEO Sparta Group sangat terkejut.
"Tunggu, kenapa surat kontrak kerjasama berubah jadi seperti ini?"
Mendengar hal itu, bukan Sifa yang nampak panik, namun jelas terlihat disana Rusman dan Hans sangat gelisah.
Amelia tak membiarkan begitu saja, mungkin keahliannya adalah merubah kepribadian sesuai dengan situasi yang ada, melembutkan suaranya dan mendekati sang Bos dengan sebuah penjelasan, Sifa yang melihatnya merasa risih sendiri.
"Begini Tuan Charlie, sebenarnya saya mungkin lupa memberitahu anda tentang kontrak kerjasama yang telah diganti waktu itu, dan yang di tunjukkan oleh Sifa saat ini adalah yang terbaru"
"Jangan lancang memanggil direktur perusahaan TRULA GROUP seperti itu, perbaiki panggilan mu!" Charlie nampak tak senang dengan apa yang dilakukan Amelia.
Amelia terkejut, sementara Sifa hanya melihatnya dengan senyuman tipis, membuat darah Amelia semakin mendidih dibuatnya.
"Iya Tuan Charlie, maaf"
Charlie lalu menatap Sifa dan meminta maaf atas perlakuan anak buahnya yang kurang pantas.
"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, saya tidak mungkin melakukan kontrak kerjasama seperti ini Nona Sifa, apalagi disini jelas keuntungan yang tidak sama, saya hanya mendapatkan keuntungan 30 persen saja, ini gila!" Ucap Charlie.
"Okey, lalu bagaimana?, dan mungkin anda mau melihat perjanjian awal sebelum diganti?" Ada seringai di bibir Sifa.
Sontak Amelia, Hans, dan Rusman terperanjat, itu artinya Sifa akan menyerahkan perjanjian awal yang sengaja dirubah tanpa persetujuan.
Charlie segera mengambil berkas yang disodorkan oleh Sifa, dan membacanya, benar saja, Charlie terkejut dan membenarkan itu semua, jika yang dia tandatangani waktu itu dalah surat kontrak kerjasama yang sekarang ini di bacanya.
"Okey, berarti ada pemalsuan disini, dan apa anda tau?, perusahaan anda menerima uang ganti rugi dari kesalahan kontrak yang wantu itu di lemparkan ke salah satu anak buah pak Rusman sejumlah 500 juta, apa anda benar menerimanya?"
"Apa?!" Charlie semakin terkejut dibuatnya, karena tidak ada uang sejumlah yang disebutkan masuk ke dalam perusahaannya.
Sontak pertikaian mulut pun terjadi antara Charlie dan juga Amelia, berakhir dengan Sifa yang kini tertawa di dalam Toilet sebelum dirinya pulang.
"Ini baru awal, dan lihat saja bagaimana kalian akan membayar satu persatu"
Saat Sifa akan keluar dari Toilet yang masih berada di area Resort itu, terdengar suara cek Cok laki-laki dan perempuan, Sifa tidak jadi membuka pintu toilet dan mendengarkan.
"Apa yang harus aku lakukan beb, ini juga rencanamu dan juga pak Rusman"
"Aku tidak tau, dan aku tidak menyangka jika Sifa akan menjadi atasanku pada akhirnya"
"Itu karena kau dan pak Rusman terlalu bodoh membiarkan semua itu, kenapa kalian tak menggunakan segala cara untuk menggagalkan hal itu"
"Kita tak bisa berbuat apapun didepan Tuan Than, kau tau kan siapa Tuan Than?" Ucap Hans.
Amelia semakin terkejut saat satu nama itu disebutkan, tak habis pikir bagaimana Sifa bisa berada di lingkaran orang ternama seperti Than, bahkan Amelia tau bahwa sosok Than tak mudah tersentuh oleh siapapun selama ini.
"Aku tidak mau tau, cari jalan keluar kalian menghadapi Tuan Charlie, jangan sampai dia memecat ku" Akhirnya Amelia menutup pembicaraan.
Brak!
Terdengar pintu toilet tertutup, rupanya Amelia masuk dan menutup pintu, sementara Hans masih di luar berdiri terdiam dengan wajah yang kusut.
Kesempatan bagi Sifa, dia keluar perlahan dan mengejutkan Hans yang kini ada didepannya.
"Ada masalah?" Senyum Sifa di pertontonkan di depan mata Hans.
Hans yang masih di penuhi dengan kegelisahan dan emosi, merasa di rendahkan oleh Sifa yang tengah tersenyum penuh kemenangan didepannya.
Lalu dengan cepat, Hans menyambar tangan Sifa dan menyeretnya keluar, tak peduli lagi akan posisinya sebagai bawahan wanita yang kini berteriak menolak tapi tak di hiraukan nya.
"Apa.yang sudah kau rencanakan Sifa!" Teriak Hans penuh emosi.
Sifa tertawa, lalu melawan tatapan Hans dengan penuh misteri.
"Aku hanya meletakkan sesuatu ditempatnya, apa itu salah?" Ucap Sifa.
"Brengsek!, kau ingin membalas kami semua bukan?"
