Warning!!!
ini hanya sebuah cerita kayalan belaka, bukan area bocil, jika tidak suka silahkan skip.
Tolong juga hargai karya ini dengan memberikan LIKE untuk mengapresiasi karya ini, VOTE atau GIFT sangat berharga buat kami para penulis, terima kasih sebelumnya.
-------
Berkali-kali mengalami kegagalan dalam pernikahan membuat seorang janda muda yang umurnya belum genap 24 tahun nan cantik jelita bernama Sisilia Aramita memutuskan untuk tidak akan menikah lagi seumur hidupnya. Meskipun statusnya janda namun ia masih tatap perawan.
Ia sudah bertekat, jika menemukan pria yang menurutnya tepat ia akan menyerahkan dirinya pada orang itu dan hanya akan menjalani hubungan tanpa ikatan pernikahan.
Hingga ia bertemu dengan seorang pengusaha tampan bernama Jackson Duran, yang membuat dunianya jungkir balik.
Apakah Jackson bisa merubah pendirian Sisilia untuk mau menikah kembali ataukah ia akan gagal mendapatkan cinta Sisilia.
Yuk simak bagaimana kisah mereka berdua...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cafe Starbass
Saat Arman termenung di depan pusara Alan, tiba-tiba ada seseorang yang meletakkan mawar putih di atas pusara itu. Ia pun menoleh melihat siapa yang sudah meletakkan bunga itu.
Dahinya mengerut, ia sedang mengingat-ingat siapa yang berdiri di sebelahnya. Wanita paruh baya yang masih sangat cantik di usianya, penampilannya pun juga modis seperti wanita sosialita.
"sedang apa kamu di depan pusara anakku" ucap wanita itu yang tak lain adalah Martha mamanya Alan
Seketika Arman teringat, dua kalinia bertemu dengan wanita yang berada di sebelahnya itu. Wanita yang sangat baik yang memberinya nasehat sewaktu Sisil memperkenalkan dirinya pada wanita yang telah menjadi mantan mertuanya.
"saya bingung mencari Sisil kemana, apakah tante tahu keberadaan Sisil?"
"kenapa kamu mencarinya di sini? Jelas tidak ada" ucap mamanya Alan sedikit kesal. Ia masih kesal pada anak muda yang berada di sampingnya itu. Karena pria itu Sisil pergi entah kemana.
"biasanya setiap seminggu sekali dan di hari yang sama Sisil selalu ke sini, saya pikir hari ini seperti minggu-minggu yang lalu" ucap Arman sambil menatap nisan Alan
"Sisil telah pergi entah kemana, kamu lalai menjaganya, belum pulih Sisil dari traumanya, tapi kamu malah menambah rasa traumanya, semoga Sisil baik-baik saja sekarang, dan tidak berbuat nekat" ucap nyonya Martha kesal
"maksud tante?"
"kamu sudah tahu dengan pasti bagaimana kondisi Sisil...berkali-kali ia mengatakan ingin pergi menyusul Alan..." ucap nyonya Martha sambil menghapus cairan bening di matanya "aku hanya berharap ia tidak akan melakukan apa yang selama ini ia ucapkan" Nyonya Martha pergi meninggalkan makam Alan. Sudah cukup baginya berbicara pada mantan calon suami mantan menantunya itu.
Arman tertegun, memikirkan setiap kata yang keluar dari bibir mantan mertua Sisil tersebut. Ia masih mencerna kata-kata yang diucapkan oleh Martha "tidak...tidak...Sisil nggak mungkin senekat itu, tadi pagi aku baru menerima surat pengunduran diri Sisil" Arman menggelengkan kepalanya.
Ia kemudian merogoh ponselnya dan menelpon seseorang "carikan detektif yang paling bagus" kemudian Arman memasukkan ponselnya ke dalam sakunya kembali.
Ia sudaj bertekat akan mencara Sisil sampai ketemu, bahkan jika ia sudah tiada ia ingin tahu dimana makamnya. Ia tak akan berhenti sampai menemukan Sisil.
.
Seminggu sudah Sisil bekerja di cafe Starbass, ia merasa nyaman karena sebagian karyawan di sana baik kepadanya. Namun tetap ada beberapa karyawan perempuan yang merasa iri karena sikap Sisil yang begitu humbel.
Keceriaannya selalu menular pada orang di sekelilingnya. Kecantikannya membuat semua mata kaum adam mengaguminya. Sisil adalah orang tanpa cela di mata orang-orang. Mereka tidak tahu jika Sisil memiliki trauma, dan juga sendang menyembunyikan kesedihannya di balik sikap cerianya.
"Sil...layani Mr. Duran di meja VIP" ucap menejer cafe tersebut
"baik pak..." Sisil pun membawa buku menu dan juga kertas dan berjalan ke arah meja VIP berada
"Good mornig Sir..." ucap Sisil ramah dengan senyum yang menawan yang membuat setiap mata yang memandangnya jatuh hati padanya.
Salah satu orang mendongak menatap Sisil, ia tersenyum mengingat siapa yang berdiri menghadap mejanya. Dan yang duduk di hadapannya sedang asyik memainkan tabletnya.
"kita bertemu lagi Nona..." ucap orang itu. Sisil mengerutkan dahinya, ia tak pernah merasa pernah bertemu dengan kedua orang yang ada di hadapannya ini.
"maaf Tuan...tuan bisa berbahasa Indonesia rupanya" Sisil mengalihkan pembicaraan, ia tak ingin sok akrab dengan pelanggan apalagi mereka adalah pelanggan VIP di cafenya
"tentu saja Nona...kakek saya orang Indonesia" ucap pria itu yang tak lain tak bukan adalah Derry asisten Jackson
Sisil tersenyum, cukup basa-basinya pikirnya begitu " mau pesan apa tuan?" ucap Sisil ramah senyumnya tak pudar dari tadi.
"saya cappucino dan untuk orang galak di depan saya ini berikan espresso saja, biar harinya semakin pahit" ledek Derry yang memang pandai mencairkan suasana, dan itu sontak mendapatkan tatapan tajam dari orang di depannya.
"baiklah...mungkin ada lagi? Mau menambah cake mungkin atau pasta?" ucap Sisil ramah sambil menuliskan pesanan pelanggan yang ada di depannya itu.
"aku mau brownie cake satu" ucap Derry
"tambahkan cheese cake satu" ucap Jack kemudian mendongak menatap pelayan yang melayaninya.
Sisil sibuk mencatat pesanan kedua orang itu. Sedangakan Jack menatap Sisil dengan tatapan yang sulit diartikan. Derry memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh sahabat sekaligus bosnya itu.
"baik...jika tak ada lagi...saya akan membuatkan pesanan anda" ucap Sisil ramah, Jackson masih menatapnya "saya permisi" kemudian Sisil pergi meninggalkan meja VIP tersebut.
"Jack..." Derry membuyarkan lamunan Jackson
Jackson menoleh, menatap asistennya itu, dan kemudian kembali menatap layar tablet di tangannya.
"ada apa?" ucap Jack datar
"kenapa kamu memandangi pelayan tadi? Sudah lama kamu tak memandang wanita seperti tadi, bahkan dengan Hera pun kamu hanya menatap sekilas" ucap Derry
Jackson tak menjawab lagi pertanyaan Derry, menurutnya tak ada yang perlu dijawab. Ia hanya terkesima dengan sikap dan juga fisik Sisil.
Baginya wanita sama saja, mereka hanya mau menggodanya dan memanfaatkannya saja. Bahkan model pengganti yang akan menjadi model produk barunya saja sudah berani merayunya. Sebagai pria normal tentu ia tergoda, namun ia belum menyentuh model itu karena ia tak memilik waktu untuk bersenang-senang.
Perusahaannya di Indonesia masih sangatlah baru. Baru dua bidang usaha yang ia dirikan. Perusahaan konstruksi dan juga importir barang-barang mewah. Sedangkan pusat perbelanjaan itu, bisnis lainnya, yang ia hanya memiliki saham lima puluh persen saja. Sisanya banyak pengusaha lokal yang membeli saham yang sengaja ia jual karena waktu itu ia kehabisan modal.
Setelah menunggu sepuluh menit, Sisil kembali lagi mengantarkan pesanan dua orang bule tersebut. Dengan senyum ramahnya, ia menyapa dua orang yang ada di depannya
"maaf menunggu agak lama" ucap Sisil meletakkan pesanan mereka di meja "masih ada lagi yang bisa saya bantu?" Sisil menetap kedua orang bule itu yang terlihat tampan, namun sayangnya salah satu dari mereka bersikap dingin dan acuh "kalau tidak ada lagi saya permisi, silahkan dinikmati, jika memerlukan sesuatu silahkan panggil saya" ucap sisil sopan
Kemudian Sisil meninggalkan kedua orang tampan itu dan kembali melayani pelanggan lain. Sisil mendatangi meja yang baru saja ada pelanggan mendudukinya.
"selamat siang..." ucap Sisil sopan
"Sisil...?" ucap orang itu
"lhoh kak Reifan...." Sisil terkejut bertemu orang yang ada di hadapannya itu.
.
.
.
B e r s a m b u n g
Jangan lupa tinggalkan jejak ya bestie...