"Membalas?, memangnya apa yang kalian lakukan padaku hingga harus aku balas, bisa jelaskan padaku?" Ucap Sifa dengan senyuman menantang.
"Kau benar-benar berani, jangan pikir bisa berbuat semau mu!"
"Memangnya apa yang bisa kau lakukan jika aku berbuat semau ku?, ingat siapa dirimu sekarang, dan jika kau tidak terima, surat pengunduran dirimu masih aku terima dengan tangan terbuka" sahut Sifa.
"Sialan, aku tidak akan mengundurkan diri dan lihat saja nanti!" Hans langsung menarik tubuh Sifa dengan mencengkeram pergelangan tangannya.
"Apa yang kau lakukan, lepaskan!" Sifa memberontak saat bibir Hans hampir saja menyentuh bibirnya, sakit pergelangan tangannya tak di pedulikan lagi.
Sekuat tenaga Sifa menghindari, dan beruntung ada seseorang yang lewat dan membuat Hans melepaskan, Sifa langsung berlari pergi, dan masuk kedalam mobilnya untuk segera keluar dari sana.
Menuju ke perusahaan TRULA GROUP tak terpikirkan sama sekali oleh Sifa, rasanya apa yang baru saja terjadi membuatnya trauma, dengan amarah di dadanya, Sifa menuju ke MEGATHAN Company.
"Aku ingin bicara sekarang juga, bisakah aku memecat mereka semua!" Ucap Sifa yang masuk begitu saja ke ruangan Than dengan nafas yang masih terengah-engah.
Than menghentikan kegiatannya, lalu menatap Sifa yang masih berdiri di depan mejanya.
"Duduklah, kau kenapa?" Tanya Than dengan tenang.
Sifa memejamkan matanya sejenak, mengontrol emosinya dan kini duduk, Than mengambilkan air minum, lalu Sifa menyambarnya dan segera menghabiskannya.
Dirasa cukup tenang, Sifa menceritakan apa yang terjadi, panjang kali lebar, berharap Than akan mendukungnya untuk menghabisi karir mereka semua yang sudah membuatnya hancur waktu itu, namun_
"Okey, dengarkan ini baik-baik, karena aku tak akan mengulanginya" ucap Than.
Sifa terdiam, menatap Than yang nampak masih tenang di tempat duduknya, bahkan Sifa berpikir, apa sebenarnya memang Than tak perduli sama sekali dengan apa yang terjadi akan dirinya.
"Jika kau memecat mereka, sesuai SOP perusahaan, pesangon akan diberikan, mengingat jabatan mereka cukup tinggi, jumlahnya pasti akan menguras uang perusahaan, dan setelah mereka hengkang dari hadapanmu, apa yang bisa kau lakukan hem?, aku yakin, kau tidak akan bisa menyentuh mereka lagi, lalu_, bagaimana kau bisa membuktikan bahwa kau tidak bersalah?, yang ada, tindakanmu akan menguatkan image jelek banyak orang, jika kau tidak senang pada mereka karena tuduhan yang mereka lakukan dulu dianggap benar adanya"
Deg
Sifa terkejut, dan tak pernah berpikir hal itu sama sekali, hingga membuatnya kini terdiam dan menghela nafas panjang.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?"
"Aku selalu bilang, jangan terlalu berpikir sederhana, kau cerdas dan manfaatkan kecerdasanmu dengan baik, jika perlu buat mereka menjadi satu"
Sifa terkejut, membuat mereka menjadi satu?, apa itu tidak berbahaya, mereka akan semakin kuat saat bersatu bukan?, itu terlalu beresiko, begitulah isi pikiran Sifa.
"Tapi itu terlalu berbahaya, mereka akan_"
"Itu dulu saat kau di bawah kekuasaan mereka, ingat Honey, sekarang kau yang berkuasa, apa kau lupa?" ucap Than.
Sifa terdiam, lalu mengangguk mengerti dan segera berdiri untuk kembali, namun langkahnya terhenti saat Than tiba-tiba saja sudah berada sangat dekat di belakangnya.
"Kau mengejutkan ku" ucap Sifa terkesiap.
"Lihat lenganmu" Than menjulurkan tangan kanannya, berharap tangan Sifa segera ada disana.
"Aku tidak apa-apa" Sifa justru segera menyembunyikan, rasanya akan malu jika terlihat lemah di depan Than.
Than tak menghiraukan ucapannya, lalu menyambar tangan Sifa dan melihat luka memar di kedua pergelangan tangannya.
"Laki-laki brengsek itu yang melakukan hal ini?" Tanya Than.
Sifa ragu, tapi akhirnya mengangguk perlahan,
Than menghela nafas panjang, lalu melakukan sulap yang pernah dilakukan, tangan Sifa pun kini terasa nyaman.
Hola, apa lagi yang akan terjadi nantinya, yuk aku tunggu komen Dahsyatnya, LIKE, VOTE, HADIAH dan tonton IKLANNYA.
Bersambung.
msh hrs nyembuhin traumanya 😁
kan kubilang syifa hrs pakai pengawal
gimana-gimana kalau pengen lebih gampang kok, di sahkan aja dulu biar halal ya toh 😅😅😅